Ini Penyebab Beredarnya Daging Sapi Gelonggongan Menurut PPDS Jatim

jatimupdate.id
Muthowif, Foto dok JatimUpdate.id

Surabaya,JatimUpdate.id - Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPDS) Jawa Timur (Jatim) Muthowif menilai, ketersediaan stok sapi siap potong di Jatim kurang.

Hal itu, setelah ada indikasi ditemukannya daging sapi gelonggongan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, di sekitar Rumah Potong Hewan (RPH) Pegirian.

Baca juga: Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Kotamobagu Studi Tiru ke Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak

Menurut Muthowif, ditemukannya daging sapi gelonggongan itu, karena peredaran daging kurang memenuhi permintaan pasar.

"Temuan daging yang diindikasikan daging sapi gelonggongan di sekitar RPH Pegirian oleh DKPP Kota Surabaya, menandakan ketersediaan stok sapi siap potong di Jawa Timur kurang." kata Muthowif, Kamis (14//9).

"Sehingga untuk memenuhi kebutuhan permintaan pasar praktek glonggongan terjadi, dan tata niaga distribusi daging sapi sangat lemah atau belum maksimal." beber Muthowif.

Ia menegaskan, temuan tersebut bukan suatu yang baru, karena daging yang diindikasikan gelonggongan sudah lama beredar.

Muthowif mendesak, bila dinas terkait ingin menertibkan peredaran indikasi daging sapi gelongggolongan itu, jangan menyasar di sekitar Pegirian. Tapi semua pasar tradisional di Surabaya.

Baca juga: Hidup itu Menyala

"Jangan tebang pilih dong, itupun baru daging yang di jual di sekitar RPH Pegirian, sasar juga pasar tradisional di Surabaya dan pasar modern yang menjual daging." ujar Muthowif.

Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti menegaskan, pengawasan terhadap peredaran daging gelonggongan terus dilakukan.

Ia menyatakan, bila daging gelonggongan itu dikonsumsi warga, dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti diare.

Baca juga: 14.516 calon mahasiswa Ikuti UTBK Di Unair

Ia menjelaskan, ciri daging sapi gelonggongan biasanya terlihat basah karena terdapat relatif banyak cairan pada permukaan daging. 

“Cairan tersebut berasal dari daging yang berwarna kemerahan. Jika daging diletakkan di atas permukaan maka akan ditemukan cairan berwarna kemerahan di sekitar daging." katanya.

"Berat daging juga menyusut. Karenanya, pengawasan peredaran daging gelonggongan masih tetap dilakukan, itu bagian dari atensi kita untuk mencegah peredaran daging yang tidak sesuai dengan ketentuan,” ungkapnya. (roy)

Editor : Ibrahim

Politik Dan Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru