Indonesia Darurat Kekerasan Berbasis Gender, PWI Jatim Gelar Diskusi Edukasi Jurnalisme Empati

Reporter : -
Indonesia Darurat Kekerasan Berbasis Gender, PWI Jatim Gelar Diskusi Edukasi Jurnalisme Empati
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim bersama LPPM Universitas 17 Agustus (UNTAG) menyelenggarakan Diskusi Edukasi Jurnalisme Empati dalam prespektif gender, bertempat di Aula PWI Jawa timur, Jalan Taman Apsari 15-17 Surabaya, Jum’at (9/9/2022).

Surabaya (Jatimupdate.id) –Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim bersama LPPM Universitas 17 Agustus (UNTAG) menyelenggarakan Diskusi Edukasi Jurnalisme Empati dalam prespektif gender, bertempat di Aula PWI Jawa timur, Jalan Taman Apsari 15-17 Surabaya, Jum’at (9/9/2022).

Diskusi yang di hadari wartawan dari berbagai media cetak dan online yang ada di jawa timur. Menghadirkan nara sumber Dr Merry Frida Palupi, Dosen Universitas 17 Agustus Surabaya dan ketua PWI Jatim, lutfil Hakim.

Baca Juga: Glaukoma Demokrasi

Hingga saat ini berbagai bentuk tindakan diskriminatif terhadap perempuan secara kultural maupun secara struktural masih saja terjadi.

“Wartawan punya kewajiban untuk terus belajar, termasuk mempelajari peraturan/perundangan tentang gender atupun Kesejahteraan Ibu dan anak” jelas Ketua PWI Jatim, Lutfil Hakim.

Lutfil Hakim, dalam paparannya menyoroti bahwa sumber informasi dimasyarakat saat ini bukan hanya media massa tapi juga media social. “Media massa merupakan produk jurnalistik yang terikat UU Pers, Media Social tidak bisa dikontrol dalam memposisikan gender secara jurnalistik” Ungkapnya

“Wartawan berdasarkan UU Pers harus memiliki Etik of Crime, mengawal kepentingan publik, dan juga Etik of care, berempati terhadap persoalan, dan nara sumber. Apalagi kalau sumber berita ataupun korbannya wanita” jelas Lutfil.

Baca Juga: Lutfil Hakim, Ketua PWI Jatim Siap Bersaing di Pilkada Jatim 2024

Dr Merry Frida Palupi, Menyampaikan bahwa Indonesia saat ini Darurat Kekerasan Berbasis Gender (KBG). Pengaduan ke Komnas Perempuan meningkat secara signifikan sebesar 90% dari 2.134 kasus pada 2020 menjadi 3.838 kasus tahun 2021.

Kekerasan berbasis gender terhadap perempuan banyak dilakukan oleh kelompok yang seharusnya jadi pelindung, tauladan dan pihak yang di hormati sekitar 90% dari jumlah total pelaku. "Seperti anggota keluarga, atasan atau teman dekat. Relasi kuasa banyak menjadi pendorong Kekerasan Berbasis Gender” Jelasnya.

“Dalam hal penyelesaian, secara hukum  12% dan non hokum 3% sedangkann 85 % tidak ada informasi penyelesaiannya” Ungkapnya

Baca Juga: Momen HPN 2024 dan HUT PWI ke-78, PWI Lamongan Robohkan Rumah Janda Miskin

Praktik jurnalisme berprespektif gender dapat dilihat dari koqnitif, kesadaran gender seorang jurnalis. Institusi media membentuk pola kerja yang berprespektif gender. Tehnik jurnalistik sensitive akan persoalan gender, pilihan fakta social, tehnik penulisan maupun tehnik reportase yang mana dapat mempengaruhi orientasi media. Demikian penjelasan dari  Dr Merry Frida Palupi.

Menutup diskusi, Ketua PWI Jatim menyoroti, beberapa Perusahaan media bukan hanya menghasilkan produk jurnalistik, tapi juga menjadi konten creator, yang menjadikan sexsualitas bagian dari daya Tarik produknya, PWI Jatim berharap UNTAG lewat kajian dan penelitiannya bisa mendorong Dewan Pers bisa menertibkan media seperti itu. (yah)

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim bersama LPPM Universitas 17 Agustus (UNTAG) menyelenggarakan Diskusi Edukasi Jurnalisme Empati dalam prespektif gender, bertempat di Aula PWI Jawa timur, Jalan Taman Apsari 15-17 Surabaya, Jum’at (9/9/2022).Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim bersama LPPM Universitas 17 Agustus (UNTAG) menyelenggarakan Diskusi Edukasi Jurnalisme Empati dalam prespektif gender, bertempat di Aula PWI Jawa timur, Jalan Taman Apsari 15-17 Surabaya, Jum’at (9/9/2022).

Editor : Redaksi