Laboratorium Anti Microbacterial Resistance (AMR) Mendeteksi Kuman Dan Mikroba Cukup 15 menit.

Reporter : -
Laboratorium Anti Microbacterial Resistance (AMR) Mendeteksi Kuman Dan Mikroba Cukup 15 menit.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meninjau Fasilitas Lab AMR, di BBLK surabaya , selasa (11/10).

Surabaya (JatimUpdate.id) -Gubernur Khofifah baru saja meresmikan Laboratorium Anti Microbacterial Resistance (AMR) di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya, Selasa (11/10). Laboratorium AMR ini merupakan hasil kerjasama antara Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Inggris bersama Kementerian Kesehatan RI dalam pengendalian Anti Microbacterial Resistance (AMR) di Indonesia.

Melalui hibah dari The Fleming Fund, pendirian laboratorium ini diharapkan akan meningkatkan kemampuan negara dalam mengidentifikasi dan mendiagnosis infeksi resisten obat dengan titik berat pada infeksi bakteri. Serta untuk memperbaiki data surveilans agar dapat digunakan untuk menentukan kebijakan tingkat nasional dan internasional.

Baca Juga: Mendagri Tunjuk Sekprov Jadi Pelaksana Tugas Gubernur Jatim

Lebih lanjut, pengendalian Anti Microbacterial Resistance (AMR) atau resistensi antibiotik akibat mikroba dinilai penting pada saat ini karena terbukti menjadi pandemi senyap yang berbahaya. 

Bahkan data Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa setiap tahunnya sebanyak 1,27 juta orang meninggal dunia karena infeksi akibat resisten terhadap obat antibiotik. Di tahun 2050, resistensi antimikroba diprediksi akan menjadi pembunuh nomor satu di dunia.

Diprediksi bahwa di masa depan bahwa resistensi antimikroba menyumbang tingkat kematian yang akan mencapai 10.000.000 jiwa per tahun. Dan akan menyumbang kematian tertinggi terjadi di kawasan Asia.

Guna mencegah prediksi itu menjadi nyata, maka dibutuhkan Laboratorium AMR yang bisa melakukan deteksi dan upaya pencegahan meluasnya resistensi antimikroba.

Sementara itu, Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia Matthew Downing mengungkapkan bahwa Laboratorium Rujukan AMR di Indonesia hanya ada 2 dan salah satunya ada di Surabaya.

Menurut Matthew, AMR adalah ancaman bagi kesehatan dunia. Karena menurutnya jika covid-19 adalah tsunami, maka AMR diibaratkan layaknya naiknya permukaan air laut. Tanpa batas dan bisa menenggelamkan kota semua.

“Pada semangat Presidensi G20, Pemerintah Inggris bersama The Fleming Fund bertekat sama untuk memastikan bahwa langkah antisipatif dampak AMR menjadi kepentigan global,” katanya

Baca Juga: Beredar Kabar Gubernur Jatim Di-Plh

Dikatakan Matthew, Fleming Fund Country Grant dari pemerintah Inggris untuk Indonesia telah mendukung Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya dengan investasi mencapai total IDR 6,2 miliar untuk renovasi, instrumen canggih dan penguatan kapasitas laboratorium termasuk pelatihan penting.

Dikatakannya, AMR adalah pandemi yang sunyi. Sehingga kapasitas sistem pengambilan sampel dan laboratorium untuk menghasilkan data dengan cepat dan dengan standar tinggi sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa.

BBLK Surabaya sebagai lab rujukan nasional pengendalian resistensi antimikroba (AMR) didukung dengan peralatan canggih yang dibantu Fleming Fund yaitu BioMerieux VITEK MS atau yang juga dikenal sebagai MALDI-TOF, alat ini mampu mengetahui jenis kuman dalam waktu hanya 15 menit, Jauh lebih cepat dibandingkan dengan metode lain yang membutuhkan waktu 4 jam, sehingga memudahkan dokter dalam memberikan terapi kepada pasien secara cepat dan akurat.

“Pengawasan nasional, dengan koordinasi One Health di seluruh sistem, sangat penting untuk menginformasikan pemberian dan kebijakan perawatan kesehatan. Inggris bangga dapat berkolaborasi dengan Indonesia saat kita semua mengatasi ancaman mematikan ini,” ujar Matt.

Baca Juga: Hari Terakhir Menjabat, Gubernur Khofifah Pamit

Selain menunjang alat kesehatan dan kualitas laboratorium, Pemerintah Inggris juga meningkatkan kualitas SDM yang ada di BBLK. Dengan tujuan untuk menunjang kemampuan tenaga kesehatan dalam menjalankan tugas sebagai laboratorium rujukan dan surveilans.

“Ini juga dilakukan untuk memperkuat sistem koordinasi pemerintah melalui AMR One Health. Disini tenaga kesehatan dibekali keterampilan untuk mengolah data dari permasalah AMR. Sehingga bisa melindungi seluruh masyarakat Indonesia,” tegasnya. (yah)

Lab AMR Lab AMR

 

Editor : Redaksi