Sadari dan Sadanis Mampu Sembuhkan Kanker

Reporter : -
Sadari dan Sadanis Mampu Sembuhkan Kanker
Peringatan Bulan Kesadaran Kanker Payudara dilakukan di FX Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (30/10)

JAKARTA (JatimUpdate.id)-Ada cara mudah untuk mencegah terjadinya kanker payudara yakni dengan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) dan pemeriksaan payudara klinis (Sadanis). Dengan melakukan dua hal tersebut, 90 persen penderita kanker bisa sembuh.

Sayangnya, 70 persen pasien kanker di Indonesia baru berkunjung pada saat stadium akhir. Bahkan, menurut jajak pendapat Kompas tahun lalu, hanya 1 dari 5 responden perempuan mengaku pernah ke dokter untuk memeriksa payudara.

Dari data BPJS Kesehatan tahun 2020, kanker menjadi penyakit katastropik dengan pembiayaan terbesar kedua setelah penyakit jantung yaitu sebesar Rp 3,5 triliun. Dan satu dari delapan wanita dapat mengidap kanker payudara selama hidupnya.

“Saya sangat menyadari dan ingin mengingatkan kita semua, bahwa terlambat mendeteksi kanker bisa mengakibatkan penurunan kualitas hidup, lama harapan hidup menjadi rendah, serta beban pembiayaan yang besar,” ujar Penasihat Darma Wanita Persatuan Kementerian Kesehatan (DWP Kemenkes), Ida Budi Gunadi Sadikin, pada peringatan Bulan Kesadaran Kanker Payudara, di FX  Sudirman, Senayan Jakarta Pusat, Minggu (30/10).

Padahal, lanjut Ida, penanganan kanker pada stadium dini akan memberikan peluang kesembuhan lebih dari 90 persen. Oleh karena itu, kunci keberhasilan dari penanggulangan kanker payudara adalah dengan melakukan pencegahan faktor risiko kanker payudara melalui penerapan pola hidup sehat serta deteksi dini.

“Untuk itu saya mengajak masyarakat, terutama kaum perempuan untuk melakukan edukasi ke sesama dan melakukan deteksi dini kanker payudara melalui periksa payudara sendiri (Sadari) atau periksa payudara klinis (Sadanis) di pusat kesehatan masyarakat atau metode deteksi dini lainnya di fasilitas kesehatan,” pinta Ida.

Sadari dan Sadanis dapat dilakukan setiap bulan pada hari ke 7 hingga ke 10 terhitung dari hari pertama haid, atau pada tanggal yang sama setiap bulan bagi perempuan yang sudah menopause. Dengan melakukan Sadari dan Sadanis secara berkala, kanker payudara dapat ditemukan pada stadium dini dan meningkatkan angka harapan hidup pada penderitanya.

Kementerian Kesehatan RI juga terus menerus mengedukasi masyarakat Indonesia untuk menghindari penyakit kanker dengan menjalankan pola hidup CERDIK (Cek kesehatan berkala; Enyahkan asap rokok; Rajin aktivitas fisik; Diet seimbang; Istirahat cukup; Kelola stres).

Selain itu, masyarakat juga dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis kanker atau onkolog bila ditemukan benjolan atau perubahan pada payudara saat melakukan Sadari atau Sadanis. Perilaku menunda akan menjadikan sel kanker berkembang lebih ganas lagi dan mengurangi peluang untuk sembuh.

“Perjuangan melawan kanker payudara adalah perjuangan kita bersama. Di sekeliling anda, ada orang-orang yang mengasihi dan menjadi penyemangat Anda untuk terus hidup, di luar sana, juga banyak dokter dan ilmuwan yang tak kenal lelah berupaya menemukan terapi kanker yang terbaik bagi Anda,” ungkap Ida.

Dari data yang didapat dari Kemnkes RI, lebih dari 200 jenis kanker yang ada, kanker payudara merupakan jenis kanker terbanyak di dunia, termasuk di Indonesia. Tercatat sebanyak 2,3 juta perempuan di dunia didiagnosis kanker payudara. Di Indonesia, jumlah penderita kanker payudara diperkirakan bertambah sekitar 65.000 kasus baru setiap tahun. (YY)

Editor : Redaksi