Apa Itu Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) Yang Mau di Pakai Pemprov Jatim?

Reporter : -
Apa Itu Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) Yang Mau di Pakai Pemprov Jatim?
Dokumen BMKG

Surabaya, JatimUPdate.id,- Apa Itu teknologi Modifikasi Cuaca Yang Mau di Pakai Pemprov Jatim?

TMC adalah suatu bentuk upaya manusia memodifikasi cuaca dengan tujuan tertentu agar mendapatkan kondisi cuaca seperti yang diinginkan. Disebut sebagai suatu teknologi karena aktivitas memodifikasi cuaca pada dasarnya merupakan suatu aplikasi yang memerlukan sentuhan teknologi dalam prosesnya

Baca Juga: Sinar Matahari Di Jawa Timur Terasa Panas Mendidih Extrem

TMC adalah suatu bentuk upaya manusia memodifikasi cuaca dengan tujuan tertentu agar mendapatkan kondisi cuaca seperti yang diinginkan. Disebut sebagai suatu teknologi karena aktivitas memodifikasi cuaca pada dasarnya merupakan suatu aplikasi yang memerlukan sentuhan teknologi dalam prosesnya.

Pada prinsipnya, TMC bukan proses membuat hujan. Jadi, istilah hujan buatan yang banyak digunakan atau dikenal oleh masyarakat sebenarnya kurang tepat, karena Balai Besar TMC tidak membuat hujan. Yang benar, hanya memodifikasi cuaca, memberikan perlakuan, mengintervensi proses fisika di sistem awan untuk tujuan tertentu, tergantung kebutuhannya. Menambah, atau mengurangi intensitas curah hujan, urainya.

Baca Juga: Hadapi Cuaca Panas Ekstrem, Begini Tips Aman Beraktifitas di Luar Rumah Ala Gubernur Khofifah

Adapun di Indonesia sejarah TMC dimulai di tahun 1977 atas gagasan mantan Presiden Soeharto yang menginginkan hujan buatan untuk mendukung sektor pertanian di Indonesia. Gagasan tersebut direspon BJ Habibie yang saat itu menjabat selaku Penasihat Presiden Bidang Teknologi dengan melakukan proyek percobaan hujan buatan pada tahun 1977 di Bogor, Sukabumi dan Solo di bawah asistensi Prof Devakul dari Royal Rainmaking Thailand.

Tercatat, di Indonesia kegiatan TMC dari tahun 1979 - Desember 2018 sudah banyak dengan berbagai tujuan, antara lain untuk mengairi irigasi TMC sebanyak 36 kali, Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) 44, irigasi dan PLTA 24, kebakaran hutan dan lahan 40, mitigasi banjir 5, pengurangan curah hujan di area tambang dan proyek 2, acara kenegaraan dan pengamanan infrastruktur nasional 11 kali. Termasuk saat itu pengamanan Asian Games 2018 dimana Indonesia menjadi tuan rumahnya.

Baca Juga: Cuaca Extrem, Polairud Bagikan Sembako Untuk Nelayan

Bahkan jauh sebelumnya, TMC telah dimanfaatkan untuk mitigasi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sejak tahun 1997-1998.Saat itu karhutla hebat juga terjadi di Indonesia. Selain itu di tahun 2013, TMC juga membantu upaya redistribusi hujan saat banjir melanda ibu kota di awal  2015, TMC juga intens berperan dalam penanganan dan pencegahan karhutla. Tahun 2019 operasi TMC dilakukan untuk penanggulangan karhutla serentak di lima provinsi.

Meski dalam kondisi kemarau, BBTMC BPPT mencatat hasil operasi TMC mampu menggelontorkan air hujan dalam jumlah banyak. Total curah hujan di Kalimantan Tengah sebanyak 1,39 miliar meter kubik, Kalimantan Barat 1,9 miliar meter kubik, Provinsi Riau dan Jambi 1,56 miliar meter kubik, Sumatera Selatan dan Jambi 436 juta meter kubik.(Yah

Editor : Redaksi