Kasus Tonaji Diduga Mall Administrasi, Gembong Ingatkan RSD Balung

Reporter : -
Kasus Tonaji Diduga Mall Administrasi, Gembong Ingatkan RSD Balung
Anggota Komisi D DPRD Jember Gembong Konsul Alam

Jember _ JatimUpdate.id _ Kasus Tonaji (52) warga Desa Glundengan Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember, pasien gagal ginjal yang semula ditangani RSD Balung,  mendapat atensi Komisi D DPRD Jember.

Seperti diungkapkan Anggota Komisi D DPRD Jember Gembong Konsul Alam, pada media ini menyatakan  bahwa kasus penanganan Tonaji itu merupakan mall administrasi.

Baca Juga: Hasil SPI KPK RI Jember Rendah, Begini Kata Ketua DPRD Jember

“Merespon kasus penanganan layanan kesehatan bagi masyarakat, terutama yang kurang mampu di Kabupaten Jember, Komisi D DPRD Jember tadi (Jum’at, 06/01/2023)  telah memanggil 3 Kepala RSD  (Rumah Sakit Daerah), dan 50 kepala puskesmas,  untuk diminta keterangannya,” ucap Gembong.

Baca Juga :  Pasutri di Jember Rawat Ratusan ODGJ Sejak Tahun 1985

Berdasarkan dari harisl Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang diselenggarakan di Gedung DPRD Kabupaten Jember, kata Gembong terungkap beberapa fakta, yang sudah sepatutnya menjadi perhatian, terkait dengan pelayanan kesehatan masyarakat.

“Kami, Komisi D DPRD Jember sudah banyak mendapatkan masukan dari masyarakat, terkait dengan permasalahan pelayanan kesehatan, yang masih dikeluhkan masyarakat,” katanya.

Bukan hanya kasus yang menimpa Tonaji, berdasarkan penjelasan Kepala BPJS Kabupaten Jember, menurutb Gembong didapatkan kecurigaan bahwa layanan BPJS diduga menjadi modus, untuk kepentingan tertentu.

“Ini masih dugaan ya, tentu perlu kajian lebih dalam,” Gembong menimpali.

Pelayanan BPJS itu, kata Gembong  dihitung per penanganan penyakit, bukan lama tidaknya. Sementara dari hasil masukan masyarakat, didapatkan pelayanan rumah sakit,  yang sudah memulangkan pasien dalam waktu relatif pendek.

“Dua tiga hari, pasien sudah dipulangkan. Sementara, belum dipastikan apakah pasien sudah sembuh atau tidak,” ujarnya.

Politisi asal Partai Nasdem itu, mengingatkan agar jangan sampai program Pemerintah Kabupaten Jember yang sudah baik, malah dicemari dengan praktek pelayanan kesehatan masyarakat yang kurang baik.

“Kami tidak menginginkan itu. Karenanya, kami berharap agar pengelola pelayanan kesehatan di Kabupaten Jember, memperhatikannya,” tegasnya.

Baca Juga: Penuhi Tuntutan Mahasiswa Tolak Kenaikan Harga BBM, Enam Dari Tujuh Fraksi DPRD Jember TandaTangan

Tanggapan Direktur RSD Balung

Usai mengikuti RDP  bersama Komisi D DPRD Jember, Direktur RSD Balung dr Nurullah, kepada media ini mengatakan bahwa dalam menanganti pasien gagal ginjal atas nama Tonaji, pihak RSD Balung sudah melakukan prosedur yang benar.

Direktur RSD Balung dr NurullahDirektur RSD Balung dr Nurullah

“Menurut rekam medis yang kami dapatkan, penanganannya sudah melalui prosedur yang benar,” ucapnya.

Lebih lanjut, Nurullah yang baru menjabat sebagai Direktur RSD Balung itu menjelaskan bahwa Tonaji masuk ke RSD Balung pada tanggal 31 Januari 2022, dan pulang pada tanggal 2 Januari 2023.

“Pada saat pasien masuk, itu kita sudah melakukan pelayanan sesuai prosedur. Karena pelayanan diberikan oleh dokter spesialis penyakit dalam,” paparnya.

Baca Juga: Disclaimer Rp 107 Milliar Dana Covid DPRD Jember Janji Klarifikasi BPK RI

Berdasarkan hasil pemeriksaan tim medis RSD Balung, kata Nurullah pasien harus dirujuk ke RSD dr Soebandi.

“Hanya saja, pihak keluarga meminta pulang terlebih dahulu, untuk berembug dengan keluaarga,” katanya.

Nurullah juga menegaskan bahwa tidak ada upaya pemulangan paksa terhadap pasien. “Tidak ada kalau pemulangan paksa,” imbuhnya.

Ditanya soal kasus Tonaji, yang pada saat pemulangan pasien gagal ginjal itu pihak RSD Balung menyatakan sudah sembuh, sementara kondisi sebenarnya masih dalam kritis.Nurullah menjelaskan bahwa untuk keperluan administrasi, kata Nurullah, pada saat pemulangan pasien terjadi kesalahan contreng.  

“Sebenarnya, jika petugar medis tidk mungkin melakukannya, karena setiap pasien memiliki rekam jejak medisnya. Tetapi saya tidak mau menyebutkan siapa orangnya. Karena, hal yang dilakukan pada coretan resume medis itu, hal yang tidak biasa dilakukan,” ujarnya mengelak. (MR/Rbt)

 

Editor : Redaksi