Catatan Mas AAS
Bau Tanah Yang Khas Sehabis Turun Hujan

Sebuah kemewahan yang tak mampu diungkap dengan bahasa.
Sebuah keadaan yang selalu bisa kita rindukan bersama: menantikan aroma hujan dan tanah yang kering. Karena pada kejadian yang seperti itu ada ketenangan yang mampu menjernihkan pikiran.
Juga pada keadaan malam ini!
Hujan yang sebentar tak cukup untuk membasahi tanah sampai ke dalamnya. Namun aroma khas nan unik justeru menyeruak sampai di radar penciuman panca indera jelas sekali. So sweet sekali.
Malam ini sedang benar-benar menikmati atmosfirnya. Malam semakin temaram, udara segar, dan duduk menikmati kopi beralaskan bumi beratapkan langit. Di Surabaya.
Duduk melamun sambil mematung. Memandang langit yang luas sekali. Seorang lelaki kadang habiskan waktu dengan berkegiatan seperti ini. Duduk sendirian berteman angin, pohon, tanaman, dan semua penghuni alam semesta.
Ini penting dilakukan!
Mengisi bahan bakar dalam ruang batin agar penuh terisi spirit. Untuk menemani raga ini melangkah maju meraih asa dan mimpi ke depan.
Membaca sejarah juga demikian. Bagaimana Sir Winston Churchill, seorang penulis, politikus, juga Perdana Menteri Britania Raya saat itu berpikir keras untuk memenangkan Perang Dunia kedua nya!
Juga masih ingat samar-samar melihat sang sutradara juga merangkap jadi pemain utama dalam film "Braveheart". Bagiamana William Wallace seorang Skotlandia legendaris yang diperankan oleh sang sutradara Mel Gibson, ia berpikir keras cara memenangkan pertempurannya.
Mungkin juga terjadi pada Nelson Rolihlahla Mandela. Bagiamana ia harus sabar bertahun-tahun lamanya tinggal di hotel prodeo, penjara. Seorang pejuang antiapartheid dan akhirnya berhasil menjadi Presiden Afrika Selatan saat itu!
Diceritakan ketiganya baik; Winston Churchill, William Wallace, dan Nelson Mandela. Mereka menarik diri sejenak dari alam ramai, kemudian masuk dalam ruang-ruang hening saat malam tiba seperti pada malam sekarang. Untuk mengumpulkan tenaga juga mengisi bahan bakar agar batinnya semakin kuat melanjutkan perjalanan kehidupannya.
Mereka bukan melawan orang lain, mereka berusaha menaklukkan dirinya sendiri. Musuh ataupun perjuangan yang sedang mereka tempuh. Adalah sebuah bahan sekadar pemantik ketiganya masuk dan mengamini akan apa yang terdapat di dalam ruang batin mereka. Bukan diluar mereka!
Malam ini pun sama. Penulis berusaha mengalami menikmati atmosfir yang bisa jadi juga dialami oleh ketiga tokoh besar itu. Meski sekadar dalam pertarungan di ranah pikiran, juga batin. Melampaui ego dengan anak cabangnya yang bejibun bisa jadi: lelah, takut, sendirian, dan seluruh anasir negatif barangkali. Semua itu harus disadari tak mungkin ditolak karena itu kasunyatan. Melamun sambil mematung seperti pada malam ini adalah cara tradisional yang cukup efektif dan efisien untuk menggulung jagat.
Setidaknya jagat yang berada dalam alam kecil alam pribadi diri sendiri! Bukankah alam luar yang besar itu hanyalah pantulan yang ada di dalam diri ini semata!
Kembali menikmati momen saat hujan sudah reda di kota pahlawan Surabaya. Secangkir kopi di atas meja dan sedikit camilan di piring, sudah lebih dari cukup. Membawa pikiran ku untuk mengenal satu demi satu tokoh-tokoh dunia tersebut. Mengenal legacy yang mampu ketiganya ukir dalam hidup mereka!
Bagaimana mimpi, pikiran, keberanian, keberpihakan, dan cara ketiganya mampu memenangkan pertarungan dalam hidup mereka.
Hidup sekali harus berarti benar-benar ketiga tokoh besar itu kerjakan, teladan kan!
Masih dalam sikap yang sama, mungkin saat dilihat orang: masih melamun sambil mematung dan lalu jemari ini digerakkan untuk mengumpulkan huruf-huruf menjadi tulisan ini, pada malam ini, di sini di emper rumah Surabaya.
Siapa tahu tulisan ini mampu menjadi teman Anda sebelum berangkat istirahat tidur pada malam ini.
Demikian.
AAS, 9 Maret 2023
Emper Rumah Surabaya