Rakor Operasi Ketupat Semeru, Berikut Poin yang Ditekankan Gubernur Khofifah

Reporter : -
Rakor Operasi Ketupat Semeru, Berikut Poin yang Ditekankan Gubernur Khofifah
Foto Khofifah saat Rakor Operasi Ketupat Semeru

Surabaya, JatimPPdate.id - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama jajaran Forkopimda Jatim memantapkan koordinasi menyongsong momentum Hari Raya Idul Fitri 1444 H melalui Rakor Lintas Sektoral Operasi Ketupat Semeru 2023 di Gedung Mahameru Polda Jatim, Rabu (12/4/2023). Hal tersebut dilakukan untuk menciptakan suasana di Jatim tetap aman, kondusif, sehat dan lancar.

Berdasarkan survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan, tahun ini dipredikasi akan terjadi peningkatan jumlah pergerakan masyarakat Jatim yang melakukan perjalanan sebanyak 21,2 juta orang. Jumlah ini meningkat 45,2% dari tahun 2022 yang sejumlah 14,6 juta orang.

Baca Juga: Tinjau Pelaksanaan Pemilu di Surabaya dan Mojokerto, Adhy Karyono Alhamdulillah Semua Aman

Dalam arahannya, Gubernur Khofifah meminta kesiapan berbagai instansi lintas sektoral dalam empat hal. Pertama soal logistik. Khofifah meminta BULOG untuk memastikan stok beras di Jatim aman baik menjelang Lebaran hingga setelah Lebaran atau saat cuti bersama.

Selain beras, Khofifah juga menyoroti beberapa bahan pokok lain seperti minyak goreng terutama merk Minyakita. Karena dari tinjauan ke berbagai pasar di Jatim stok Minyakita banyak mengalami kekosongan.

"Padahal Minyak Kita itu harganya standar HET yakni Rp. 14.000/liter. Harusnya ini tersedia di pasar tapi suplainya masih sangat terbatas. Kalau masyarakat terkonfirmasi logistik aman, maka tidak ada panic buying,” imbuhnya.

Penekanan kedua dari Gubernur Khofifah adalah soal kesiapan tempat wisata di Jatim. Dalam hal ini, ia menekankan kepada seluruh pelaku wisata termasuk pengelola obyek wisata di Jatim untuk melakukan assesment dan pengecekan di tempat wisata, terutama arena permainan dan wisata air.

“Kebutuhan pemenuhan kebahagiaan bagi wisatawan di titik-titik tertentu perlu kita antisipasi termasuk potensi menimbulkan kemacetan di sekitar tempat wisata. Keberadaan relawan penting di titik tertentu seperti Pramuka dan Tagana . Artinya mereka akan membantu proses penanganan kedaruratan, jika dibutuhkan,” urainya.

Kemudian ketiga adalah soal kesehatan, yakni dengan memaksimalkan posko-posko layanan kesehatan di berbagai titik. Termasuk kesiapsiagaan rumah sakit dan puskesmas di berbagai wilayah.

Baca Juga: Mendagri Tunjuk Sekprov Jadi Pelaksana Tugas Gubernur Jatim

“Membahas soal laka lantas, kematian akibat laka lantas ini bisa diminimalisir dengan respon cepat dan koneksitas layanan kesehatan terdekat. Termasuk terkoneksi dengan aplikasi command center baik Polda, kemudian Dinkes Jatim, Pertamina, PLN dan sebagainya. Supaya ketika terjadi sesuatu koneksitasnya bisa dilakukan sesegera mungkin, ambulance cepat datang dan seterusnya,” terang Khofifah.

Selanjutnya yang keempat adalah kesiapan soal listrik dan BBM. Terkait stok BBM, Gubernur Khofifah meminta Pertamina menyiapkan SPBU darurat di berbagai titik yang belum terdapat SPBU. Terutama wilayah Pantai Selatan Jatim yang terdapat banyak wisata pantai. Kemudian PLN untuk memastikan gardu-gardu PLN berfungsi dengan baik.

“Hal-hal ini menjadi penting antara destinasi wisata dengan PLN maupun dengan Pertamina. Maka dibutuhkan koordinasi detail di lini paling bawah perlu dibreakdown kembali supaya antisipasi lebih komprehensif,” katanya.

Baca Juga: Beredar Kabar Gubernur Jatim Di-Plh

Sementara itu, Kapolda Jatim Irjen. Pol. Toni Harmanto menekankan beberapa hal. Diantaranya yakni untuk mengoptimalkan monitoring melalui RTMC-TMC. Yakni dengan memaksimalkan CCTV di wilayah untuk dikoneksikan dengan command center. Polda Jatim telah mengkoneksikan 586 titik dengan command center.

Kemudian melakukam koordinasi dengan Dinas Perhubungan di kewilayahan untuk melakukan ram cek terhadap kendaraan bus angkutan umum termasuk kendaraan wisata. Serta Quick respon terhadap semua gangguan dan keluhan yang timbul pada pelaksanaan OPS ketupat Semeru 2023.

“Perkuat komunikasi dan koordinasi antar instansi stakeholder, jangan sampai terjadi keterlambatan yg menyebabkan Masalah baru. Kemudian juga jalur dan lokasi wisata dipastikan kesiapannya agar tidak overload,” pungkasnya.(Hil)

Editor : Nasirudin