Catatan Mas AAS

Maturnuwun Gusti, Bisa Sekolah

Reporter : -
Maturnuwun Gusti, Bisa Sekolah
sekolah

Pernahkah Anda semua sempat berpikir, dalam kesendirian, bahwa kita semua bisa sekolah yang tinggi itu bukanlah karena kemampuan diri sendiri. Namun hanya doa yang dikabulkan Tuhan, yang tak pernah alpha dilantunkan ke langit tertinggi dan dilakukan oleh orang-orang tercinta di sekeliling kehidupan kita semua!


Penulis meyakini premis di atas, entah kalau Anda?

Baca Juga: Kekuatan Berbicara


Sehingga meski hari ini masih pagi, ijinkan penulis menghaturkan terima kasih tak terhingga kepada: leluhur, orang tua, saudara, kolega, dan para guru semuanya.
Karena pada hari ini, penulis masih diberi kesempatan mengenyam pendidikan di level tertinggi.


Semalam sampai rumah dinihari. Setelah dari beraktifitas di kampus UB Malang. Seharian sebelumnya.


Dan bangun tidur tadi rada kesiangan. Setelah sebelumnya bangun sebentar sowan. Lalu melanjutkan sejenak memeluk guling dan bantal. Karena kedua mata masih pedas sekali rasanya.


Kemudian bangun kembali, karena kebiasaan hidup di jaman modern bangun tidur bukan pegang sapu bersihkan rumah, malahan pegang hape.


Lalu scroll beberapa obrolan di WhatsApp grup. Berhentilah, di satu grup, yaitu grup WA kampus dimana penulis mengabdi di situ.


Ada satu link tulisan yang di share oleh anggota grup. Lalu link berisi tulisan itu pun dibaca.


Tulisan itu berjudul "Tuhan ijinkan saya sekolah".


Tak terasa membaca tulisan pendek itu, wajah ini spontan malah basah kuyup bukan oleh air di bak kamar mandi yang seharusnya dipakai buat mandi bebersih diri, usai bangun dari tidur. Malahan basah oleh buliran air mata yang mengalir di pipi, membaca kisah masa kecil seorang yang bernama Abu Nasir


Singkat cerita kisah anak kecil yang hidup melarat hanya tinggal bersama ibu nya ini, mengalami pergolakan jiwa yang sedemikian besar di masa kecilnya. "Untuk apa sekolah lebih baik bekerja dengan berdagang jual gerabah milik pak lik nya di sebuah desa di wilayah Nganjuk."


Tetapi batin anak kecil itu selalu menjerit, ia ingin sekolah!


Namun, takdir setiap bocah sudah menjadi nasibnya kelak dikemudian hari. Anak kecil penuh kisah hidup seperti pelangi di masa kecilnya itu akhirnya bisa sekolah di daerah Pasuruan. Ia bersekolah di sekolahan Muhammadiyah. Untuk lebih jelasnya, pembaca bisa cari tulisan tersebut, dengan judul di atas: Tuhan ijinkan saya sekolah!


Meski hari ini kita semua hidup di jaman millenial dan modern. Tidak menutup kemungkinan ada kisah yang sama dan banyak di desa-desa nun jauh di sana di negeri tercinta ini.

Baca Juga: Mahasiswa Otentik


Tersebab keadaan ekonomi dan kurangnya spirit dan dukungan dari orang-orang terdekat untuk meraih mimpi, contoh saja mimpi pingin sekolah yang tinggi. Musnah sudah nasib mimpi tersebut. Namun, itu tidak terjadi pada kisa anak kecil tersebut.


Hanya bermodal tekad serta nekad, Tuhan pun luluh kalau boleh dikatakan demikian, menjawab dan kabulkan mimpi anak tersebut. Meski secara logika kadang mustahil semua bisa terjadi.


Berkaca dalam tulisan tentang kisah anak kecil yang luar biasa ini, yaitu bapak Abu Nasir. Sudah seberapa bersyukur kita semua, diberikan oleh Tuhan bisa sekolah sampai sejauh ini. Dengan cara apa kita semua mensyukurinya? Pertanyaan klise yang tentu saja, mari kita jawab masing-masing.


Menilik dari kisah anak kecil Abu Nasir, dengan sekolah banyak sekali manfaat yang ia peroleh. Diantaranya: pikirannya menjadi terbuka, mindset nya bertumbuh dengan baik, dan tumbuh rasa sadar dalam dirinya untuk berbakti kepada orang-orang terkasih untuk memberikan persembahan hidup yang bajik. Dan tak lupa, utamanya ia Ingin mengabdi untuk negeri yang dicintainya. Dengan caranya, mengabdi dalam dunia pendidikan barangkali.


Bisa jadi saat ia menerima keadaan karena anak terlahir sebagai anak miskin, hanya tinggal dengan Ibunya saja, dan saudara orang tuanya tidak ada yang mendukung karena kondisi ekonomi yang begitu melilit. Bisa jadi perubahan hidup itu tidak akan terjadi dialami oleh anak kecil itu! Bila ia hanya menerima keadaan yang berkekurangan tersebut. Tidak mengambil tindakan.


Sehingga meski ia harus menerima kenyataan hidup yang begitu menghimpitnya. Ia tidak putus, menyampaikan mimpi-mimpinya itu kepada Sang Illahi Robbi.


Dan dengan caraNya yang ajaib, akhirnya Zat Yang Maha Kaya tersebut menjawab semua harapannya.

Baca Juga: Tidak Ada Mimpi yang Terlalu Besar Untuk di Kejar!


Ibunya, dan saudara-saudara dari orang tuanya. Hanya bisa memberi doa tidak lebih, karena keadaan.


Dan seluruh kejadian dalam kehidupan seorang anak kecil yang penuh cerita itu. Akhirnya sebagai cara Tuhan untuk menguatkan hati dan membesarkan jiwanya agar mampu berbuat hal besar untuk keluarganya kelak juga untuk negerinya.


Dan kata paling indah yang anak kecil itu selalu ingat adalah "Ibu ijinkan saya sekolah." Meski saja sang Ibu merayu anak kecil itu agar mengurungkan niatnya!


Namun hanya tekad besarlah yang dimiliki oleh anak kecil itu, sehingga takdir hidup yang seharusnya ia alami memanglah terjadi, dan roda kehidupan pun kini di pergilirkan secara alami dalam kehidupan si anak kecil itu bersama orang-orang tercintanya.


Terima kasih Prof. Saifie.Telah berbagi sesuatu yang berarti. Sebuah link tulisan kecil nan sederhana, justeru mampu memantik rasa syukur yang tak berkesudahan, yang penulis alami pada pagi nan ceria ini.


Maturnuwun Gusti.


AAS, 3 Mei 2023
Pasar Soponyono Rungkut Surabaya

Editor : Wahyu Lazuardi