Ditemukan Tertelungkup Di Pantai Paseban Kencong Jember

Terungkap Identitas Mayat Mr X

Reporter : -
Terungkap Identitas Mayat Mr X
Mayat berjenis kelamin laki-laki umur 58 tahun, ditemukan dalam keadaan tertelungkup di pantai Paseban Kencong Jember

Jember (Jaatimupdate.id)  - Terungkap identitas mayat yang disebut Mr X. Mayat itu semula ditemukan warga sekitar yang kebetulan akan pergi memancing,  dalam kondisi telanjang di tumpukan sampah Pantai Paseban, Kecamatan Kencong. Diketahui identitas korban bernama Untung, Warga Desa Sidorejo, Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember.

Mayat pria yang diperkirakan umur 58 tahun itu, terungkap setelah anak korban Buyung Hidayat, mendengar kabar adanya penemuan mayat di Pantai Paseban. Buyung melakukan kroscek, karena ayahnya  sejak Selasa pagi pamit ke rumah saudara di daerah Tunjungrejo, Desa Meleman, Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang.

"Tapi sampai Rabu malam tidak ada kabar, kita semua keluarga juga sudah mencari," kata Buyung saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Jumat (13/5/2022) siang.

Saat dicek di kamar mayat Puskesmas Kencong, lanjut Buyung, dipastikan jenazah korban adalah ayahnya.

Kata Buyung, korban memiliki riwayat penyakit Stroke ringan. Diduga korban meninggal tercebur di aliran Sungai Bondoyudo yang berada diantara perbatasan Lumajang - Jember.

"Bapak saya memang jarang pamit, juga senang memancing. Mungkin saat mancing (aliran Sungai Bondoyudo), penyakitnya kumat (kambuh, red) hingga tercebur ke sungai dan ditemukan ini," ujarnya.

Terpisah terkait proses pemeriksaan fisik luar tubuh korban. Tim Inafis Polres Jember menuju Puskesmas Kencong melakukan pemeriksaan.

"Untuk luka pada wajah korban, diduga karena benturan batu padas di sungai. Korban saat ini sudah ditangani dan selanjutnya akan dimakamkan di tempat tinggalnya," ujar salah seorang anggota Polsek Kencong.
[14.20, 13/5/2022] AttaHatta: Antisipasi PMK, Peternak Sapi di Jember Pilih Cara Tradisional Pengasapan Selain Vaksinasi

JEMBER - Menyikapi wabah penyakit mulut dan kaki (PMK) pada hewan ternak di wilayah Jember. Para peternak sapi di Kecamatan Mumbulsari memilih cara tradisional untuk melakukan langkah antisipasi penyebaran virus PMK.

Menurut salah seorang peternak Muhdir, para peternak memilih cara tradisional selain dilakukan vaksinasi untuk menjaga kesehatan hewan ternak.

"Sebagai langkah antisipasi, kami para peternak unggulan di (Kecamatan) Mumbulsari ini sudah melakukan antisipasi. Sehingga dari awal soal kesehatan sapi kita prioritaskan. Karena ini berkaitan dengan customer," kata Muhdir saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di lokasi peternakan miliknya, Jumat (13/5/2022).

Salah satu upaya mengantisipasi wabah PMK itu, lanjut Muhdir, dilakukan dengan cara tradisional dengan melakukan pengasapan.

"Penanganan khusus secara tradisional juga dilakukan. Sore dan malam itu dilakukan penguapan atau pengasapan, untuk antisipasi. Karena (diyakini) mungkin (PMK) ini berasal dari serangga. Itu penanganan yang kami lakukan," katanya.

"Dengan cara membakar jerami yang ditempatkan dalam tong dan ditaruh dibeberapa titik samping kandang hewan ternak sapi," sambungnya menjelaskan.

Kemudian untuk kegiatan rutin menjaga kesehatan hewan ternak sapi, katanya, juga dilakukan vaksinasi.

"Untuk menjaga kesehatan hewan ternak sapi, kita beri vitamin, antibiotik dan sebagainya," kata pria yang memiliki 42 hewan ternak sapi di peternakan miliknya.

"Dulu (sebelum ada wabah PMK) sebulan sekali injeksi. Tapi sekarang karena ada PMK, selama ada gejala walaupun tidak parah kita tangani. Antibiotik, dan vitamin ini," katanya.

Terkait kondisi hewan ternak sapi di lokasi peternakan miliknya, kata Muhdir, dinilai masih baik.

"Untuk kondisi sapi Alhamdulillah masih baik. Tapi pengawasannya antibiotik dan vitamin itu," imbuhnya.

Terpisah, Kapolsek Mumbulsari AKP Subagyo mengatakan terkait langkah antisipasi penyebaran virus PMK pada hewan ternak. Juga dilakukan pihaknya dengan melakukan vaksinasi dan penyemprotan disinfektan.

Selain itu, kata Subagyo, untuk pengiriman hewan ternak sapi keluar Jember. Juga dilakukan pengawasan ketat.

"Dari pengawasan kami, sesuai himbauan Dinas Peternakan, untuk sementara dilarang mendatangkan hewan ternak dari luar (Jember). Kemudian apabila terjadi pengiriman (pembelian) hewan ternak, hanya di wilayah sendiri. Artinya hanya di wilayah Jember," kata Subagyo.

Semisal ada pembeli dari luar Kabupaten Jember, lanjut mantan Kapolsek Sumberbaru ini, langkah antisipasi yang dilakukan adalah juga dengan dilakukan karantina awal pada hewan ternak sebelum dikirim kepada pembeli.

"Kalau keluar Jember, kita koordinasi dengan pemilik (pembeli hewan ternak) untuk dilakukan pengawasan khusus atau dikarantina dulu. Setelah dirasa (dari pemeriksaan) bagus, maka hewan ternak itu baru di kirim," tegasnya.

"Intinya pengawasan, melekat untuk hewan ternak di tempat kami. Jadi virus PMK ini tidak (sampai) terjadi di wilayah kita. Baik mendatangkan hewan ternak ataupun mengirimnya (keluar Jember)," sambungnya. (Fit)

Editor : Redaksi