Catatan Mas AAS

Kekuatan Berbicara

Reporter : -
Kekuatan Berbicara
Mas AAS

Berbicara di depan masa yang jumlahnya banyak. Negeri ini telah memiliki cermin harus belajar dan menjadi seperti siapa: Bung Karno serta Bung Tomo!

Kedua tokoh legenda tersebut telah membuktikan kepada sejarah, bagaimana berbicara di hadapan orang banyak menjadi sebuah alat propaganda: menyuarakan spirit untuk mengangkat mental seluruh anak negeri pada saat itu ketika momen merebut kemerdekaan!

Baca Juga: Refleksi Hari Kebangkitan Nasional: 20 Mei 2024!

Keduanya berbicara tidak sekadar membuat tone yang suaranya terdengar menggelegar di kedua telinga manusia pendengarnya. Lebih daripada itu, apa yang diucapkannya adalah sebuah kebenaran individual yang sudah keduanya uji dalam kawah candradimuka pada proses perjalanan hidupnya sehari-hari. Baik sebagai mahkluk pribadi, mahkluk terdidik bangku sekolah, mahkluk sosial, serta mahkluk bumi pemamah informasi peradaban dari informasi yang direguk dari seluruh penjuru bumi, melalui buku-buku yang sudah dibaca, dilahabnya!

Sepertinya setiap wilayah dan setiap negara, juga setiap peradaban yang pernah mewarnai bumi. Tak bisa lepas dari orang-orang yang memang dilahirkan oleh semesta untuk jamannya, untuk masanya! Benar kata pepatah "setiap orang ada jamannya, setiap jaman ada orangnya!"

Di Indonesia nama Sukarno begitu harum, demikian juga di India ada nama Mahatma Gandhi, bahkan di negeri tetangga yang dekat sekali dengan Ibu Pertiwi ini ada Mister Lee Kuan Yu di Singapura. Sukarno selain sebagai seorang ideolog pencetus ideologi marhaen, beliau terkenal kuat saat berbicara, ia seorang orator, singa podium dengan pikiran besar dan menguatkan jiwa para penyimaknya. Boleh jadi Mahatma Gandhi dan Mister Lee begitu sangat kuat berbicaranya dengan sebuah tindakan yang unik dan teruji merubah jaman dan bangsa nya saat itu!

Baca Juga: Pengalaman Mengajar Hari Ini!

Pagi ini sedang tertarik untuk menarik pengalaman orang-orang hebat di masa lalu. Digunakan sebagai alat leverage untuk menjadi teman dan mitra sukses bagi generasi di era millenial sekarang. Setidaknya iklim dan atmosfer untuk berani berbicara adalah sebuah keterampilan yang mesti dikuasai oleh setiap murid di berbagai bangku pendidikan formal yang ditempuh. Setidaknya kehadiran penulis di setiap lembaga pendidikan di mana diri ini menjadi fasilitator kelas nya: memberi kesempatan yang sedemikian besar kepada setiap murid untuk berbicara menyampaikan ide dan semua gagasan yang ada di kepalanya! Di dalam kelas di dalam ruang akademik.

Bagaimana berbicara tidak sekadar nyinyir namun berisi mampu memberi kesempatan kepada otak audiens untuk berpikir, atau memberi inspirasi, setidaknya memberi kesempatan muncul keberanian untuk mencoba sesuatu yang selama ini menjadi handicap nya audiens. Adalah sebuah visi yang sebaiknya dimiliki ketika seseorang sudah berani berbicara di muka umum! Bahkan di depan kelas kuliah sekalipun!

Baca Juga: Anda Hanya Kalah Ketika Anda Menyerah!

Namun, saat Anda berdiri di podium hanya berbicara recehan, penuh pikiran yang pesimis. Serta hanya sanggup menuding kesalahan kepada orang lain saja. Serta omongan Anda hanya bisa men-demotivasi anak bangsa ini tentang value atau nilai-nilai adiluhung yang dimiliki oleh rumah besarnya sendiri yaitu Nusantara ini. Menjadi sebuah peradaban yang Anda anggap kecil, mending Anda turun dari podium saja secepatnya. Biar penulis yang gantian berbicara! Untuk menguatkan jiwa, mengembalikan rasa, serta kepercayaan diri dari anak-anak muda calon pemimpin negeri di masa depan tersebut.


AAS, 30 April 2024
Warkop Karmen Surabaya

Editor : Nasirudin