Pansus Hak Angket Haji 2024

Ada Udang di Balik Batu

Reporter : -
Ada Udang di Balik Batu
Suasana Rapat Pembentukan Pansus Hak Angket Haji 2024 di Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta Pusat.

Jakarta,JatimUPdate.id-Direktur Center for Economic and Democracy Studies (Cedes) Zaenul Ula menilai aroma politik terasa kental mewarnai putusan Rapat Paripurna Pengesahan Pembentukan Panitia Khusus (Pansus)  Angket Haji 2024.

Menurut dia, ada dua indikator untuk bisa sampai pada simpulan tersebut. Pertama, proses pelaksanaan Ibadah Haji 2024 secara resmi baru selesai pada 23 Juli 2024 mendatang (kepulangan jemaah terakhir ke Tanah Air).

"Evaluasi dan kritik terhadap pelaksanaan kebijakan publik yang dilakukan oleh pemerintah seperti pelaksanaan ibadah haji itu boleh-boleh saja, apalagi untuk perbaikan, sangat baik. Tapi tetap harus dengan cara yang baik dan benar juga prosesnya," ujar Zaenul Ula yang dihubungi akhir pekan lalu.

Zaenul melihat seperti ada 'udang di balik batu' dari proses terbentuknya Pansus Angket Haji 2024 ini. Sebab, prosedur pembentukannya terkesan buru-buru.

Seperti mengejar waktu. Sangat terlihat, bagi awam sekalipun. Padahal, proses pelaksanaan haji yang mau dievaluasi tersebut belum selesai. "Saya dengar proses pengusulan tidak memenuhi perayaratan perundang-undangan terkait jumlah pengusul dan tidak melalui Bamus (Badan Perumus), serta pandangan fraksi-fraksi," ujar Zaenul.

Kedua, Zaenul melihat ada rivalitas kelompok yang mencoba memanfaatkan institusi DPR untuk melakukan 'tekanan'. "Saya menduga, ini masih ada kaitannya dengan rivalitas dan dukung-mendukung di momen Pilpres 2024, yang berlanjut hingga sekarang," ujarnya.

Untuk itu, Zaenul berharap, kekuatan politik di parlemen jangan terpancing untuk ikut dalam tarik-menarik kepentingan politik antar-kelompok tersebut. "Ini tidak baik untuk pembelajaran politik ke publik. Karena pembentukan Pansus Angket harusnya didasarkan kepada urgensi, bukan kepentingan politik sesaat," tandasnya.

Sedangkan Direktur Eksekutif Lembaga Survei dan Konsultan Indopol, Ratno Sulistiyanto, menilai bahwa pembentukan Pansus Angket Haji oleh DPR RI merupakan ajang balas dendam Cak Imin terhadap Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut.

Menurutnya, pengesahan Pansus Angket Haji 2024, pada Selasa, 9 Juli 2024, yang terkesan dipaksakan semakin mengkonfirmasi persaingan dua tokoh politik muda NU di kancah nasional yakni Cak Imin dan Gus Yaqut. "Mereka (Gus Imin dan Gus Yaqut) berasal dari rahim organisasi yang sama yaitu Nahdlatul Ulama (NU). Namun, pada Pemilu 2024 lalu keduanya berbeda pilihan politik dan cenderung berseberangan," ungkap Ratno.

Bahkan, lanjut dia , diawal penyelenggaraan Pemilu 2024 sempat terjadi upaya menggelar Munas Luar Biasa (Munaslub) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam rangka menggeser Gus Imin dari kursi Ketua Umum.

Pertarungan keduanya berlanjut saat Pemilihan Presiden (Pilpres) yang notabene Cak Imin konon tidak mendapat dukungan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) . Sementara Gus Yaqut dianggap paling berperan dalam kemenangan Paslon 02 di basis NU Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Pada pilpres 2024, suara paslon nomor 01 di Jawa Timur hanya meraih 4,49 juta suara, tertinggal jauh dari suara paslon nomor 02 yang melesat mencapai 16,7 juta suara. Sementara itu, suara PKB di provinsi ini berhasil tembus 4,5 juta suara dan menjadi pemenang di level provinsi. Ini fakta menarik bahwa Prabowo Gibran mampu menang telak di lumbung suara PKB.

Hasil Pilpres dan Pileg 2024 di Jawa Timur merupakan tragedi bagi kubu Cak Imin. Para pengamat menyimpulkan Nahdliyin tetap mencintai PKB, tapi tidak menghendaki Ketua Umum nya menang pilpres. Tanpa perlu evaluasi dan survei yang mendalam, publik akan dengan mudah menyimpulkan bahwa mimpi buruk ini hasil kerjaan Gus Yaqut dan komunitas NU-nya.

"Dalam politik apapun dapat dijadikan alasan. Nah, terkait perbedaan pandangan tentang pembagian kuota haji, Cak Imin melihat ini sebagai celah untuk 'memberi pelajaran' bahkan boleh dibilang sebagai serangan balik kepada Gus Yaqut," imbuhnya.

Secara terpisah dosen Politik UIN Syarif Hidayahtullah, Ciputat, Dani Setiawan, memprediksi kubu Cak Imin akan memanfaatkan momentum evaluasi Haji ini semaksimal mungkin demi dua tujuan. Pertama, merusak kredibilitas Gus Yaqut agar nama nya tereliminasi dari calon menteri kabinet baru. Kedua, mematikan langkah politik Gus Yaqut demi mengamankan masa depan kubu cak imin di PKB.

Maka itu, lanjut Dani, kubu Cak Imin akan melakukan segala cara demi mencapai ambisinya. Tak heran jika mereka akan menggunakan masa reses untuk terus bermanuver di parlemen. Sekalipun mengorbankan masa reses yang seharusnya mereka gunakan untuk bertemu konstituen. “Mereka berkejaran dengan waktu karena tidak lama lagi mereka akan demisioner seiring pengambilan sumpah anggota DPR periode 2024 - 2029,” katanya.

Sebelumnya, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengatakan, Pansus Hak Angket Haji dibentuk agar tidak ada lagi penyelewengan yang merugikan jamaah. "Tujuannya agar tidak ada lagi penyelewengan dan penyalah kebijakan yang merugikan calon jamaah haji yang sudah mengantre puluhan tahun," ujarnya. (YY)

Editor : Yoyok Ajar