Pj.Gubernur Adhy Pastikan Jatim Siap Majukan Industri Kelapa Berkelanjutan & Wujudkan Ekonomi Hijau

Reporter : -
Pj.Gubernur Adhy Pastikan Jatim Siap Majukan Industri Kelapa Berkelanjutan &  Wujudkan Ekonomi Hijau
Pj Gubernur Jatim, Adhy Karyono, bersama Presiden Jokowi, Menteri Perdagangan Dzulkufli Hasan dan Mensesneg Pratikno pada pembukaan konferensi dan pameran internasional COCOTECH ke-51 di Ballroom Hotel Westin Surabaya pada Senin (22/7).

Surabaya, Jatim Update.id - Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menyatakan siap untuk mendukung arahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memajukan industri kelapa berkelanjutan dan mewujudkan ekonomi hijau.

Hal itu disampaikan Pj. Gubernur Adhy usai hadir mendampingi Presiden RI Joko Widodo dalam pembukaan konferensi dan pameran internasional COCOTECH ke-51 di Ballroom Hotel Westin Surabaya pada Senin (22/7).

Baca Juga: Adhy Karyono Lantik 13 Pjs Bupati dan Wali Kota di Jatim

Ditegaskan Adhy, sektor kelapa yang berkelanjutan dibarengi kemajuan teknologi serta solusi energi terbarukan berbasis kelapa diyakini mampu mengatasi perubahan iklim global dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

"Konferensi ini dihadiri 400 peserta terdiri atas delegasi negara anggota dan non anggota ICC, serta pakar komoditas kelapa dari seluruh dunia untuk menyoroti isu-isu global yang berdampak pada industri kelapa dunia serta mendorong terwujudnya ekonomi hijau komoditas kelapa," jelas Adhy.

Ia menyebut, luas areal kelapa di Jatim 201,923 dengan jumlah produksi kelapa per tahun 2023 sebanyak 228.831 ton. Penghasil kelapa terbanyak di Jatim adalah Kabupaten Sumenep berjumlah 43.370 ton.

Ke depan, Adhy berkomitmen akan terus meningkatkan pengembangan industri kelapa di Jatim melalui sinergi dengan berbagai kelompok.

“Kami akan terus Memperkenalkan, memperluas jejaring dan mencari peluang baru untuk pengembangan industri kelapa di Indonesia," tuturnya.

Adapun, selain konferensi, COCOTECH ke-51 menggelar pameran produk berbasis kelapa dari perusahaan dalam dan luar negeri. Sebanyak 36 stan akan meramaikan pameran yang akan berlangsung pada 22-25 Juli 2024 di Hotel Westin, Surabaya, Jawa Timur. Kegiatan ini akan dibuka gratis untuk umum mulai pukul 09.00-18.00 WIB.

Dalam Kegiatan yang di inisiasi Kementerian Perdagangan bersama International Coconut Community (ICC) itu, ia mendorong agar seluruh stakeholder produsen kelapa terus berupaya mendorong ekonomi hijau.

Presiden Joko Widodo mengatakan, konferensi ini sangat penting bagi Indonesia sebagai produsen kelapa terbesar kedua di dunia.

Baca Juga: Pj Gubernur Adhy Dorong UMKM untuk Reduksi Kemiskinan Jatim

"Saya mengajak komunitas kelapa internasional bersinergi. Memajukan industri kelapa yang berkelanjutan yang mendukung ekonomi hijau dunia," kata Presiden Jokowi.

Menurutnya, ada dua hal penting untuk meningkatkan industri kelapa di Indonesia, yakni menaikkan peningkatan produksi kelapa dan hilirisasi untuk menaikkan nilai tambah.

Dijelaskan, upaya penting meningkatkan produksi kelapa adalah memperhatikan kualitas bibit untuk meningkatkan produksi, pemeliharaan dan perawatan serta metode cara panen yang membutuhkan sumber daya manusia dengan skill memetik kelapa.

Lebih lanjut, hilirasi utamanya penciptaan lapangan kerja, riset dan pemanfaat teknologi sangat penting. Sejauh ini, kata Jokowi, limbah kelapa menjadi bio energi dan bio aftur.

"Hal ini penting dan bisa dikembangkan agar penggunaan semakin meningkat dan diminati negara lain," tuturnya.

Baca Juga: Pedagang dan Warga Sambut Hangat Kunjungan Presiden Jokowi di Pasar Dukuh Kupang

Ke depan, Jokowi mengatakan ekonomi hijau merupakan peluang yang berpotensi untuk Indonesia. Baik berkaitan dengan coklat, kakao, kopi, lada cengkeh dan utamanya adalah kelapa. Jokowi menyebut, luas lahan kelapa di indonesia 3,8 juta hektar dengan produksi 2,8 juta ton per tahun.

"Sangat besar sekali. Kita negara nomor dua dunia produsen kelapa dan produksi terbesar di Indonesia adalah provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Riau," ungkapnya.

"Ekspor juga tinggi 1,55 miliar US dollar dan bisa ditingkatkan kalau serius terkait kelapa," tambahnya (msa).

 

Editor : Redaksi