Yayasan Kalakioma Inisiasi NTT Jadi Lumbung Pangan Nasional
Waingapu, JatimUPdate.id - Ditengah ancaman krisis pangan dunia, isu ketahanan pangan nasional terus mencuat dan harus terus disuarakan oleh banyak pihak di tanah air demi Indonesia Emas 45. Isu kiris pangan dunia semakin nyata setidaknya dikarenakan 3 ancaman yang dihadapi dunia yaitu Climate change, Covid 19 dan perang Rusia vs Ukraina yang menjadi proxy, battle ground Nato dan Amerika vs Rusia.
Indonesia Emas pada 2045 yang dicanangkan oleh Jokowi selama 10 tahun masa jabatannya, didasari pada memaksimalkan bonus demografi yang akan dialami oleh NKRI ditahun 2045, dimana jumlah penduduk yang berada di usia Produktif akan sangat besar komposisinya pada piramida usia penduduk di Nusantara.
Baca Juga: 2 Wartawan JatimUpdate Dinyatakan Kompeten, UKW di Kupang
Faktanya Indonesia masih menjadi negara pengimpor pangan di dunia, untuk beras saja berdasarkan data dari lembaga penyedia data Statista, data 2023/2024 menunjukkan Indonesia berada pada peringkat ke-3 pengimpor beras terbesar dunia, 2.500 metrik ton.
Kondisi ini tentu mengkhawatirkan kondisi neraca perdagangan internasional dan isu ketahanan Nasional.
Akan semakin miris apabila melihat fakta bahwa di dalam negeri kita masih terjadi ketimpangan antar satu daerah daerah yang lain dimana ada satu daerah berstatus penghasil dan pengirim, sementara di daerah-daerah lain hanya menerima dan menjadi pasar sebuah komoditas yang menyangkut hajat hidup orang banyak ini, Pangan.
Dari kondisi ini menarik untuk melihat kiprah sebuah Yayasan yang berbasis di Nusa Tenggara Timur.
Sejak 2017 sekelompok para Cerdik Cendikia di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terdiri dari para pegiat yang memiliki perhatian dan berkompeten di bidang Pangan dan pengembangan daerah mendirikan Yayasan Kalakioma.
Profil Yayasan Kalakioma
Yayasan Kalikioma berusaha bekerjasama dengan banyak pihak dalam rangka mempelopori penguatan ekonomi rakyat dari sektor pertanian (hortikultura), peternakan (unggas), dan ekonomi kreatif (kain tenun). Dengan motto " berbagi dari kekurangannya bukan karena kelebihannya", Yayasan Kalakioma dengan kerendahan hati menjalin kerjasama dan berkolaborasi dengan semua pihak dengan mengharap berkah yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Yayasan Kalakioma berkantor pusat di Jalan Raya Hankam, Jatimurni, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat 17431. (021) 84300490. Kantor unit / kebun beralamat di Ujung YB. Yaramale Kalimburowa, Watukawula, Kota Tambolaka, Sumba Barat Daya, NTT. 87255. (085253796350). akun Facebook: Kalakioma, email: [email protected], website: www.kalakiomapeduli.com
Kalakioma memiliki struktur organisasi yang di isi oleh orang-orang yang sejak lama dikenal sebagai pegiat disektor pangan dan berorientasi pada pengembangan daerah dan penguatan ekonomi rakyat yang terdiri dari:
- Pembina Yayasan: Dessyana Yulius, S.E, MM.Ak
- Ketua Yayasan: Yulius Bobo S.E, MM
- Duta Yayasan: dr. Asyera R. A Wundalero (Anggota DPD RI)
- Sekretaris: Astron Polaris
- Bendahara: Martina M. Palenewen, S.E.
- Hubungan Antar Lembaga: Leydia Dairolouro, S.E, B.SC, M.SC, M.A.
- Pengawas: Putri Mega Pratiwi, S.E, B.A, MA.
Program Yayasan Kalakioma
Melihat kompleksitas masalah yang dihadapi berbasis potensi daerah yang dimiliki, Yayasan Kalikoma menetapkan program prioritas antara lain:
Bertani jadi Usaha Tani
Program ini membutuhkan dukungan sinergitas, kolaborasi, kerjasama semua pihak dalam usaha merubah mindset masyarakat.
Petani di Nusa Tenggara Timur adalah petani tradisional yang memandang bertani sebagai kegiatan mencari sumber bahan makanan, berubah menjadi bertani sebagai proses usaha di sektor pertanian yang mencari keuntungan.
Bibit Unggul dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci keberhasilan usaha tani dengan konsep zero waste dan mix farming.
Baca Juga: Pulang UKW NTT, Kru JatimUPdate.id Berlayar Dengan KM Dharma Kartika V
Limbah pertanian dimanfaatkan oleh peternakan dan sebaliknya limbah peternakan dimanfaatkan oleh pertanian.
Kebun Pepaya
Salah satu kegiatan usaha tani Yayasan adalah mengerjakan kebun Pepaya, untuk memenuhi kebutuhan buah-buahan di daerah yang selama ini datang dari luar pulau.
Ayam Petelur
Pada umumnya masyarakat NTT mengkonsumsi telur yang berasal dari luar daerah, Yayasan mengembangkan model usaha peternakan ayam petelur di pulau Sumba. Usaha ini memberi ruang bagi pemanfaatan hasil pertanian (jagung,dedak).
Ayam Kampung
Konsumsi ayam pedaging yang memanfaatkan produk DOC dan pakan pabrik sangat tidak memberi dampak pada peran petani penting petani, untuk memanfaatkan hasil produk tani sebagai pakan ayam kampung, dengan bekerjasama dengan Balai Penelitian Ternak, Departemen Pertanian dikembangkan ayam KUB, dan varietas ayam kampung unggulan dengn produksi telur diatas 250 butir/tahun di Pulau Sumba.
Penanaman Padi
Dalam upaya mengatasi Stunting, Yayasan bekerjasama dengan Badan Penelitian dan pengembangan pertanian, mengembangkan padi varietas Inpari Nutri zinc di daerah sawah irigasi Waikelosawah desa Tema Tana Kecamatan Wewewa Timur Kabupaten Sumba Barat Daya, produk bibit yang dihasilkan telah disebarkan di sebagian daerah di NTT.
Sajadah Tenun NTT
Nusa Tenggara Timur terkenal dengan budaya tenun sejak ratusan tahun lalu.
Hasil karya peninggalan nenek moyang leluhur dalam bentuk sarung, selimut, selendang sat ini telah berkembang menjadi bahan pakaian. Berbasis nilai budaya dan semangat toleransi dengan pendampingan Yayasan ibu-ibu penenun di desa yang mayoritas non muslim menenun Sajadah Tenun NTT.
Baca Juga: Kick-off Uji Kompetensi Wartawan PWI Bantuan BUMN Dimulai Dari Aceh, NTT Dan Sulut
Ayo Berubah!
Merubah perilaku yang berorientasi konsumtif menjadi produktif dengan memanfaatkan apa yang ada dari potensi lokal tidak semudah membalikkan telapak tangan, membangun kemandirian untuk mencukupi kebutuhan pangan sebuah daerah, pelaku utamanya adalah petani.
Petani di beberapa daerah dipandang sebagai profesi bagi mereka dengan latarbelakang tidak sekolah/ kalah bersaing di kota, tinggal di kampung dan tidak berdaya. Mereka yang berpendidikan melihat tani sangat tidak menarik untuk digeluti sekali sekolah dengan jurusan pertanian/peternakan dan tidak sedikit dari mereka memilih menganggur daripada harus bekerja sebagai petani.
Peran Pemerintah
BAPENAS dengan menggunakan parameter dan kriteria terukur menetapkan provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai daerah termiskin dengan tingkat stunting tertinggi diantara daerah-daerah di Indonesia, banyak program diberikan pemerintah tetapi masalah yang dihadapinya semakin berat dengan perubahan iklim, kemarau panjang, pola hujan, banjir, hama, khususnya hama belalang di Pulau Sumba.
Sebagai bagian dari rakyat harus secara gotong royong harus mengambil bagian sekecil apapun melalui proses kemitraan pemerintah dan masyarakat dalam mengelola potensi daerah.
Prioritas tinggi telah diberikan pemerintah pada sektor pertanian.
Data Yayasan Kalakioma diterima redaksi JatimUPdate.id dari Yulius Bobo. (Rio/HY)
Editor : Redaksi