Dialog kebangsaan dan Sahur Bersama Gusdurian Bondowoso

Reporter : Redaksi

Bondowoso, JatimUPdate.id,- Sama seperti puasa tahun-tahun sebelumnya, Nyai Hj Sinta Nuriyah Wahid, istri mendiang Presiden Indonesia Keempat Abdurrahman Wahid (Gus Dur), kembali melakukan serangkaian Safari Ramadan ke daerah. Kegiatan dikemas dalam sahur bareng bersama warga sekitar dan dialog kebangsaan yang kali ini digelar bersama dengan Paguyuban Pedagang Kaki Lima (PKL) Kabupaten Bondowoso.

Acara yang digelar di tempat PKL yang berada di Alun-alun Kironggo Bondowoso pada Kamis, 28 Maret 2024 tersebut dihadiri ratusan masyarakat Bondowoso dari berbagai unsur dan kalangan baik lintas Agama maupun lintas Sosial.

Baca juga: Rakornas ke-VI LESBUMI NU Menggugah Keseimbangan Ekologis di Yogyakarta

Kehadiran Ibu Shinta Nuriyah (Istri Gud Dur) memang menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat setempat. Ia memang populer sebagai sosok yang memiliki kontribusi dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Terutama dalam hal pendidikan dan kesejahteraan sosial.

Saat berada di Bondowoso, Jawa Timur istri mendiang (Gus Dur) ini mengatakan bahwa kunjungannya untuk silaturahim dan mempererat nilai-nilai kebersamaan.

Dalam kesempatan itu ibu Shinta Nuriyah menyampaikan rasa kagumnya pada masyakarat yang hadir.

"Saya sebenarnya hanya diundang untuk sahur bersama disini, namun ternyata masyarakat disini sangat kompak dan antusias," tutur Ibu Shinta.

Menurut Shinta dalam kehidupan bernegara harus selalu didasari dengan kebhinekaan. Ia mengajak masyarakat harus saling menjaga toleransi, dengan memahami dan memaknai arti puasa sesungguhnya yaitu dengan menjadi pribadi yang senantiasa berbudi pekerti luhur.

"Puasa itu mengajarkan kita agar berbudi pekerti yang luhur, salah satunya adalah memiliki sifat jujur," pesannya.

Baca juga: Keterbukaan Diperlukan dalam Mekanisme Penetapan Panwascam Existing untuk Pilkada 2024 di Bondowoso

Lanjutnya, dikatakan Ibu Shinta bahwa puasa itu mengajarkan kesabaran, saling menghargai, menghormati, tolong-menolong dan saling bisa merasakan penderitaan orang lain untuk berbagi rezeki kemudian bermuara pada terjalinnya persaudaraan.

"Jika kita mengamalkan arti puasa yang sebenarnya bukan cuma kita mendapatkan pahala  yang berlipat, namun sekaligus berperan dalam merawat NKRI," tutup ibu Shinta.

Sementara itu, ketua paguyuban PKL Bondowoso, Mujiati mengucap syukur atas kehadiran istri Alm. Presiden keempat Republik Indonesia (RI).

"Saya menyampaikan banyak terimakasih kepada Ibu Nyai Shinta Nuriyah yang telah berkenan hadir bersama kami disini dalam rangka sahur bersama. Karena sejatinya kami disini hampir tidak bisa bertemu Ibu Nyai disebabkan terdapat aturan pada 2017 yang melarang kami mencari nafkah di PKL alun-alun ini," ungkap Mujiati.

Baca juga: Hari Pendidikan Nasional, ISNU Mengundang Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama Untuk Workshop

Kendati demikian, Mujiati tetap bersyukur karena sampai saat ini para PKL masih bisa mencari nafkah di PKL alun-alun Bondowoso.

Menurut Mujiati, mendapatkan kesempatan sahur bersama Istri mendiang Presiden Indonesia Keempat merupakan kesempatan yang sangat luar biasa.

"Kami disini hanya menyampaikan perihal acara ini melalui grup paguyuban PKL, dan Alhamdulillah banyak teman-teman yang list untuk hadir," terang Mujiati.

Diketahui sahur bersama tersebut dihadiri jajaran PCNU, KNPI, Fatayat, Para PKL, Bazar Ramadan, HMI, PMII, IPNU,dan IPPNU serta eleman masyarakat di Bondowoso, dan didukung oleh Ansor, PSMTI (Persatuan Sosial Masyarakat Tionghoa) dan Gusdurian.(AR)

Editor : Nasirudin

Politik Dan Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru