Peningkatan Produktivitas Pertanian Melalui Penggunaan Teknologi Serta Digitalisasi

Reporter : -
Peningkatan Produktivitas Pertanian Melalui Penggunaan Teknologi Serta Digitalisasi
Electrifying Agriculture, PLN memberikan bantuan berupa peralatan produksi berbasis listrik pada tiga usaha hidroponik di Surabaya yakni Kebun Sayur Surabaya, Jawara Farm dan KRPL Serpis Kamis (4/8/2022).

SURABAYA (Jatimupdate.id) -Peningkatan produktivitas pertanian melalui penggunaan teknologi serta digitalisasi pertanian. PT PLN (Persero) berkontribusi nyata dalam meningkatkan produktivitas sektor pertanian melalui program Electrifying Agriculture Kehadiran program ini terbukti berhasil meningkatkan produksi pertanian pada tiga usaha hidroponik di Surabaya yakni Kebun Sayur Surabaya, Jawara Farm dan KRPL Serpis. 

Upaya PLN mendorong petani masuk ke Electrifying Agriculture ini salah satunya dilakukan melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL). Lewat TJSL, PLN memberikan bantuan berupa peralatan produksi berbasis listrik. 

Baca Juga: 17 Titik SPKLU Untuk Pemilik Kendaraan Listrik Sepanjang Tol Ngawi-Situbondo

Peralatan-peralatan ini digunakan untuk growth light penyiraman dan kontrol suhu. Adanya peralatan tersebut membuat tanaman hidroponik tumbuh lebih cepat, sehingga lebih cepat panen. 

Tidak sekadar itu, PLN juga memberikan bantuan berupa sarana prasarana hidroponik guna penambahan areal produksi di lahan fasilitas umum yang telah diberikan izin oleh Pemerintah Kota Surabaya. 

Sederet bantuan yang diberikan PLN terbukti meningkatkan produksi dan omzet petani. Sejalan dengan itu, kesejahteraan petani pun turut terangkat. 

“Omzet KRPL Serpis meningkat setelah ada bantuan dari PLN, setidaknya sekitar 20 persen," kata Ketua KRPL Serpis, Yuni Kamis (4/8/2022).

Ia pun berterima kasih atas bantuan yang diberikan PLN. Lewat bantuan ini, ia berharap kesejahteraan kelompok petani dapat terus meningkat. 

"Kami sangat berterima kasih atas bantuan PLN. Kami berharap usaha ini akan terus meningkat, sehingga kesejahteraan kelompok dapat ditingkatkan," ujar Yuni. 

General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Timur dan Bali (UIP JBTB), Muhammad Ramadhansyah, mengatakan program TJSL dilaksanakan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dia mengatakan, pemanfaatan listrik untuk pertanian hidroponik dapat membuat waktu panen semakin cepat sehingga diharapkan berdampak positif untuk meningkatkan penghasilan. 

Baca Juga: PLN Salurkan Bantuan 150 Paket Sembako Bagi Korban Terdampak Gempa Tuban

"Dengan pemakaian listrik untuk usaha ini tentunya dapat meningkatkan produktivitas pertanian hidroponik sehingga diharapkan kualitas tanaman meningkat dan waktu panen lebih cepat," katanya.

 

Pameran agrobisnis skala internasional

Sementara itu Indonesia Agro Expo atau Inagro Expo 2022 dipastikan akan digelar pada 11-14 Agustus 2022. Pameran agrobisnis skala internasional yang diinisiasi oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur ini rencananya akan dihadiri oleh perwakilan pengusaha B20 dan sejumlah negara sahabat lainnya. 

Project Manager B20 Side Event Inagro Expo & Business Forum Afifah Rahmania menambahkan, panitia telah melayangkan undangan kepada Konsulat Jenderal dari 24 negara yang ada di Surabaya dan sejumlah Duta Besar, diantaranya Duta Besar dari negara  Amerika Serikat dan Belanda. 

Baca Juga: PLN Pastikan Kebutuhan Listrik 13,7 Juta Pelanggan Di Jatim Tercukupi Selama Ramadhan dan Idul Fitri

"Yang dalam negeri kami telah mengundang 34 gubernur beserta delegasi dari provinsi terkait untuk hadir dan mengikuti pameran, sejumlah BUMN dan BUMD, serta seluruh Kadin Provinsi di seluruh Indonesia dan sekitar 110 perusahaan agro. Selain itu, sejumlah Menteri dan perwakilan dari perusahaan internasional juga akan turut menjadi pembicara atau memberikan kynote speak dalam kegiatan Inagro Expo 2022," tambahnya.

Disisi lain, dengan dipamerkannya teknologi pertanian modern di Inagro Expo 2022, diharapkan akan terjadi transfer keilmuan atau knowledge antar petani dengan pengusaha lain sehingga akan tercipta model pertanian modern dengan tingkat produktivitas yang tinggi.

Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, pada tahun 2018, penggunaan teknologi disektor pertanian masih sangat rendah, bahkan 90 persen petani belum menggunakan teknologi dan masih konvensional. Hanya 7 persen yang sudah menggunakan mekanisasi dan 3 pesen saja yang menggunakan teknologi selain mekanisasi.(yah)

Editor : Redaksi