Perempuan Sangat Rentan Menjadi Korban Propaganda Kelompok Radikal

Reporter : -
Perempuan Sangat Rentan Menjadi Korban Propaganda Kelompok Radikal
Bupati Kabupaten Jombang Hj. Mundzidah Wahab, Ketua FKPT Jatim Dr. Hj. Hesti Armiwulan, SH., M.Hum. Kepala Sub Direktorat Pengamanan Lingkungan BNPT Letkol Laut (KH) Setyo Pranowo, S.H., M.M. hadir dalam Kegiatan FKPT Jatim , Perempuan Teladan Optimis dan

JOMBANG (Jatimupdate.id)-Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur Gelar Kegiatan Perempuan Teladan Optimis dan Produktif (TOP) Viralkan Perdamaian Dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Jombang, 11 Agustus 2022. Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Kabupaten Jombang Hj. Mundzidah Wahab, Ketua FKPT Jatim Dr. Hj. Hesti Armiwulan, SH., M.Hum. Kepala Sub Direktorat Pengamanan Lingkungan BNPT Letkol Laut (KH) Setyo Pranowo, S.H., M.M.

Dalam sambutan Ketua FKPT Jatim Dr. Hj. Hesti Armiwulan, SH., M.Hum. menyampaikan bahwa  Perempuan TOP (Teladan, Optimis,Produktif) Viralkan Perdamaian dalam Pencegahan Radikalisme merupakan kegiatan FKPT bidang perempuan pertama di masa pandemi.

Baca Juga: Rakernas FKPT 2024, Mengusung Tema Bersatu Melaju Untuk Indonesia Maju

“Di Era digital 4.0, media sosial selain memudahkan kita memperoleh informasi juga digunakan sebagai alat propaganda oleh kelompok-kelompok  yang tidak bertanggung jawab.” Jelas nya

“Perempuan adalah pengguna medsos terbanyak dibanding laki-laki. Sehingga Perempuan sangat rentan menjadi korban dari propaganda kelompok radikal yang menyebarkan info yg menyesatkan. “ Ungkapnya lebih lanjut.

Melalui kegiatan Perempuan TOP, FKPT Jatim mengajak para perempuan menjadi agen perdamaian utk menyebarkan virus perdamaian mencegah intolerasi, radikalisme dan terorisme di Indonesia

Bupati Jombang Hj. Mundzidah Wahab mengucapkan selamat dan terimakasih kepada FKPT Jatim yang telah memberikan kepercayaan kepada Jombang sebagai tempat kegiatan Bidang Perempuan FKPT Jatim.

Peran penting Ibu dalam mencegah paham radikal dan teroris

Sementara itu Letkol Laut (KH) Setyo Pranowo, S.H., M.M. menyampaikan bahwa Keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama di dalam keluarga, anak mulai dikenalkan dan diajarkan dengan berbagai hal yang ada di sekelilingnya, dengan keluarganya, teman – temannya, barang – barang yang ada bahkan diajarkan tentang berbagai nilai sosial, budaya dan agama yang mereka anut.

Baca Juga: KPU Jombang Mulai Distribusikan Logistik Pemilu

“Dalam hal ini, tugas mendidik anak dalam lingkungan keluarga merupakan tugas resiprokal orang tua, tapi posisi perempuan, yakni sebagai ibu secara emosional lebih memiliki kedekatan terhadap anak. Karena itulah, kunci penanaman karakter dan jati diri anak banyak bertumpu pada peran perempuan.” Jelas Pria yang menjabat Kepala Sub Direktorat Pengamanan Lingkungan BNPT

“Perempuan dalam peran seperti ini sebenarnya menjadi salah satu benteng dari pengaruh paham dan ideologi radikal yang saat ini juga mulai menyasar pada anak usia dini. Maka diperlukan upaya penanaman nilai kebangsaan, wawasan keagamaan dan kearifan lokal dalam keluarga menjadi sangat efektif sebagai filter dalam menangkal penyebaran radikalisme terorisme.” Jelasnya

Radikalisme dan terorisme menjadi salah satu tantangan besar bagi keamanan masyarakat dan kedaulatan bangsa ini. Merujuk pada hasil survei yang dilakukan oleh BNPT tahun 2020 menyatakan bahwa faktor yang paling efektif dalam mereduksi Potensi Radikalisme secara berturut turut adalah diseminasi sosial media, internalisasi kearifan lokal, perilaku kontra radikal dan pola pendidikan keluarga pada anak.

Perempuan memiliki posisi sangat vital dalam keluarga bahkan dalam masyarakat secara lebih luas. Perempuan memiliki peran strategis dalam membentengi keluarga dan masyarakat dari segala bentuk penyebaran dan ajakan kelompok radikal terorisme. Seorang Ibu bisa menjadi partner dialog anaknya. 

Baca Juga: Pj Bupati Jombang Kunjungi PWI Jatim, Bahas  Penertiban Aset Daerah dan Dongkrak Wisata

Sebagai seorang istri, perempuan bisa menjadi partner diskusi suaminya dalam berbagai hal, sebagai contoh dalam pemahaman ajaran agama. Perempuan diharapkan bisa menjadi filter(pendeteksi) awal dari setiap kejanggalan yang ditemukan dalam keluarga masing – masing.

Proses penanggulangan terorisme tidak bisa dilaksanakan hanya oleh aparatur keamanan semata. Apakah itu kepolisian, TNI, dan BNPT sebagai lembaga negara yang mendapat mandat untuk menjalankan program ini. Namun, dibutuhkan sinergi yang kuat antara aparatur keamanan dengan masyarakat tanpa terkecuali, karena bahaya terorisme menyasar tanpa memandang pangkat, jabatan, status sosial, suku, ras dan agama tertentu.

“Oleh karena itu, BNPT mendorong simpul-simpul organisasi perempuan yang hadir pada kegiatan untuk mampu menjadi agen perdamaian, mengorganisir massa dan menumbuhkan kesadaran untuk bersama-sama melawan segala bentuk paham dan propaganda kelompok radikal terorisme setidaknya untuk lingkungan keluarga dan organisasinya masing – masing.” Ungkapnya tegas.(yah)

Editor : Redaksi