Kasus HIV Tertinggi, Dewan Surabaya Desak Dinkes Lakukan Penyisiran

Reporter : -
Kasus HIV Tertinggi, Dewan Surabaya Desak Dinkes Lakukan Penyisiran
Ajeng Wira Wati/Foto:Roy

Jatimupdate.id - Kota Surabaya masih jadi daerah tertinggi kasus HIV, karena itu Wakil Ketua Komisi D Ajeng Wira Wati mengimbau agar dilakukan edukasi.

Sebab, kota besar seperti Surabaya merupakan pusat mobilitas warga. Sehingga menimbulkan berbagai macam problematika, seperti penyinpangan sosial dan sexual.

"Harus dilakukan edukasi, sekaligus  penyisiran kampung mana saja yang banyak Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA)." desak Ajeng saat dikonfirmasi media ini

Selain itu, Ajeng mengajak semua pihak mewaspadai adanya prostitusi terselubung. Karena tidak semua masyarakat dapat melihat secara jeli akan hal itu.

"Patut di waspadai itu!" tegas Ajeng.

Maka, Ajeng menekankan Dinas Kesehatan melakukan edukasi, bagaimana masyarakat melindungi diri dari penyakit sexual dan sebagainya. Kemudian diiringi pembukaan lapangan pekerjaan di sekitarnya.

"Ya dibarengi kerjasama dengan berbagai pihak, seperti Polres, 3 pilar supaya nanti memastikan tidak ada ataupun bisa menekan angka HIV." beber Ajeng.

Di samping itu, Ajeng juga meminta diadakan edukasi bagi anak usia puber. Supaya tidak terjebak pergaulan bebas. Baik, melalui Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan, masyarakat, karang taruna, komunitas dan organisasi kepemudaan.

"Perlu kerjasama agar mereka melakukan edukasi, agar seksualnya anak usia puber  tidak mengarah ke penyimpangan." ujar Ajeng.

Dilansir dari beritajatim, berdasarkan catatan Dinkes Jawa Timur, sampai dengan Juni 2022, akumulatif penemuan kasus baru HIV di Jatim sebanyak 3.328 kasus.

Surabaya dengan temuan tertinggi kasus HIV mencapai 317 kasus, kemudian Banyuwangi dengan 306 kasus, disusul Jember dengan 278 kasus.

“Penemuan kasus terendah di Kota Batu dengan temuan sebanyak 4 kasus baru,” ungkap Kepala Dinkes Provinsi Jatim, Erwin Astha Triyono

Baca Juga: Ajeng Wira Wati Bopda Sebaiknya Digunakan untuk Menambah Fasilitas Belajar Sekokah

Editor : Ibrahim