Legislator PKB: Jangan Terkesan Pembela UMKM, Namun Condong ke Pengusaha

Reporter : -
Legislator PKB: Jangan Terkesan Pembela UMKM, Namun Condong ke Pengusaha
Mahfudz/Foto:Roy

Jatimupdate.id - Sekretaris Komisi B DPRD Kota Surabaya Mahfudz menyatakan, pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) semangatnya mencari nafkah atau bekerja untuk kebutuhan hari ini atau besok.

"Itu yang saya pahami, yang ada di pemikiran saya," kata Mahfudz kepada wartawan petang tadi usai hearing dengan Dinas Koperasi Surabaya

Namun, ungkap Mahfudz, UMKM di Kota Surabaya versinya Pemkot berbeda. Yakni siapapun pengusaha yang punya modal baik 1M - 5M, dinilai sebagai pelaku UMKM.

"Itu yang saya tangkap sampai detik ini. UMKM yang di fasilitasi Pemkot baik itu dari dinas koperasi baik itu yang pariwisata (punya) modal gede semua." ujar politisi PKB ini.

Ia menyontohkan, di Kya-kya list UMKM  yang akan menempati disitu punya brand semua. Karenanya, ia mendesak Pemkot memperbaiki hal ini. Agar benar benar terkesan membela UMKM.

"Artinya UMKM itu yo dodolan pecel dan semacamnya, itu UMKM menurut saya, bukan modalnya sudah sebesar itu." tegasnya.

"Ada lagi contoh ketika pameran, yang ada di pameran juga UMKM yang sudah punya modal gede-gede semua, batik, Apa itu semua. Jadi enggak ada yang enggak punya modal (besar)." bebernya.

"Jadi ketika Walikota ngomong kita berdayakan UMKM, UMKM yang mana? yang punya modal itu? ketusnya.

Kemudian, Mahfudz mencontohkan lagi, dalam hal ini, ia menyebut soal seragam sekolah. Ia mengatakan UMKM yang tidak punya modal tidak dipakai.

"Kenapa? Karena dia harus jahit baju dulu, harus jadi dulu bajunya, dipesan berapa, baru nanti pesan 1.000 ya UMKM nya harus jahit 1000 baju dulu kan." tegas dia.

"Setelah itu baru dikirim ke pemesan beberapa hari, beberapa minggu kemudian baru dibayar UMKM nya." tutur Mahfudz.

Maka, ia menekankan agar pemkot merubah sistem tersebut, misalnya PO di DP sebesar 50% dulu, atau dikasih uang muka dulu. Menurutnya, hal ini tidak menjadi suatu masalah

"Sistemnya saja yang dirubah, artinya sistemnya kapitalis menurut saya." ketusnya.

"Sudahlah enggak usah ngomong UKMK, kalau memang pengusaha gitu, kok kesannya pembela UMKM. kesannya? (Namun) faktanya di lapangan itu pengusaha besar semua, yang di UMKM kan. Itu menurut saya." demikian beber Mahfudz.

Mengenai kegiatan Festival Kya-kya Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah serta Perdagangan Kota Surabaya, Fauzie Mustaqiem Yos menyatakan, kegiatan itu pastinya akan melibatkan UMKM di wilayah tersebut. Seperti sebelumnya di Kenjeran, Darmo dan Tunjungan.

"Komisi B bertanya, kok banyak yang bermerk, saya sampaikan mungkin itu hanya pancingan awal, konsep awal sama seperti pada waktu Dinas Koperasi di Jembatan Suroboyo." jelas Yos

Ia menegaskan, saat itu pihaknya tidak melibatkan UMKM yang brandid seterusnya. Sebab bakal mematikan UMKM lokal.

"Pengusaha yang UKM yang brandid belum tentu stay di situ terus, dengan mempertimbangkan omzet, karena  akan lihat omsetnya, modalnya kira-kira nutut enggak. Kemudian mereka juga akan melihat Kya-kya jam operasionalnya sampai jam berapa?" Demikian kata Yos. (Roy)

Baca Juga: Gandeng Muhammadiyah, KPPU: Tingkatkan Kolaborasi Dalam Mendorong Ekonomi Berkeadilan

Editor : Ibrahim