FINE Ngaku Terdampak Bus TransJatim, Komisi C Beri Penjelasan Begini

Reporter : -
FINE Ngaku Terdampak Bus TransJatim, Komisi C Beri Penjelasan Begini
Agoeng Prasodjo/Foto:roy

Surabaya (Jatimupdate.id )- Terkait Federasi Penggiat Online (FINE) yang mengaku terdampak beroperasinya Bus TransJatim, Sekretaris Komisi C DPRD Kota Surabaya, Agoeng Prasodjo menjelaskan, pihaknya telah mendengar semua keluhan atau permasalahan yang disampaikan FINE.

Namun, sambung politisi Partai Golkar itu, setelah pihaknya menguliti dalam rapat dengar pendapat (RDP) kemarin, ternyata Bus TransJatim tidak beroperasi di Surabaya. "Mereka jalurnya Sidoarjo-Surabaya -Gresik dan itu lewat tol." beber Agoeng.

Agoeng menjelaskan, operasi Bus TransJatim di Sidoarjo tracknya di Waru, kemudian Gresik.

Artinya, tegas Agoeng Kota Surabaya sejauh ini tidak terdampak Bus TransJatim. "(Pemahaman kami). Mereka ingin ke depannya diajak rembuk terkait feeder." ungkap Agoeng.

Maka, ia mengimbau, FINE melakukan komunikasi dengan Dishub, namun dengan catatan, feeder keamanan dan kenyamanannya harus diutamakan.

"Menurut saya, kalau online itu kan pertama mobil terbatas, hanya ada dibeberapa tempat, kemudian kami dorong dari segi keamanan juga harus ditingkatkan." ujar Agoeng.

Selain itu, Agoeng menekankan, feeder harus sesuai dengan standarisasi Pemkot. Sekaligus inklud dengan supirnya.

"Selama ini, kami menggunakan pendekatan kepada mikrolet. Sehingga tidak sia-sia sopirnya. Juga bisa kita pakai, dan tiap bulan digaji." terangnya.

"Kalau misalnya, FINE mau gabung silahkan. Tapi harus standarisasi Dishub." demikian tutur Agoeng.

Sebumnya, Faris Novianto Ketua FINE Surabaya mendesak pemerintah bagi-bagi kue terkait beroperasi Bus TransJatim. "Kami ingin transportasi massal itu terintegrasi dengan transportasi yang sudah ada. Baik transportasi umum ataupun transportasi online secara feeder atau pengumpan." katanya

Faris menjelaskan, Kendati penggiat online di Surabaya belum merasakan dampak Bus TransJatim. Namun di Sidoarjo sudah dapat merasakan. Mereka, biasanya berpenghasilan Rp 100.000. Namun saat ini, cuma Rp 60.000.

"Bahkan, kemarin sempat chaos di lapangan bentrok antara teman-teman ojol dengan teman-teman angkot. Karena rebutan penumpang di halte nya Bus TransJatim, dimana itu tidak di tegahi dinas perhubungan." bebernya. Sedangkan di Gresik, disebutkan ada penurunan pendapatan yang belum signifikan. (roy)

Baca Juga: Imam NasDem: Reklame yang Masih Bandel Digegaji, Potongan Besinya Dilelang

Editor : Ibrahim