Survey dari Indopol

Airlangga Pribadi : Partai politik Belum Bisa Menjadi Kanalisasi Persoalan rakyat

Reporter : -
Airlangga Pribadi : Partai politik Belum Bisa Menjadi Kanalisasi Persoalan rakyat
Direktur Eksekutif Indopol Ratno Sulistiyanto, Ketua KPU Jatim Choirul Anam, Ketua BSW PAN Jatim Agus Maimun, dan Akademisi UNAIR Airlangga Pribadi dalam Diskusi Peta Politik Pemilu 2024 di surabaya. Kamis (15/9/2022)

Surabaya (Jatimupdate.id) – Partai politik pilihan publik di pemilu 2024 berdasarkan survey Indopol adalah :

  1. PDIP (18.94%)
  2. Partai Gerindra (9.43%)
  3. Partai Golkar (6.34%)
  4. Partai Demokrat (5.04%)
  5. PKS (4.55%),
  6. PKB (3.98%)
  7. Partai Nasdem (3,41%)
  8. Partai Baru (3.33%)
  9. PPP dan PAN (1.30%)

Partai politik Belum Bisa Menjadi kanalisasi Persoalan rakyat.

Baca Juga: Komitmen Transparansi, Rektor Unair Umumkan Kandidat Penerima Golden Ticket Masuk

Menanggapi release Hasil survey dari Indopol survey and consulting saat mereka melounching kantor perwakilan jawa timur di Surabaya kamis (15/9/ 222), Airlangga Pribadi, Akademisi Universitas Airlangga  menyatakan bahwa keresahan sosial banyak muncul bukan di kalangan miskin, tapi di kelas menengah rentan, kelas menengah yang sangat mungkin sekali mereka mengalami proses pemiskinan struktural seiring dengan kondisi eksternal yang  mempengaruhi ekonomi mereka berbeda halnya pada kalangan kelas miskin, mereka menerima bantalan sosial seperti BANSOS, BLT, yang membuat tingkat penolakan mereka tidak sekeras kelas menengah.

Kelas menengah rentan mengalami pemiskinan sosial sehingga  memiliki implikasi politik dalam konteks electoral. “ Pemilu 2019 dan 2024 captive marketnya biasanya Urban, middle Poor atau Middle Class yang masuk kesana (target pemilih, red), Kandidat-kandidat mendapatkan keuntungan dari proses-proses kekecewaan mereka” Ungkap pria yang kerap di panggil mas Angga.

Angga menambahkan bahwa dalam teori sosiologi politik ada namanya deprivasi relatif , mereka kelas menengah yang mengalami pemiskinan merasa bahwa pendidikannya tinggi, S1, s2, bahkan S3 , tapi ekspektasi mereka tentang kesejahteraan dibandingkan dengan kenyataan itu jauh sehingga muncul kekecewaan, Sekarang muncul kajian tentang populisme, dari situ sumber kemarahannya, Mengapa terjadi guncangan, orang bilang  polarisasi indentitas, ini sebetulnya karena kemarahan dan kekecewaan dari sebagian konstituen yang sebagian besar kelas menengah kebawah tidak terkanalisasi oleh partai politik.

Mengapa demikian, kita bisa melihat survei ini menunjukkan bahwa Hanya 1,22% warga negara yang menjadi anggota partai politik. Angka simpatisan juga sangat rendah, dan 92,52% bukan angggota bahkan tidak memiliki ikatan emosional apapun dengan partai politik, dari 1,22 yang menjadi anggota partai politik, sebesar 51,09% yakin bahwa ideologi berpengaruh besar pada pilihan mereka. 1.22% (Survei Indopol).

“Partai tidak berjalan, Meminjam istilah bung karno tidak menjadi penyambung lidah rakyat. Tidak paham apa yang harus dia identifikasi , tidak paham apa yang menjadi keresahan publik, yang bisa di artikulasikan dalam konteks perjuangan partai dan kebijakan.” tegasnya

Partai politik belum bisa menjadi kanalisasi persoalan masyarakat, yang muncul dalam keresahan-keresahan tadi, belum bisa menjadi kanalisasi problem demokrasi, problem penegakan hokum, problem kinerja, problem ekonomi, masih belum kelihatan.

Baca Juga: KPPU Soroti Problem Penyaluran Pinjaman Mahasiswa di Perguruan Tinggi

“Partai harus bekerja dan fungsional sehingga keresahan yang ada di jalanan bisa di Tarik dalam perdebatan di parlemen, menjadi program kerja.” Jelasnya

Airlangga Pribadi Kusman, Akademisi UNAIRAirlangga Pribadi Kusman, Akademisi UNAIR 

Capres 2024

Berkaitan dengan capres 2024 dimana indopol memperlihatkan bahwa ada 3 kandidat papan atas, ganjar, anise dan prabowo. Airlangga Pribadi menyatakan bahwa terlihat kecenderungan responden berkehendak melihat adanya muka-muka baru, atau perlu adanya regenerasi kepemimpinan nasional. Dimana terlihat Nomer satu adalah ganjar baru nomer dua anies.

Baca Juga: Ratusan Mahasiswa Unair Suarakan Pemilu Bermartabat Tanpa Provokasi

“Regenerasi kepemimpinan menjadi isu yang penting dan kita lihat dari nama-nama itu, regenerasi sejalan dengan track dari pola kememimpinan, dari local menuju nasional.”Ungkap Pria yang jadi pengajar di Universitas Airlagga tersebut.

“Kita harus melihat bahwa preferensi pemilih ke depan jangan hanya melihat pada elektabilitas saja, tapi kita juga harus cermat legacy kepemimpinannya bagaimana? Pada saat tokoh-tokoh ini menjadi kepala daerah atau Politisi.”

Terakhir airlangga melihat ada kecenderungan calon-calon yang konstituennya pada orientasi kelompok politik tertentu, baik kanan atau kiri, Pola tersebut hanya bisa membuat calon lolos dalam pencapresan. Dalam konteks pertarungan electoral/pemilihan mereka memiliki tuntutan politik untuk memperluas dukungan pemilih, sehingga elektabilitas mayoritas bisa dipenuhi untuk menang. (yah)

 

Editor : Redaksi