Kisah Suporter Asal Jember Pulang Selamat Usai Nonton Arema Vs Persebaya

Reporter : -
Kisah Suporter Asal Jember Pulang Selamat Usai Nonton Arema Vs Persebaya
Aremania asal jember

Jember (Jatimupdate.id) -Situasi kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang. Usai laga Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya 2-3 dalam laga Derby Jawa Timur pada lanjutan Liga 1, Sabtu malam (1/10) kemarin.

Digambarkan oleh suporter Aremania asal Jember Theo Bhelva Dwinanda Putra.

Baca Juga: Lomba Mural Jogo Bhumi Arema, Bentuk Kebebasan Ekspresi Kepada Aremania

Pria umur 25 tahun asal Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Jember itu. Mengaku beruntung, dapat pulang dengan selamat ke Jember.

Bahkan dirinya baru tahu kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan itu, sampai menyebabkan ratusan lebih penonton menjadi korban. Baik luka-luka ataupun meninggal dunia. Setelah berhasil keluar dari stadion.

Pria yang akrab dipanggil Theo ini juga sempat mengira korban yang kebanyakan perempuan itu hanya pingsan biasa. Karena berdesak-desakan untuk keluar dari Stadion.

“Saat di luar (stadion). Saya melihat situasinya tidak terlalu ricuh. Tapi jalanan itu, jalur untuk kendaraan pemain dan official yang akan meninggalkan stadion ditutup. Saya bahkan berjalan keluar dari stadion memutar untuk menuju tempat parkir kendaraan,” ujar Theo saat dikonfirmasi di rumahnya, Senin (3/10/2022).

“Situasi itu menurut saya tidak terlalu ramai (atau tidak sampai terjadi penumpukan suporter). Saya pun juga melihat ada yang terbakar. Entah itu mobil, atau kayu-kayuan yang terbakar. Tapi tidak terlalu ricuh seperti di dalam stadion,” sambungnya.

Baca Juga: 5 Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Divonis Dibawah Tuntutan Jaksa

Terkait situasi yang terjadi saat itu, Theo menambahkan, ketika dirinya perjalanan keluar dari dalam stadion. Sempat melihat jika ada korban berjatuhan.

“Saya belum kepikiran kalau (para) korban itu meninggal, atau dalam situasi berbahaya. Tapi saat saya lewat (keluar stadion). Memang banyak korban, tapi saya kira pingsan biasa atau karena lemas. Paling banyak cewek (perempuan),” ujarnya.

“Baru tahu kalau meninggal, ketika melihat banyak berita dan saat itu perjalanan pulang ke hotel tempat saya menginap. Sebelum lanjut ke Jember. Saat itu kabarnya yang meninggal sekitar 47-50 orang. Kemudian tahu juga kalau ada 7 atau 8 orang yang meninggal di dalam ruang ganti pemain, dari medsos,” ungkapnya menambahkan.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris Divonis 1,5 Tahun Penjara

Terkait soal gas air mata, meskipun dirinya berada di tribun VVIP. Tapi diakui Theo, juga ikut dirasakan olehnya, dari hembusan angin di dalam stadion.

“Asap gas itu terbawa angin, dan saya merasakan sedikit (dampak dan aroma dari gas air mata). Ternyata perih di mata minta ampun dan menyebabkan sesak napas dari baunya,” kata Theo.

“Saya tidak bisa membayangkan yang ditembakkan langsung ke arah tribun penonton. Asap putihnya pekat dan ada di tribun. Makanya saat saya lihat di medsos wajah korban (meninggal), lebam apalagi di bagian mata. Mungkin karena tidak kuat dengan perihnya di mata, dan sesak napas dari aroma gas air mata itu,” sambungnya.

Editor : Redaksi