Pekerja Migran Indonesia Miliki VVIP Lounge Di Lima Bandara Indonesia

Reporter : -
Pekerja Migran Indonesia Miliki VVIP Lounge Di Lima Bandara Indonesia
Kepala BP2MI, Benny Rhamdani bersama Gubernur Khofifah meresmikan VVIP Lounge untuk pekerja migran Indonesia di bandara Juanda T2, Rabu (14/12)

Sidoarjo, JatimUPdate.id, -Pekerja Migran Indonesia Miliki VVIP Lounge Di Lima Bandara Indonesia. Bandar Udara Juanda T2,  Bandara Internasional Ahmad Yani – Jawa Tengah, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali, Bandara Internasional Lombok – Nusa Tenggara Barat, dan Bandara Internasional Kualanamu – Sumatera Utara. Secara serentak meluncurkan fasilitas VVIP Lounge untuk pekerjaan migran Indonesia pada Rabu (14/12).

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan apresiasi atas tersedianya fasilitas longue VVIP atas prakarsa BP2MI bersama Angkasa Pura bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di terminal 2 Bandara Juanda. Fasilitas tersebut diakui Gubernur Khofifah sebagai simbol kerja kolaboratif pemerintah daerah dan pemerintah pusat dalam menghargai kontribusi PMI sebagai penyumbang devisa negara.

Baca Juga: Apel Siaga Bencana Hidrometeorologi, Khofifah Pastikan Peralatan dan Personel Siap Dan Siaga

"Sering kita mendengar bahwa mereka adalah pahlawan devisa. Hadirnya longue VVIP bagi PMI adalah tanda bahwa negara memberi penghormatan pada mereka. Bahwa kita memberikan perlindungan sehingga hal-hal teknis yang bisa kita maksimalkan, kita maksimalkan," ungkap Khofifah saat meninjau fasilitas lounge VVIP di Bandara T2 Juanda, Rabu (14/12).

Gubernur Khofifah optimis manfaat dari fasilitas ini akan dirasakan oleh para PMI. Khofifah pun mengimbau pada para PMI untuk selalu menempuh jalur legal yang telah disiapkan oleh Pemprov Jatim dan pemerintah pusat agar senantiasa mendapat perlindungan hukum yang kuat dari negara. Serta, senantiasa berada di bawah pengawasan dan perlindungan BP2MI.

"Permasalahan kompleks yang dihadapi oleh PMI tidak mungkin diselesaikan sendiri oleh Pemda, Pusat, atau BP2MI sendiri. Maka kita butuh semua pihak untuk bergandengan tangan menghadapi masalah-masalah kompleks ini," katanya.

Gubernur Khofifah dalam hal ini juga berharap bisa berkolaborasi dengan BP2MI untuk menyiapkan shelter bagi PMI di beberapa negara. Di antaranya di Hong Kong dan Macau serta Taiwan dimana cukup banyak PMI dari Jawa Timur.

"Kami sudah pernah mengajukan untuk bisa menyiapkan shelter bagi PMI yang ada di Hongkong. Tapi secara regulasi yang boleh menyiapkannya adalah BP2MI. Kami berharap bahwa kebijakan ini bisa terfasilitasi oleh BP2MI sehingga perlindungan PMI baik di dalam maupun di luar negeri dapat ditingkatkan. Pemprov Jatim siap kontribusi untuk menguatkan perlindungan PMI asal Jatim sesuai regulasi ," ujarnya.

Baca Juga: Gubernur Khofifah Jadi Saksi Indonesia Master Super 100

"Mari kita bergotong-royong saling membantu, saling siapkan perlindungan dengan berbagai energi dan SDM yang kita miliki," lanjutnya.

Fasilitas lounge, help desk, dan fast track (jalur cepat keimigrasian) ini merupakan kolaborasi dari Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, yang hadir secara langsung pada peresmian di Bandara Internasional Juanda – Jawa Timur menyampaikan, fasilitas VVIP di lima bandara adalah keberlanjutan dari lounge, help desk, dan fast track yang telah dibangun di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang dan diresmikan pada Desember 2020.

“Fasilitas VVIP yang dihadirkan di lima bandara adalah wujud keberpihakan negara. Selain itu, ini adalah bentuk penghormatan dan pelayanan BP2MI kepada para PMI sebagai pahlawan devisa yang telah rela berkorban demi kesejahteraannya dan keluarga,” ujar Benny.

Baca Juga: Borong 29 Medali, Jatim Juara Umum LKS SMK Nasional XXXI 2023

Sejalan dengan itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur, Himawan Estu Bagijo, mengutarakan, kerja sama yang begitu baik antara BP2MI dengan Pemerintah Daerah dan stakeholders terkait semata-mata bertujuan untuk pelindungan PMI yang utuh, mulai dari berangkat ke negara penempatan hingga kembali ke daerah asal.

“Semoga kehidupan para PMI dan keluarganya akan mengalami perubahan ke arah yang lebih baik dan mimpi itu dapat segera terwujud,” harap Himawan.(Yah) 

Editor : Redaksi