Reses, Banyak Temukan Anak Muda Nganggur, Imam NasDem Sebut Padat Karya Gagal

Reporter : -
Reses, Banyak Temukan Anak Muda Nganggur, Imam NasDem Sebut Padat Karya Gagal
Imam Syafi'i

JatimUpdate.id - Imam Syafi'i, anggota Komisi A DPRD Surabaya telah menyelesaikan serap aspirasi masyarakat atau reses, di daerah pemilihan (dapil) I. Sejumlah hal penting jadi sorotan, mengacu pada sejumlah keluhan warga.

Pertama, mengenai keluarga miskin (gakin), Imam menuturkan, masyarakat menyoal kriteria gakin. Sebab warga banyak mengaku,  jadi korban perwali baru itu, Awalnya terdata MBR, namun sekarang tersisih dari gakin.

Sehingga, pengaruhnya pada program permakanan, yang sebelumnya menerima. Sekarang banyak dicabut. "Mereka, saat ini banyak tidak terdaftar gakin, program pemerintah tidak menyasar mereka lagi," beber Imam

Imam menyebut, ini juga meresahkan gakin yang menempati rumah rusun (Rusun), yang mana untuk tinggal di situ, syaratnya harus MBR. Ketika status dicabut, mereka terancam keluar dari rusun tersebut. "Padahal statusnya keluarga miskin, yang tak tercantum kriteria," sesal Imam.

Pengangguran vs Padat Karya

Kedua, papar Imam, banyak pernyataan seputar tingginya angka pengangguran. Anak-anak muda, menyerukan ingin bekerja. Seruan ini, menurut dia, menandakan banyak warga tergolong keluarga miskin. Sebab, pengangguran dan kemiskinan satu bagian tak terpisahkan. "Ini kan ternyata masih banyak yang miskin, belum bekerja," tukas Imam.

Imam menilai, itu sangat ironis, padahal Walikota Eri Cahyadi menyampaikan, sudah berhasil menurunkan angka kemiskinan sebesar 80%. Ternyata, beber legislator NasDem ini, faktanya tidak seperti itu.

"Karena saya pakai logika sederhana, dengan klaim kemiskinan diturunkan. Misalnya, Tahun 2022, inflasi di Surabaya, sejak Oktober cuma 6,67%. Dengan angka inflasi sebesar itu, terjadi proses memiskinkan, daya beli masyarakat jadi turun. Apalagi UMK naiknya sedikit, inflasinya 6,6%. Sedangkan kenaikan UMK cuma 3,42%." beber Imam

"Nah ke depan ini kan tambah susah, itu logikanya. Inflasi tinggi daya beli turun," ujar Imam.

Terhadap hal itu, Imam justeru menanyakan program padat karya, yang di inisiasi dan direalisasi Eri Cahyadi. Ia menilai program padat karya banyak yang gagal. Bahkan, ia minta ditunjukkan bukti mana yang berhasil, dan pihaknya juga siap menyajikan banyak yang gagal. "Saya akan tunjukkan," sergah Imam.

Ia menjabarkan, proyek padat karya yang dibikin Pemerintah Kota Surabaya, serapan tenaga kerja dan untuk mengentas kemiskinannya masih kecil. Maka, ketika serapannya kecil, sekali lagi imam menegakkan, padat karya disebut banyak yang gagal.

"Kemudian cukup bisa bilang menurunkan angka 80%, logikanya di mana?" terang Imam.

Karenanya, Imam mengimbau, pemkot harus bikin tertarik investor sebanyak-banyaknya, berinvestasi di Surabaya. Merangkul banyak tenaga kerja, bukan cuma bikin Cafe, laundry dan lainnya, dan ternyata banyak tidak berhasil.

"Contohnya Viaduct, dijanjikan sama dengan UMK (gajinya), sampai hari ini baru separuh UMK," tutur dia. Menurutnya, itu salah satu contoh kegagalan.

Beasiswa MBR

Ketiga, warga menanyakan soal beasiswa SMA sederajat. Perihal ini, Imam mengaku, sempat memuji Eri Cahyadi, sebab ada penambahan kuota 25.000 dari 13.000 kuota. Sedianya, sambung Imam Desember 2022 sudah tuntas diurus, sehingga Januari 2023 tinggal di running.

Namun, sesal Imam, beasiswa SMA sederajat, bulan ini tidak bisa di running, karena baru saja diserahkan ke bagian Kesra dari Disbudporapar. Padahal,  Desember 2022, sudah disediakan APBD nya, sebesar Rp 88 miliar.

"Harusnya beasiswa SMA sederajat disiapkan Desember, sehingga Januari, sudah ada transfer ke siswa," papar Imam.

e-Peken

Kemudian, beber Imam, pelaku UMKM juga mengeluh. Utamanya yang ikut e-Peken, yang mana dagangannya tidak laku banyak. Karenanya, dia mendesak agar pemkot menggelar rapat koordinasi, memberikan semacam pelatihan,  bagaimana cara yang baik dalam mempromosikan produknya.

"Ini harus dilakukan pelatihan, atau bahkan  produknya jangan terlalu mahal," pesan Imam

Begitu pula dengan program Baznas 'Surabaya Berdaya', yang mengakomodir  fakir miskin di bidang usaha, dengan meminjamkan modal Rp 2 juta. Imam menilai, program ini belum menyentuh masyarakat bawah.

"Sayang sekali ya, namun bisa jadi karena kuotanya terbatas," imbuh nya.

Namun, ia menekankan, program ini visi nya jangan cuma bisik-bisik saja. Imam mengimbau diumumkan seluas-luasnya. Lalu ditindaklajuti dengan melakukan verifikasi, mana yang paling membutuhkan program tersebut.

"Dan memenuhi syarat untuk dapat diintervensi program itu," demikian tegas Imam.

Sebagai informasi daerah pemilihan (Dapil) I Surabaya meliputi Krembangan, Bubutan, Genteng, Tegalsari, Simokerto, dan Gubeng. (roy)

Baca Juga: Pemilukada Surabaya, Eri Cahyadi Klaim Pasangan Sejati dengan Armuji 

Editor : Ibrahim