Prevalensi Stunting Jatim Tahun 2022 mencapai 19,2 Persen Masih Dibawah Standart Maksimal WHO

Reporter : -
Prevalensi Stunting Jatim Tahun 2022 mencapai 19,2 Persen Masih Dibawah Standart Maksimal WHO
Prevalensi Stunting Jatim Tahun 2022 mencapai 19,2 Persen, Dibawah Standart Maksimal WHO

Surabaya, JatimUPdate.id,- Gubernur Khofifah menjelaskan bahwa prevalensi stunting di Jawa Timur butuh percepatan untuk mencapai target 14%  di tahun 2024. Diketahui, berdasarkan data Suvei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, saat ini tingkat stunting Jatim berada di angka 19,2%. 

Dalam Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting, sasaran prioritas upaya percepatan pencegahan stunting menyasar kelompok prioritas yang mencakup ibu hamil, ibu menyusui, dan anak berusia 0-23 bulan, atau disebut rumah tangga 1.000 Hari Pasca Kelahiran (HPK). Kelompok ini secara rutin bertemu dengan para bidan untuk memantau kesehatan sang anak.

Baca Juga: Birukan Malang, Khofifah - AHY Teriak Demokrat Menang, Prabowo Presiden

Karenanya, Gubernur perempuan pertama Jatim itu menekankan efektifnya intervensi para bidan dalam menurunkan angka stunting, hingga mencapai target Presiden Republik Indonesia yaitu 14 % pada tahun 2024.

"Di tiap kegiatan kami, Pemprov Jatim seringkali  mengundang ibu hamil dan anak-anak untuk menerima penyuluhan dan bantuan gizi.  Kami juga selalu menekankan pentingnya gizi seimbang bagi anak-anak. Angka 14% ini bukan sekedar target, tapi menentukan masa depan bangsa," ungkapnya. 

Baca Juga: Khofifah Bagikan Telur Untuk Balita dan Zakat Produktif Bagi Pelaku Usaha Ultra Mikro di Jember

Di akhir, Gubernur Khofifah pun menyampaikan apresiasinya kepada para bidan yang selama ini telah turun tangan dalam upaya penurunan stunting. Tak hanya membuka program ini, Gubernur Khofifah pun menyerahkan penghargaan untuk Dinas Kesehatan dan Ikatan Bidan Kab/Kota Terbaik dalam Upaya Penurunan Stunting oleh Gubernur Jawa Timur, didampingi Kepala Perwakilan BKKBN Jatim Maria Ernawati.

Tanda apresiasi tersebut diterima oleh Dinas Kesehatan Kab. Blitar, Dinas Kesehatan Kab. Situbondo, dan Dinas Kesehatan Kab. Sidoarjo. Diikuti dengan penerima apresiasi kategori Bidan Kab/Kota Terbaik di Provinsi Jawa Timur dalam Kontribusinya Mencegah Stunting, yaitu Ruwani asal Kab. Gresikk, Eny Widiyasari asal Kota Surabaya, dan Vinsentia Ismijati asal Kota Surabaya. 

Baca Juga: HGN ke-64, Momentum Tekan Angka Stunting di Lamongan

"Stunting harus dipangkas untuk menciptakan generasi yang berkualitas. Keikhlasan panjenengan untuk menciptakan generasi yang sehat bebas stunting akan menjadi amal jariyah panjenengan semua," katanya. (yah)

Editor : Redaksi