Catatan MAS AAS

Kapan Mudik?

Editor : -
Kapan Mudik?
catatan Mas AAS di stasiun gubeng

Ada hobi pribadi yang bisa jadi dipandang aneh bagi sebagian orang yang lain. Biasa duduk di terminal, atau sekadar nyangkruk di stasiun Kereta Api.

Untuk apa? Di penghujung berakhirnya bulan Ramadhan begini, biasanya geliat mulih dilik alias mudik sudah terlihat.

Nah, melihat sejarah dan landscape perjalanan pulang ke kampung halaman, di sebagian besar warga di negeri tercinta ini. Menjadi sebuah ritus yang tak pernah alpha penulis tinggalkan.

Hanya duduk mengamati aktifitas manusia di dalam terminal atau di stasiun, menjadi kegiatan yang menyenangkan hati juga pikiran ini!

Tidak hanya sebagai subyek karena juga telah bersiap melakukan perjalanan ibadah batin yang sudah membudaya ini. Juga tentu yang menarik adalah melihat obyek, bagaiman semua stakeholder yang mengurusi kelancaran serta mobilitas warga bangsa untuk mangabekti kepada orang tua, kerabat, tetangga, dan utamanya kepada para leluhurnya. Semua bergerak memadu padankan tindakan untuk nyengkuyung acara mudik nasional yang adiluhung ini!

Malam ini, masih hangout manjing ajur ajer berkumpul dengan kaum rantau di Stasiun Gubeng Surabaya. Memotret aktivitas para pekerja malam yang masih giat bekerja mempersiapkan acara tradisi tahunan sekali itu dilakukan. Perbincangan seputar kapan mudik, dan apa saja yang sudah dipersiapkan untuk berangkat mudik, begitu asyik didengarkan.

Mengapa masih di sini, saat hari tengah berjalan pelan menuju di ujung malam. Karena sedang janjian bertemu dengan seorang kawan lama.

Sebelum pulang ke gubug tercinta. Sejenak menuangkan pikiran, yang sedari tadi terendap di dalam kepala menyoal perihal kegiatan mudik yang sebentar lagi terjadi.

Tentu saja Minggu depan, Stasiun Gubeng Surabaya ini akan semakin padat berjubel, dipenuhi para penumpang yang ingin segera pulang sampai di kampung halaman tercinta.

Meski gema takbir belum datang, namun kedatangan akan rindu terhadap kampung halaman tercinta, sudah kadung menyelinap dalam benak, dan mengaduk-aduk ruang memori dalam pikiran juga benak ini!

Ternyata pulang itu sungguh dinantikan datangnya. Utamanya pulang bertemu orang-orang tercinta, tempat kelahiran, dan kenangan yang menyelimutinya.

Dan di planet bumi ini, negeri yang memiliki tradisi yang begitu epik untuk semuanya pulang ke kampung halaman tercinta. Ya, saya kira hanya berada di Republik ini.

Boleh saja Malaysia, India, Mesir, Turki, dalam ceritanya juga punya kisah yang sama.

Namun tetap Ibu Pertiwi yang paling heboh perihal merayakan tradisi udik balik kampung ini.

Sebagai anak bangsa tentu ini menjadi kabar bahagia, dan harus terus dipelihara.

Jadi selak kepingin naik Kereta Api Sancaka, lalu turun di Stasiun Balapan. Dan menikmati malam di kota Solo, Klaten dan sekitarnya, sambil makan kupat, lauk opor, dan sambal goreng tentunya!

Dan tak lupa mengamati kegiatan di pasar tradisional, macam Pasar Gede di Solo, lalu di Pasar Beringin Harjo Jogja, juga Pasar Tradisional di Klaten dan Boyolali, pastilah hiruk pikuknya semakin meluber hingga di luar pasar.

Karena ada momen prepegan jelang hadirnya BADA atau hari raya lebaran.

Mendokumentasikan itu semua, adalah sebuah kemegahan dan kemewahan hidup yang tak mampu digantikan oleh aksesoris materi di dalam hidup ini!

Kapan mudik rek? 

AAS, 13 April 2023
Stasiun Gubeng Surabaya