Oleh: Abdul Rohman Sukardi

Memby, Pejuang Tanpa Banyak Kata

Reporter : -
Memby, Pejuang Tanpa Banyak Kata
Alm Memby Untung Pratama

Hari ini saya berada dalam situasi yang tidak sering terjadi. Menerima berita lelayu (kabar wafatnya seseorang) yang untuk beberapa saat terbengong. Harus menenangkan diri dulu untuk kemudian berfikir kembali harus melakukan apa.

Merespon berita duka di grop pun enggan. Saya berdoa untuk yang bersangkutan. Setelah itu, beberapa saat pun masih bertanya-tanya. Benarkah ini terjadi. Kenapa ini terjadi… dst.

Baca Juga: KPPU Soroti Problem Penyaluran Pinjaman Mahasiswa di Perguruan Tinggi

Biasanya saya melatih diri untuk memahami kematian adalah “wes wayahe”. Sudah saatnya. Kenapa saat ini saya bertanya-tanya?.

Memby Untung Pratama adalah yunior saya agak jauh di HMI. Perinteraksian saya di kampus juga tidak banyak. Sekilas dalam ingatan saya, ia sosok serius. Bercanda pun masih tampak serius.

Setiap kata dipikirkan dengan matang. Sekali bicara, hal-hal yang penting yang meluncur. Dari kata-katanya ia merupakan sosok berwawasan luas dan teguh dalam prinsip.

Bertemu lagi setelah era WA group. Ia sudah bekerja di Inspektorat Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang. Sudah pulang dari studinya dari Jepang. Kopi Darat pertama dengan sejumlah alumni di Jakarta. Seingat saya di Warung Daun Cikini. Depan Taman Ismail Marzuki.

Kemudian bertemu lagi di Sarinah. Juga ketika mengkhitankan anaknya. Sebelum karirnya membawa ia sebagai Kakantah Batam. Kemudian pindah Pekanbaru dan terakhir di Kanwil Pertanahan Jakarta.

"Kalau ke Batam, mampir Mas...", ajaknya suatu ketika.

Sejak itulah frekuensi keativisannya nyambung lagi. Ia sering direct message (DM) soal perkaderan adik-adik HMI, tingkah polah alumni maupun dinamika hukum dalam pekerjaannya. DM dia biasanya saya respon balik.

Menurut saya ada dua kesempurnaan yang melekat padanya sebagai alumni HMI. Pertama, komitmen untuk perkaderan HMI Cabang Jember Komisariat Hukum. Kedua, visi pembaharuan dalam karir pekerjaannya.

Memby termasuk salah satu dari sedikit alumni yang support dan kemudian menyediakan diri sebagai mentor. Atas lontaran gagasan saya perlunya lompatan kaderisasi HMI Cabang Jember Komisariat Hukum. Inti gagasan ini sederhana.

Untuk bisa berbicara banyak di masa depan, perlu banyak kader-kader HMI Cabang Jember Komisariat Hukum didorong, bahkan difasilitasi untuk studi ke LN. Untuk itu bahasa Inggris kader perlu di upgrade. Untuk program ini bahkan sempat mengirim sejumlah kader untuk pelatihan Bahasa Inggris ke Pare Kediri.

Baca Juga: Mahasiswa Nganjuk Bagikan Makanan Dan Sembako Upaya Cooling Down Dan Jaga Stabilitas Kamtibnas

Jika setiap tahun ada 10 kader yang studi ke LN, nanti akan tercipta kekuatan SDM yang bisa berbicara banyak di masa depan. Memby, dan Arul (saat ini sedang studi S3 di Australia) sangat getol mendorong upaya ini. Selain sejumlah alumni lain yang ikut memberi dorongan, Memby dan Arul yang paling depan dalam upaya ini.

Suatu ketika DM, ketika ia ikut konferensi internasional. “Benar kata Mas Rohman… Studi LN di Univ bagus itu bukan hanya penguasaan knowledge. Tapi juga networking. Sebagaimana Raju (Raja Juli Antoni)”. Ia menyebut contoh Wamen di instansinya.

Ia juga pernah menyinggung dunia pekerjaannya. “Regulasi agraria kita ketinggalan jauh Mas... land reform harus (dipercepat)...”, katanya suatu ketika. Tapi ia bekerja di birokrasi. Tempat kerjanya memiliki logikanya sendiri. Tidak cukup mudah menggelontorkan perubahan dalam birokrasi.

Selain itu ia juga pernah menyinggung perlunya konsolidasi alumni kampus FH Unej. Maka ia menerima sebagai sekretaris KAUJE FH.

Saya berharap karirnya di Kemen Agraria menanjak. Agar ia bisa mewujudkan impianya itu. Percepatan land reform. Tapi Allah Swt berkehendak lain. Hari ini, 24-06-2023 ia dikabarkan wafat. Berseliewran di group WA.

Awalnya saya tidak percaya. Termangu-mangu. Tapi banyak info bahwa itu adalah Memby yang saya kenal itu.

Baca Juga: Ketua DPD RI: Kualitas Demokrasi Indonesia Menurun Imbas Amandemen Konstitusi

Dua hal itulah yang saya ingat dari Memby. Pertama, antuasiasnya dalam mendorong lompatan kaderisasi pejuang-pejuang ummat (kader-kader HMI). Kedua, visi land reform di Indonesia.

Tapi ia bukan tipikal banyak bicara. Ia berjuang tanpa banyak bicara. Mungkin lingkaran ia diskusi saja yang bisa memotret dan merasakan visinya.

Semoga spirit pembaharuan itu tetap hidup di dalam diri kader-kader penerus di KAHMI maupun HMI Cabang Jember. Ketika spirit itu hidup, maka sebenarnya ia tak mati. Ruh memang lepas dari raga. Tapi ia tetap hidup melalui spirit pembaharuan itu.

Selamat jalan Memby... Kau teman diskusi sekaligus teman berjuang yang asyik. Semoga kau tetap hidup selamanya. Melalui spirit pembaharuan yang kau tebar. Walau tanpa melalui banyak bicara.

Semoga tempat tempat terbaik di sisi Allah Swt.


ARS ([email protected]), Bangka Kemang, Jaksel, 08-06-2023

Editor : Yuris P Hidayat