Dispora Jatim Santuni Mantan Atlet Nasional Balap Sepeda

Reporter : -
Dispora Jatim Santuni Mantan Atlet Nasional Balap Sepeda
Event Balap sepeda di SEA GAMES

GRESIK (JATIMUPDATE.ID) - Dispora Jatim santuni mantan atlet naasional balap sepeda. Begitu kontras dengan prestasi gemilangnya saat mengikuti SEA Games tahun 1979 di Jakarta. Suharto, atlet kebanggaan Indonesia berhasil merebut medali emas dari cabang olahraga balap sepeda.

Siapa sangka, Soeharto yang dulu merupakan salah satu atlet balap sepeda nasional kini nasibnya tidak semulus laju sepeda yang dikayuhnya ketika berjaya. Ya, Soeharto kini menjadi tukang becak untuk menyambung hidupnya di Surabaya.

Baca Juga: Qiyamul Lail dan Lomba Masak Bandeng, Cara Unik Pj. Gubernur Adhy Tingkatkan Keguyuban

Soeharto pernah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional melalui dua medali emas di ajang SEA Games 1979 Malaysia untuk nomor Team Time Trial jarak 100 kilometer. Bersama ketiga rekannya saat itu, tim balap sepeda Indonesia sukses

Sementara itu, dua tahun sebelumnya pada SEA Games 1977 yang berlangsung di Thailand, Soeharto kembali melambungkan tinggi nama Indonesia dengan menyabet dua medali perak untuk Kontingen Merah Putih dari nomor jalan raya kategori beregu dan perorangan.

Sembari terus mengusap air mata, Suharto mengenggam erat sembako, uang tunai dan handphone pemberian dari orang nomor satu di Pemprov Jatim.

"Dapat salam dari ibu gubernur, saya diperintah ibu langsung untuk menemui Pak Harto. Handphone ini tolong diterima supaya Pak Harto bisa terus menyambung silaturahmi dengan keluarga termasuk para insan olahraga di Jatim," ujar Kepala Dispora Jatim Pulung Chausar didampingi Kepala UPT PPD Bapenda Jatim di Gresik serta Kepala Kepala Dinas Parekrafbudpora Gresik Sutaji Rudy.

Di gubuk berbahan seng dengan ukuran 2 x 3 meter, Suharto tinggal sebatangkara dibalik gudang rongsokan di Kelurahan Singosari, Kecamatan Kebomas, Gresik.

Bau tak sedap rongsokan dan sampah bekas terguyur hujan menyeruak sejak beberapa meter dari gubuk tersebut.

 Suharto (70), mantan atlet nasional balap sepeda andalan Jawa Timur tak kuasa menahan air matanya. Sore ini, dia menerima sejumlah bantuan dari Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melalui Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Jatim, Sabtu (30/4). Suharto (70), mantan atlet nasional balap sepeda andalan Jawa Timur tak kuasa menahan air matanya. Sore ini, dia menerima sejumlah bantuan dari Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melalui Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Jatim, Sabtu (30/4).

Kedatangan Pulung bersama tim Pemprov Jatim tersebut merupakan respon cepat dari instruksi Gubernur Khofifah yang beberapa hari lalu bertemu langsung Suharto di Gresik.

Baca Juga: PJ Gubernur Jawa Timur Memulai Program Mudik Bareng Gratis dari Jakarta

Kepada Suharto, Pulung menyampaikan bahwa doanya di bulan Ramadhan ini telah terjawab melalui Gubernur Khofifah. Pertemuannya secara tidak sengaja dengan Gubernur Khofifah saat pembagian sembako di Gresik beberapa hari lalu, disebutnya sebagai skenario yang telah ditentukan Allah.

"Nanti ibu gubernur juga akan memberi pekerjaan Pak Harto. Insyallah, kalau Pak Harto juga berkenan, nanti disiapkan pekerjaan yang layak yang sesuai dengan prestasinya,” ujar Pulung.

Lebih lanjut Pulung menjelaskan, keberadaan atlet yang akan menghadapi masa pensiun memang harus dipersiapkan.

Karena itu, Dispora Jatim bersama KONI Jatim saat ini tengah mengembangkan Sportpreneur Academy melalui kerjasama dengan Universitas Ciputra. Hal ini dilakukan agar masa depan atlet Jatim baik yang telah berprestasi tingkat nasional maupun internasional tetap terjamin.

"Harapan kita tidak ada lagi atlet bernasib seperti Pak Harto. Melalui pelatihan tersebut, para mantan atlet dapat melanjutkan kehidupannya dengan berwirausaha," tutur Pulung.

Baca Juga: Pj Sekdaprov Bobby Apresiasi Peran Pilar Sosial Jatim Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Sementara itu, usai menerima bantuan dari Gubernur Khofifah, Suharto menyampaikan rasa terimakasih. Bantuan tersebut merupakan kepedulian yang luar biasa di tengah situasi berat yang sedang dihadapi Suharto.

Karena sepekan lalu, dia mengaku baru pindah dari Surabaya lantaran tidak mampu membayar sewa rumah. "Baru seminggu tinggal di sini. Kerja narik becak kalau ada tumpangan, kalau tidak ada ya saya angkut rongsokan," ujar Suharto.

Ditanya terkait prestasi-prestasinya, Suharto mengaku semua sudah tinggal kenangan. Karena medali emas, maupun medali perak yang diraihnya tahun 1976 pada ajang Tour de Thailand telah hilang.

"Waktu saya sakit stroke itu semua barang-barang saya hilang. Medali, piagam sampai buku album foto saya juga hilang," kenang dia. (*)

Editor : Redaksi