Oleh : Ken Bimo Sultoni A

Perang Hamas Vs Israel, Waspadai Gerakan Mustaribeen Di Indonesia

Reporter : -
Perang Hamas Vs Israel, Waspadai Gerakan Mustaribeen Di Indonesia
Ken Bimo Sultoni A

Larry Jhonson, Eks-Analis CIA,100 Persen Yakin Pejuang Hamas Pakai Senjata yang Dipasok AS dan Israel Sendiri seperti dikutip dari Reuters. 

Konflik Israel-Palestina kembali memanas. Terdapat beberapa fakta yang cukup menarik untuk dikaji diantaranya adalah pengguan unit intelijen bernama Mustaribeen yang bertujuan untuk menyusup kedalam lingkungan masyarakat palestina untuk mendapatkan informasi seputar konflik yang ada. 

Baca Juga: Road to Musda Badko HMI Jateng-DIY: Kader HMI dan Kahmi Semarang Dukung Alwi Husein Al Habib

Mustaribeen sendiri adalah unit intelijen dibawah naungan tim khusus yang awal keberadaannya berasal dari organisasi paramiliter milik Israel yaitu Palmach divisi Haganah.

Awal kemunculannya dimulai sekitar tahun 1942–1950 yang bertujuan untuk memetakan kondisi antropologis dan sosiologis masyrakat palestina saat itu sebelum kedatangan hingga pasca kedatangan bangsa yahudi dari berbagai negara. Apabila dilihat dari jumlahnya unit mustaribeen di Israel tersebar ke beberapa badan keamanan yang dimiliki oleh negara tersebut diantaranya :

* Sayeret Shaked, sebuah unit IDF , yang beroperasi secara rahasia di Jalur Gaza pada 1970-an

* Sayeret Shimshon (Unit 367), yang beroperasi di Jalur Gaza sampai pembubarannya pada tahun 1994 setelah Kesepakatan Oslo

* Rimon, beroperasi dari 1987 hingga 2005 di Gaza

* Sayeret Duvdevan (Unit 217), didirikan di Tepi Barat pada tahun 1980-an dan masih beroperasi hingga tahun 2018

·* Yamas , sebuah unit dari Polisi Perbatasan Israel

Hingga kini keberadaan unit mustaribeen dilaporkan masih tetap eksis dengan pola pergantian tim setiap kali tugas telah selesai, sehingga informasi terkait unit mustaribeen yang tetap eksis sangat terbatas. Disadur melalui tulisan yang dibuat oleh akademisi Israel bernama Gideon Doron yang berjudul “Intelijen Israel: Taktik, Strategi, dan Prediksi” ada kemungkinan bahwa Unit Mustaribeen juga melakukan operasi secara lintas negara dengan tujuan dan tugas yang lebih dari sekedar pengawasan orang arab di palestina.

Dalam sejarah intelijen israel kita mengetahui nama-nama orang arab yang bekerja untuk intelijen israel diantaranya adalah Eli Cohen dan Ashraf Marwan (Menantu Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser). Mereka berdua sukses melaksanakan tugasnya dengan cara menyusup kekalangan elit arab bahkan mempengaruhi orientasi kebijakan negara-negara tersebut meski dua-duanya juga memiliki akhir kehidupan yang tragis.

Keberadaan Eli cohen dan Ashraf Marwan dalam melakukan aktivitas intelijennya di luar palestina dan negara2 arab tidak menutup kemungkinan juga melakukan operasi intelijen di Indonesia. Negara Indonesia yang notabene merupakan negara berpenduduk muslim terbesar didunia dengan penganut keyakinan yang kuat pastinya juga menjadi salah satu ancaman bagi Israel. Terlebih lagi hampir seluruh umat islam menentang pencaplokan palestina oleh israel.

Hal ini diperkuat dengan solidaritas umat islam terhadap palestina melalui aksi belas palestina yang mengundang banyak respon simpatik berbgai kalangan. Salah satu hal yang perlu diwaspadai adalah operasi unit Mustaribeen yang berperawakan layaknya seorang arab dan memiliki pengetahuan yang luas terkait dunia islam dapat mempengaruhi kebanyakan masyarakat indonesia yang mayoritas masih menilai bahwa orang arab adalah keturunan Rasul. Hal ini menjadi berbahaya disaat mereka tak hanya mempengaruhi kebijakan politik akan tetapi juga masuk pada sendi-sendi keyakinan masyarakat indonesia.

Sistem Intelijen Israel dan Posisi Mustaribeen

Negara Israel sangat bergantung pada sistem keamanan nasional yang mereka miliki, salah satu sarana agar mereka terus dapat beratahan adalah mengimplementasikan sistem Intelijen Israel (IIS) yang menyediakan sarana untuk mendapatkan informasi terkini seputar ancaman yang mereka hadapi. Kemampuan badan intelijen yang secara akurat memprediksi perkembangan masa depan sepenuhnya didasarkan pada kecanggihan teoretis dari para evaluator mereka.

Baca Juga: Alwi Husein Al Habib: Calon Potensial untuk Musda HMI Badko Jateng 2024

Sama halnya dengan fungsi intelijen pada umumnya IIS bertujuan untuk memberikan peringatan dini terhadap ancaman yang dihadapi Israel. Anggota IIS juga aktif melakukan operasinya di negara-negara sahabat atau negara tanpa kerjasama dari pemerintahnya guna memastikan keamanan masyrakat dan negaranya.

Pada dasarnya IIS memiliki Tiga komponen utama organ intelijen yaitu Intelijen Militer (AMAN), Mossad, dan Shabach. Organisasi tambahan yang lebih kecil diantaranya Departemen Riset Kantor Luar Negeri, unit intelijen departemen kepolisian, dan Biro Hubungan Ilmiah, yang ditutup setelah Pollardaffair.

Intelijen Militer (AMAN) adalah elemen terbesar dan terpenting dari IIS mereka bertugas untuk mengumpulkan, memproses, dan menilai informasi tentang niat dan operasi musuh. Domain kerjanya difokuskan pada negara-negara arab yang memiliki potensi ancaman terbesar bagi Israel. Mossad, “Institute for Intelligence and Special Assignments,” bertanggung jawab atas operasi — seperti spionase, pengawasan, dan kegiatan kontra-teroris — terutama di negara-negara yang tidak terlibat langsung dalam konflik dengan Israel.

Dalam banyak hal, dinas intelijen yang berorientasi eksternal ini mirip dengan MI6 dan CIA. Shabach, Dinas Keamanan Umum, bertanggung jawab atas kontra spionase dan intelijen di dalam batas-batas hukum negara (perbatasan gencatan senjata tahun 1949 dikenal sebagai “garis hijau”). Sejak 1967, tanggung jawab Shabach mencakup pemantauan aktivitas di wilayah yang direbut dari Yordania, Mesir, dan Suriah. Yurisdiksinya diperluas lebih lanjut selama kehadiran Israel 1982–1985 di Lebanon.

Apabila dilihat peran dan fungsinya keberadaan unit intelijen Mustaribeen yang bekerja dilingkup internasional akan ditempatkan pada organ intelijen Mossad milik Israel. Salah satu kelebihan agen Intelijen Israel adalah terletak pada sistem evalusi menyeluruhnya yang mendetail serta proses antisipasi kejut yang baik. Mustaribeen yang bergerak pada domain internasional akan berfokus pada antisipiasi gerakan kaum muslim baik arab atau asing yang bertujuan untuk meggalang kesatuan untuk mendukung pembebasan palestina dan pengusiran umat yahudi di wilayah yarussalem.

Melalui pencapaian sistem intelijen yang dimiliki oleh Israel maka kemungkinan besar penerapan agen mustaribeen didunia internasional lebih berfokus dalam mendapatkan data rigit terkait lingkup sosio-kultural serta aspek antropologis yang dimiliki target. Kecanggihan Israel dalam mengembangkan alat intelijen yang berfungsi untuk mengawasi, menyadap serta mengumpulkan gerak-gerik masyarakat internasional serta geografis negaranya membuat negara itu akan meminimalisirkan penggunaan fungsi human intelligence hanya untuk operasi-operasi khusus tertentu yang tidak dapat dijangkau oleh mesin seperti sabotase dan pemberian pengaruh terhadap target.

Mustaribeen dan Komunitas Arab Indonesia

Masyarakat Indonesia telah didatangi oleh bangsa arab sejak ratusan tahun yang lalu melalui jalur perdagangan, keterpengaruhannya terhadap masyarakat indonesia dapat dilihat dari bukti nyata eksistensi keberadaan komunitas arab di Indonesia serta penyebaran agama islam yang notabene disebarakan oleh para pendatang bangsa arab dari daerah timur-tengah dan sekitarnya. Diantara komunitas arab tersebut diantaranya diakui sebagai keturunan langsung dari Rasullulah Muhammad SAW atau yang biasa disebut Sayyid atau alawiyin, sehingga kedudukannya di tengah masyarakat indonesia sangat disegani dan juga dihormati.

Baca Juga: Mahasiswa Nganjuk Bagikan Makanan Dan Sembako Upaya Cooling Down Dan Jaga Stabilitas Kamtibnas

Rabithah Alawiyah, organisasi pencatat keturunan Nabi Muhammad, mendata ada 151 marga segaris keturunan Nabi yang masih ada di dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia, dari 100 kabilah Assadah Alawiyah, kini hanya 68 marga keturunan sayid yang tersisa. Mereka menyebar ke seluruh wilayah Indonesia, dari Jakarta, Surabaya, Sumatera hingga Kalimantan. Data Rabithah Alawiyah mencatat, di kawasan Jabodetabek sendiri para keturunan Alawiyin didominasi keluarga al-Attas. Jumlah mereka mencapai 2.471 orang. Urutan kedua adalah Al Haddad, sebanyak 1.583 orang. Ketiga marga Assegaf, lalu Alaydrus dan Al Habsyi. Dari jumlah keluarga Alawiyin di kawasan ini, yang paling bontot adalah marga Al Baidi, jumlahnya cuma 1 orang.

Kedudukan alawiyin ditengah masyarakat Indonesia sangat berpengaruh pada Emosi, sikap, Tingkah laku, Opini dan Motivasi (ESTOM) masyarakat muslim Indonesia. Orang arab yang tak memiliki gelar alawiyin atau Non Alawiyin ini pun juga mendapatkan perlakuan yang kurang lebih sama ditengah masyarakat sehingga hal ini juga berpotensi dimanfaatkan oleh agen Mustaribeen Israel agar dapat masuk dan memepengaruhi masyarakat.

Dikutip dari pernyataan Mantan Menteri Agama Said Agil Al Munawar dalam seminar internasional Warisan Budaya Arab di Indonesia: Percampuran Budaya Indonesia — Hadramaut (Yaman) jumlah populasi Suku Arab di Indonesia pada tahun 2010 mencapai 5 juta penduduk atau sekitar 2% dari total penduduk Indonesia dan jumlah ini pun meningkat seiring pencatatan data terbaru di tahun 2021 ini. Dengan jumlah sebanyak itu gerakan intelijen unit Mustaribeen milik Israel sangat berpotensi untuk dapat menyusup, mengulik informasi dari masayrakat indonesia bahkan mempengaruhi kebijakan para elit pemerintahannya.

Oleh karenanya untuk mengkounter isu gerakan Mustaribeen ini maka pemerintah indonesia yang dalam hal ini diwakili oleh BIN selaku lembaga Intelijen Nasional harus melakukan tindakan kontraintelijen guna menghadapi ancaman penyusupan oleh pihak-pihak asing dalam wilayah keadaulatan Indonesia. Selain itu pendekatan budaya dan kebangsaan yang di bawakan oleh tokoh arab-Indonesia juga harus di galakkan agar masyarakat indonesia tak mudah terpengaruh karena penampilan kasat mata para tokoh agama yang dilakukan oleh pihak asing khususnya Unit Mustaribeen.

 

Ken Bimo Sultoni A

Pengurus PB HMI

Editor : Nasirudin