Catatan Mas AAS

Ketika Para Mantan Aktivis Mahasiswa Meradang Merenungi Nasibnya

Reporter : -
Ketika Para Mantan Aktivis Mahasiswa Meradang Merenungi Nasibnya
Mas AAS

Para aktivis 90-an pada gigit jari. Pengalaman mereka berorganisasi dan berkarir yang telah mereka raih sejak dari posisi level dasar di organisasi, di partai, tak cukup kredibel untuk mengangkat posisi mereka agar punya daya tawar menjadi Capres apalagi Wapres!

"Wis mulih ae: sekolah atau berbisnis, belajar bagaimana cara maked money, kalau udah kaya, dan aset sudah banyak! Daya tawar diri bisa up dengan auto, tidak perlu mengemis dan minta belas kasih, dari top leader di organisasi apalagi di partai!

Baca Juga: Jaga Kondusifitas Pemilu 2024, Adhy Karyono Terima PWI Jatim Award 2024

Peradaban ke depan bagaimana membangun sebuah portofolio diri agar bisa menjadi pemimpin di negeri ini, di semua lapisan struktur organisasi, benar-benar akan mengalami disruption besar-besaran sepertinya dengan fenomena terkini diruang publik.

Malahan ada komentar seorang senior di grup WhatsApp yang menulis begini: "Aktivis kampus ke depannya cukup menjadi EO (Even Organizer), ngeri-ngeri sedap! Entah saking sedihnya senior tersebut, atau memang harus mau mencintai takdir terkini bagi mantan aktivis, upps!

Yang akan mengambil alih kepemimpinan di masa depan adalah: entrepreneur yang banyak duit juga aset!

Baca Juga: Mahasiswa Otentik

Jaman sudah berubah bung, begitu seseorang lainnya di grup WhatsApp meyakinkan ulang. Dengan demikian organisasi mahasiswa juga harus mau berpikir ulang, mendesain ulang gerakan nya. Tak mau berubah akan digilas oleh jaman, atau hanya akan menjadi follower abadi! Para anggota dan juga kader-kader di organisasi tersebut!

Dan pentahbisan terakhir bahwa aktivis masih ada tajinya dan itu juga tidak cukup powerful, adalah di pilpres 2024.

Pilpres hari itu bukan pertarungan sang capres wapres yang ikut sebagai peserta, namun para dalang dibalik Paslon lah yang benar-benar bertanding. Dan itu menjadi sebuah materi kuliah 3 SKS bagi para mantan aktivis, bahwa jaman terkini pendulumnya sudah berubah sepertinya. Tidak membuat mereka para mantan penggerak di Organisasi kemahasiswaan itu memiliki Taji lagi nantinya!

Baca Juga: Tidak Ada Mimpi yang Terlalu Besar Untuk di Kejar!

Serem euiii. Mulih ndeso ae rek


AAS, 23 Oktober 2023
Warkop Alun-alun Bangil Pasuruan

Editor : Nasirudin