Pengawas Institut Sarinah, Muryani Dikukuhkan Menjadi Guru Besar FEB Unair

Reporter : -
Pengawas Institut Sarinah, Muryani Dikukuhkan Menjadi Guru Besar FEB Unair
Muryani (tengah) bersama Dia Puspitasari (kanan), foto dok Institut Sarinah

SURABAYA,JatimUpdate.id - Pengawas Institut Sarinah Muryani dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

Pengukuhan dilaksanakan di Aula Garuda Mukti Kampus C Universitas Airlangga, pada Rabu (25/10).

Dalam pidato ilmiah nya berjudul "food security dan degradasi lingkungan dalam perspektif ilmu ekonomi", Muryani mengaku setuju bila pemerintah mengembangkan upaya-upaya raksasa untuk mengatasi ketahanan pangan.

Namun dengan catatan, hanya bila menyertakan analisa dampak lingkungan tanpa AMDAL dan kesanggupan mematuhinya.

"Lebih baik pemerintah fokus pada pemanfaatan lahan-lahan terlantar dan berbagai upaya konvensional lainnya," papar Muryani.

Dari sudut pandangnya, dampak buruk program Food Estate sangatlah memprihatinkan, terutama kerusakan lahan akibat pembukaan lahan hutan konservasi dan pengalihfungsian lahan gambut secara besar besaran.

"Meski demikian, ternyata hasilnyapun tidak optimal sehingga tujuan meningkatkan ketahanan pangan juga gagal diwujudkan." tuturnya.

Muryani menegaskan, pengalihfungsian lahan gambut melanggar komitmen pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) pada tahun 2030 sebesar 41%.

Maka dari itu, Ia mengusulkan adanya undang-undang untuk perlindungan hutan.

Sementara Sekretaris Institut Sarinah, Dia Puspitasari memberikan dukungan atas gagasan Muryani itu.

"Kita harus mendukung pengesahan RUU Masyarakat Adat yang dihentikan prosesnya oleh Ketua DPR walaupun sudah 8 tahun dibahas. RUU ini mengakui keberadaan Masyarakat Adat yang akan berperan juga dalam perlindungan hutan-hutan kita," katanya.

Dia Puspita menyampaikan, nasib yang sama dari RUU perlindungan pekerja rumah tangga yang juga dihentikan proses pembahasannya oleh Ketua DPR setelah DIM pemerintah masuk pada Mei 2023.

"Semua upaya legislasi untuk mencapai target-target SDGs tampaknya justru dihambat oleh DPR kita," ungkap Dia Puspitasari yang juga dosen UNTAG Surabaya

Institut Sarinah, tambah Dia Puspita juga memahami tantangan berat bagi para intelektual aktivis lingkungan, untuk berkontribusi maksimal bagi penyelamatan bumi manusia.

"Sebab, disaat permasalahan lingkungan semakin memburuk, kesadaran dan komitmen politik masyarakat dan pemerintah untuk mengatasinya semakin terlihat melemah." demikian Dia Puspitasari. (roy)

Baca Juga: Komitmen Transparansi, Rektor Unair Umumkan Kandidat Penerima Golden Ticket Masuk

Editor : Ibrahim