Pelaku UMKM Bulak Resah, Wadul ke Wakil Ketua Komisi B

Reporter : -
Pelaku UMKM Bulak Resah, Wadul ke Wakil Ketua Komisi B
Anas Karno saat mendapatkan pengaduan dari pelaku UMKM Bulak

Surabaya,JatimUPdate.id, - Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya Anas Karno mendapatkan banyak pengaduan atau persoalan dari pelaku UMKM Bulak saat menggelar Sambung Roso di Kenpark. 

Yesi koordinator UMKM Bulak mengatakan, banyak persoalan yang dialami pelaku UMKM Bulak yang berjualan di sepanjang Jembatan Suroboyo. 

Baca Juga: Gandeng Muhammadiyah, KPPU: Tingkatkan Kolaborasi Dalam Mendorong Ekonomi Berkeadilan

Di antaranya Antara lain meja lapak yang disediakan oleh pihak kelurahan terlalu tipis, tidak kokoh. Sehingga barang dagangan UMKM rawan jatuh. 

Kemudian penerangan yang tidak maksimal. Karena lampu penerangan Jembatan Suroboyo, banyak yang tertutup ranting pohon.

"Hal ini membuat warga khususnya yang membawa anak kecil enggan berkunjung. Mereka lebih memilih berkunjung ke Taman Suroboyo dan SIB (Sentra Ikan Bulak), yang lokasinya tidak jauh dari Jembatan Suroboyo," katanya.

Yesi menambahkan yang lebih meresahkan lagi, yaitu keberadaan PKL yang melanggar jadwal jualan lapak UMKM binaan kelurahan dan kecamatan.

"Jadwal lapak UMKM itu khusus pada Sabtu jam 3 sore sampai jam 9 malam. Kemudian Minggu jam 6 pagi sampai jam 9 pagi. Jadi PKL tidak bisa masuk. Kalau hari biasa PKL yang berjualan," jelasnya.

Menurut Yesi kondisi sekarang berbeda dan semrawut, karena PKL juga ikut berjualan bersamaan dengan UMKM binaan.

Baca Juga: Komisi B DPRD Surabaya Dukung Sertifikat Halal bagi Pelaku UMKM

"Jadi tidak ada koordinasi dengan UMKM, sehingga sekarang semrawut tidak seperti dulu. Kalau dulu ada monitoring dari Satpol PP, kelurahan dan kecamatan, PKL tidak boleh masuk. Tapi sekarang tidak ada," jelasnya.

Kondisi ini membuat omset 20 lapak UMKM binaan, merosot tajam. Bahkan tidak jarang, tanpa omset.

"Jadi pulang tidak bawa uang, saking banyaknya PKL yang ikut berjualan," keluh Yesi.

Selain itu menurut Yesi, tempat parkir kendaraan yang terlalu jauh, juga menjadi persoalan UMKM untuk mendapatkan omset. Kondisi ini berbeda dengan SIB di Taman Suroboyo.

Baca Juga: Penataan Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel Libatkan Tokoh Masyarakat

Menanggapi keluhan tersebut Anas Karno meminta kepada para pihak berwenang, dan pemangku kepentingan, supaya melakukan penataan yang baik terhadap aktifitas UMKM binaan, dan PKL di Jembatan Suroboyo.

"Supaya keberadaan Jembatan Suroboyo yang juga didesign sebagai destinasi wisata, bisa dirasakan dampak ekonominya oleh masyarakat. Terutama warga Bulak," jelasnya.

Lebih lanjut legislator Fraksi PDIP Surabaya tersebut, juga mendorong perhatian terhadap infrastruktur di kawasan Bulak, yang sudah menjadi kawasan wisata terintegrasi dengan baik. Ada THP Kenjeran, ada SIB, ada Taman Suroboyo, dan Jembatan Suroboyo. 

"Idealnya tempat-tempat wisata ini bisa bersama-sama diminati masyarakat. Sehingga berdampak positif bagi pergerakkan ekonomi warga setempat. Yang tentunya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka," pungkas Anas Karno. (Roy)

Editor : Ibrahim