Jurnalis Jember Mitra Strategis DP3AKB Kabupaten Jember 

Reporter : -
Jurnalis Jember Mitra Strategis DP3AKB Kabupaten Jember 
Kepala DP3AKB Kabupaten Jember Poerwahjoedi

Jember _JatimUpdate.id _ DP3AKB Kabupaten Jember, mengajak Jurnalis Jember, berperan serta dalam menanggulangi beragam persoalan terkait dengan permasalahan Ibu dan Anak.

Pernyataan itu disampaikan Plt Kepala DP3AKB Kabupaten Jember Poerwahjoedi, saat giat Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Bangga Kencana bersama Mitra Strategis, di Aula Bina Kencana, Kamis (04/04/2024)

Baca Juga: Liput Ketua KPK, Jurnalis TV Di Aceh Alami Intimidasi

Dihadapan 43 Jurnalis Jember, Poerwahjoedi menyampaikan bahwa dalam menjalankan kewajibannya, diperlukan kebersamaan antar para pihak, termasuk peran serta media.

"Dengan demikian, maka kami harapkan akan mempercepat penanganan," katanya.

Poerwahjoedi yang juga selalu Sekretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Jember, menjelaskan bahwa dalam penanganan terdapat banyak hal, yang perlu diketahui masyarakat.

"Melalui media, maka informasi dan edukasi kepada masyarakat akan lebih cepat sampai," katanya.

Termasuk, dalam menangani tindak kekerasan terhadap Ibu dan Anak, menurut Poerwahjoedi diperlukan penanganan yang lebih serius.

"Media dapat mengambil peran dalam melakukan perlindungan terhadap korban," katanya.

Forum Anak 

"Jangan sampai ada anak menggendong anak," kita Kabid Perlindungan Anak DP3AKB Kabupaten Jember Joko Sutriswanto.

Dalam forum yang sama, Joko menyampaikan bahwa Kabupaten Jember telah mentargetkan sebagai Kabupaten layak anak. 

"Untuk itu kami sudah membantuk 206 Forum Anak, dari 248 Desa dan Kelurahan se Kabupaten Jember," katanya.

Forum Anak itu, selain ditingkat Kabupaten, kata Joko juga dibentuk ditingkat kecamatan. Yang bertujuan agar menjadi fasilitator, baik ditingkat desa maupun tingkat kabupaten, sehingga hak anak dapat terpenuhi.

"Forum ini akan berfungsi untuk mengajak anak melakukan edukasi kepada anak anak lainnya, dengan demikian maka diharapkan akan mempercepat penanganan masalah," ujarnya.

Selain kekerasan terhadap ibu dan anak, kata Joko, juga masih terjadi pernikahan dini, yang merupakan salah satu penyebab terjadinya stunting. Angka pernikahan dini di kabupaten Jember pada tahun 2024, mencapai 1294 orang. 

Baca Juga: Sebagai Kontrol Kebijakan, Lutfil Hakim: Wartawan Itu Harus Cerdas

"Angka ini masih tertinggi di Jawa Timur," ujarnya.

Untuk itu, berbagai langkah sudah dilakukan DP3AKB Jember, kata Joko, diantaranya dengan mengadakan MOU bersama pengadilan agama.

"Diantaranya, Pengadilan Agama memberikan data pernikahan, termasuk mereka yang mengajukan dispensasi nikah," ujarnya. 

Penyebab pernikahan dini menurut Joko, diantaranya budaya, ekonomi, pendidikan, dan hamil diluar nikah

"Untuk mengantisipasinya, salah satu nya, ada pusat informasi dan konseling remaja, berbasis masyarakat dan sekolah," ujarnya. 

Jika terdapat korban kekerasan terhadap ibu dan anak, kata Joko maka ditangani di UPTD PPA, 

"Jika perlu harus menginap, disediakan penginapan secara gratis," katanya. 

Baca Juga: DP3AKB Jember Ikuti FGD Restoration Justice Pemberdayaan Anak Berhadapan Hukum

Tugas  KBKS 

Kabid KBKS, Diana menyampaikan bahwa bidang yang ditanganinya bertujuan untuk mencapai penduduk tumbuh seimbang (PTS) sesuai dengan Program Keluarga Berencana Nasional.

"Selain dengan mendistribusikan alat kontrasepsi kepada mitra, melayani kontrasepsi di faskes mitra, kami juga punya Program baru, yakni pembelian dan pelayanan kontrasepsi di rumah sakit," paparnya. 

DP3AKB Kabupaten Jember, kata Diana memberikan Layanan Kontrasepsi secara reguler, bekerjasama dengan RSD dr Soebandi dalam seminggu sekali.

"Kami memberikan kemudahan kepada masyarakat, yang ingin mendapatkan kontrasepsi steril. Sebelumnya, dilakukan skrining, untuk memastikan layak atau tidak, selanjutnya menginap di RSD dr Soebandi, untuk menjalani tindakan berikutnya," katanya. 

Selain itu, kata Diana, DP3AKB Kabupaten Jember juga bertanggung jawab, untuk mendorong tumbuhnya kesejahteraan masyarakat, terutama peserta akseptor KB, dengan memberdayakan Poktan KB.

"Untuk kami, mengajak peran serta Jurnalis, dalam mencapai akselerasi penanganan permasalahan yang kami hadapi," tutupnya. (Mmt) 

Editor : Redaksi