IDR Kecam Reaksi Pemerintah atas Warung Madura

Reporter : -
IDR Kecam Reaksi Pemerintah atas Warung Madura
Ilustrasi toko Madura/net

Jakarta,JatimUPdate.id - Pemerintahan di bawah Presiden Jokowi dinilai sangat tidak adil terhadap nasib rakyat kecil yang tidak pernah mereka secara serius. Sementara keberadaan warung madura (klontong) justru dipersoalkan secara tidak rasional karena desakan pemilik Minimarket yang notabene pengusaha kelas kakap dan menjadi gurita bisnis ritel yang sejatinya membunuh warung-warung rakyat selama puluhan tahun. 

Pendapat itu disampaikan Direktur Indonesia Development Research (IDR) Fathorrahman Fadli di Jakarta, Sabtu 27 April 2024. 

Baca Juga: AMI Turut Angkat Suara Terkait Jam Operasional Warung Madura

"Pemerintah dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM telah bertindak tidak senonoh dan berkebalikan dwngan tupoksinya. Seharusnya pemerintah menyediakan modal bagi pemilik warung Madura atau toko klontong itu, namun kenapa justru mempersoalkan keberadaannya, sungguh aneh dan di luar nalar sehat," tegas Fathorrahman Fadli geram.

Menurut pria asal Pamekasan Madura ini, pemerintah tidak sepantasnya hanya menjadi corong kapitalis yang justru telah membunuh warung-warung rakyat kecil sejak Minimarket Alfamart dan Indomart berdiri.  

Menurut data yang dimiliki IDR, berdasarkan hasil riset mwnyebutkan bahwa setiap minimarket raksasa yang bettebaran di seluruh Indonesia itu terdapat 5 hingga 10 warung takut mati. 

"Waktu itu pemerinrah sama sekali tidak peduli dengan nasib pemilik warung rakyat itu, kemana pemerintah waktu itu. Kenapa sekarang baru bicara justru setelah rakyat mencari jalan hidup untuk bertahan?" tegasnya.  

Baca Juga: Komisi A: Toko Kelontong 24 Jam Bertentangan dengan Program Kampung Madani

Pemerintah, lanjut Fathorrahman Fadli telah bertindak tanpa nalar yang sehat. Keberpihakannya pada kapitalis dan oligarki sangatlah memuakkan. 

Dibutuhkan perlawanan yang keras dari seluruh orang Madura dari seluruh Indonesia untuk membela nasib pekerja dan pemilik warung demi masa depan pe didikan anak-anak mereka. 

"Pemerintah telah bertindak dholim, sudah tidak mau membantu, justru merusak orang yang bergiat untuk memperbaiki ekonominya sendiri. Jadi pemerintah hanya merusak rakyatnya sendiri," jelas Fathorrahman. 

Baca Juga: Alfamart Telah Rangkul 1.265 Disabilitas Menjadi Karyawan

Ia mengimbau agar seluruh pemilik dan pekerja warung tetap beroperasi seperti sediakala karena keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Pemerintah justru harus melakukan evaluasi menyeluruh atas semakin merajainya ekonomi ritel yang keberadaannya sejak lama mengancam warung-warung rakyat. 

"Faktanya warung klontong itu bukan hanya milik orang Madura, namun juga berasal dari Aceh, Cirebon, Kuningan Jawa Barat, dan warga Jakarta sendiri. Karena yang menonjol warung Madura, maka mereka dikorbankan begitu rupa," jelasnya. (Jos)

Editor : Nasirudin