IDR Desak MPR Percepat Pelantikan Prabowo

Reporter : -
IDR Desak MPR Percepat Pelantikan Prabowo

Jakarta, JatimUPdate.id - Kondisi politik yang penuh ketidakpastian akibat masa tunggu pelantikan presiden terpilih pada pemilu 2024 dengan gelombang amarah rakyat dapat melahirkan instabilitas politik dalam negara. Untuk meminimalisislr gejala itu Indonesia Development Research (IDR) mendesak MPR agar mempercepat pelantikan presiden terpilih pada Pemilu 2024 yang lalu.

Pendapat tersebut disampaikan Direktur Eksekutif IDR, Fathorrahman Fadli, di Jakarta (29/8) menanggapi munculnya aksi demontrasi mahasiswa yang menuntut Presiden Jokowi mundur.

"Fenomena ketidakpuasan kaum terdidik di kampus-kampus PTN  itu jangan dianggap sepele, harus ada langkah antisipatif agar MPR mempercepat pelantikan Prabowo selaku presiden terpilih," tegasnya.

Menurut Fathorrahman Fadli, ada banyak keuntungan yang akan diperoleh Prabowo jika pelantikannya dipercepat. Pertama, vacum of power yang sedang terjadi saat ini dapat segera diisi oleh Prabowo karena secara de Jure maupun de facto, Prabowo sudah resmi menggantikan Jokowi.

Kedua, kemarahan rakyat atas tindakan Jokowi yang melawan hukum, merusak tatanan bernegara, dan melawan konstitusi negara dapat dikendalikan secara lebih taktis politik dan beradab. Jika tidak maka kemarahan rakyat akan lebih beringas dan melahirkan korban yang lebih besar.

Ketiga, Prabowo yang selama ini dinilai bagian integral dari Jokowi bahkan dianggap menjadi boneka Jokowi dapat memiliki kesempatan yang luas untuk membuktikan kepada rakyat bahwa dia berbeda dengan Jokowi dan rezimnya. Hal ini penting dilakukan karena selama ini, terutama dalam pidato-pidato Prabowo dalam kongres PAN, Kongres Nasdem, Prabowo selalu menunjukkan keberpihakannya pada Jokowi.

"Jika tidak dipercepat, maka gelombang ketidakpuasan rakyat akan berubah menjadi revolusi atau reformasi jilid 2 yang lebih anarkis dan tidak terkendali," jelas Fathorrahman Fadli.

Fathorrahman Fadli menyarankan agar di tengah-tengah ketidakpuasan rakyat tersebut, Prabowo berhenti memuji-memuji keberhasilan Jokowi. "Sebab rakyat kita sudah sangat cerdas, melek politik, melek medsos. Jadi rakyat tidak bisa dibohongi lagi seperti dulu. Prabowo sebaiknya berhenti memuji-muji Jokowi, jika ingin selamat dari amuk rakyat," tegasnya. (**)

Editor : Redaksi