Malam Jum'at Penuh Keberkahan

Reporter : -
Malam Jum'at Penuh Keberkahan

CATATAN MAS AAS

BATERAI hape ku masih 40 prosen. Sepertinya masih cukup untuk aku gunakan menulis satu judul tulisan. Aku tiba di Bungurasih tepat pukul 22:37.

Baca Juga: Guyon Maton Parikeno Wayah Sore

Dulu, tidak jarang aku bolang sampai pagi (saat kerja jadi tukang ojek dan tempat mangkal ku pasti di terminal terbesar di Jawa Timur ini). Malam ini aku ingin memanggil kenangan itu, sambil menulis apa yang tadi aku alami tadi pagi di kampus ITB Yadika Pasuruan, tempat kerjaku sebagai dosen.

Tapi malam ini, aku kumpul sama komunitasku, aku buang profesi itu berganti profesi baru jadi penjual jasa angkut orang dan barang sebagai tukang ojek.

Lanjut ya ceritanya!

Tiba di kampus ITB Yadika, tepat pukul 6 petang tadi. Persiapan sejenak untuk masuk ruang ujian nguji skripsi tepat pukul 7. Ujian skripsi berlangsung hampir satu jam, tak banyak yang aku bisa ceritakan. Satu hal saja, aku mengucapkan selamat kepada si mahasiswa, turut senang ia lulus ujian, dan nilainya A. Si mahasiswa itu senang, aku pun terkenang pernah pada posisi seperti anak itu. Aku kasih nilai dia A, dosen penguji skripsi ku dahulu kasih nilai C atau B ya, lupa aku!

Maklum aku mahasiswa kebablasan saat itu. Bablas tidak masuk malahan ikutan demo bablas tidak ikut ujian UTS malahan diskusi seputar masalah kampus. Guaya dan sok-sok an lah saat itu. Kuliah SI jarang masuk, tapi soal ikut diskusi di organisasi ekstra kampus, tak pernah telat hadir dan tak pernah absen. Malas kuliah, aktif di organisasi mahasiswa! Bukankah hidup itu pilihan, tapi buat mahasiswa ku jangan di tiru ya! Akhirnya saat bisa kuliah S2 aku balas benar-benar kuliah, lalu lulus tercepat dengan nilai terbaik katagori cumlaude. Kalau yang beginian boleh ditiru oleh mahasiswaku! Aku kini sedang luru ilmu ambil kuliah estelu di UB.

Usai menguji skripsi aku rencanakan tuk pulang ke Surabaya, mbonceng motor kolega, turun di depan stasiun Bangil, takut ketinggalan bus, bisa ngojek lagi pulang ke rumah.

Saat tiba di kantor, cerita besar dan bersejarah itu di mulai malam tadi! Bentar aku tak nyeruput kopi dulu gaes. Sejatinya mau segera pulang ke rumah jadi tertunda. Lha di dalam kantor ITB Yadika tadi ada Pembina dan Ketua Yayasan Yadika, yaitu Bapak Rozak dan Bapak Ahmad. "Waduh alamat ora esoh mulih iki, ning Suroboyo," pikirku."

Aku sudah mau melipir biar tidak dilihat oleh beliau-beliau itu. Tapi malah ketemon beliau berdua sudah duduk di kursi empuk yang berada di ruang tamu, dan aku kalau mau keluar pasti lewat ruangan itu. "Duduk dahulu di sini pak Andi," kata pak Ahmad, mengajakku duduk!

Aku pun tidak bisa berkutik, duduklah aku di kursi yang sama, dengan kursi yang di duduki oleh bapak pembina dan bapak ketua yayasan! Aku awalnya langsung kayak jadi terdakwa saja, mau disidang apaan ini!

Baca Juga: Ibu Bumi

Tapi anehnya, aku ngerasa aman-aman saja. Karena aku merasa tidak melakukan kesalahan, hanya datang paling awal juga paling cepat ngikuti jadwal bus yang akan membawaku pulang ke Surabaya! Kalau jadwal ngajar sudah terbit.

Kurang ajar, nyamuk di Bungurasih dari dulu sampai sekarang sama saja. Besar-besar dan kalau gigit kulit panas juga gatal sekali, ampun deh.

Lanjut lagi ya ceritanya. Tak ngukur gatal dahulu. Perjuangan sekali menulis di terminal ini, berburu dengan gigitan nyamuk jahanam, upps!

"Pak Rozak langsung bertanya: bagaimana memajukan ITB Yadika ini jadi kampus yang maju, pak Andi?"

"Berani bayar berapa pak Rozak, upps! Enggak maksudnya saya masih sedang fokus kuliah, pak Rozak!"

Entah kenapa ya, aku kalau sama bapak Rozak dan Bapak Ahmad itu kayak sudah aku anggap seperti orang tua saja. Aku juga tidak begitu dekat dengan keduanya, tapi kalau sedang berjumpa, kadang malah sering menyapa, dan aku seringnya malahan menggoda keduanya. Gak tahu, saya apresiate sekali dengan kedua tokoh yang melahirkan Yayasan Yadika ini. Dari tangan dingin keduanya, pendidikan dari mulai SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi ITB Yadika Pasuruan, megah berdiri.

Baca Juga: Menjadi Seorang kader Itu Pilihan Bung!

Dalam batin, aku selalu mengimpikan semoga BROTO ACTION SCHOOL yang aku gadang-gadang nantinya menjadi lembaga pendidikan terbaik bagi anak bangsa di negeri ini tercapai!

Sekarang aku sedang mengabdi di ITB Yadika Pasuruan. Sebagai tenaga pendidik, belajar kepada dua tokoh hebat di Yayasan Yadika, membangun lembaga dan institusi pendidikan terbaik di Pasuruan. Aku bangga bisa belajar dan bekerja kepada Bapak Rozak juga Bapak Ahmad. Kalaupun aku belum bisa mendirikan sekolah juga kampusku sendiri, setidaknya aku mendorong dan mendukung 100 prosen, untuk ITB Yadika Pasuruan bisa menjadi kampus hebat, sesuai visi ku soal BAS atau Broto Action School!

Hampir lima tahun saya bekerja di ITB Yadika, yang dahulu namanya STIE Yadika. Ya, baru momen malam tadi, aku bisa guyon maton parikeno begitu ngganyiknya cairnya dengan sang pemilik yayasan yadika. Yaitu Bapak Rozak juga Bapak Ahmad.

Aku hanya melantunkan doa terindah untuk keduanya ke langit yang tertinggi. Kiranya Bapak Rozak juga Bapak Ahmad, selalu sehat njih, amin yra.

Mungkin hanya lewat tulisan ini. Saya haturkan syukur dan terima kasih kepada bapak berdua. Diberi kesempatan untuk belajar juga bekerja di sini. Maafkan saya, pak, saya belum bisa berbuat apa-apa, untuk kemajuan ITB Yadika Pasuruan. Benar-benar malam ini adalah malam Jumat yang membawa berkah. Matur nuwun Gusti...

Editor : Redaksi