Catatan Mas AAS

Mak E Bakulan Gorengan

Reporter : -
Mak E Bakulan Gorengan

Ada dua pilihan hidup di pagi hari, kembali tidur untuk melanjutkan mimpi, atau bangun tidur untuk mewujudkan mimpi!

MAK e yang jualan gorengan di Pasar Paing Rungkut ini rada aneh juga, jualan hanya sekali saja tiap minggunya. Hanya pada hari minggu saja seperti sekarang!

Baca Juga: Rapat Kerja ITB Yadika Pasuruan

Tiap hari minggu saat saya antar istri belanja, kerap saya nongkrong di lapak Mak nya ini. Gorengannya enak, dan pastinya baru dan hangat, siap membuat lidah bergoyang. Ada tahu pedas, menjes, pisang goreng, tempe, dan bakwan! Menu gorengannya gak banyak itu saja, tapi entah kenapa aku selalu tertarik beli di sini, dari sejak pertama beli tak mau lagi berganti lapak.

Dalam ilmu pemasaran. Diriku sudah jadi customer loyal produk gorengan si emak!

Suatu ketika aku penasaran, tiap hari pasar ini kan ramai. Tapi kenapa si Mak hanya jualan sekali saja dalam tiap minggunya. _"Mak, kok ora dodolan mbendino ae, kok gor seminggu pisan, kan rame pasare?"_

_"Ora Mas Agus, dodolan sepisan iku podo hasile karo dodolan mbendino!"_

Dan jawabannya si Mak, sepertinya benar. Setiap aku nyangkruk di lapaknya, itu pembeli gak pernah sepi. Sering kalau beli rata-rata pada borongan bukan eceran, lalu dibawa pulang. Yang eceran palingan hanya aku saja, makan 3 biji gorengan sudah kenyang, sambil mengamati si Mak nya menggoreng dan para pembelinya sedang menunggu dilayani!

Baca Juga: Berlomba Menabur Sebuah Karya di Semesta!

Kadang logika itu selalu menyangkal masak bisa jualan hanya sehari hasilnya sama dengan jualan seminggu setiap harinya buka. Tapi ya begitulah faktanya, bisa jadi keyakinan yang kuat dari si Mak nya, bahwa hal itu bisa. Dan Sang Pemberi Rejeki itu hanya mengikuti dan mengabulkan saja, apa yang diyakini oleh si Mak nya!

Karena dari cerita si Mak, dahulunya pernah jualan tiap hari, tapi hasilnya biasa saja, banyak tidak habisnya, ada sisa gorengan yang tidak laku cukup banyak. Dan Mak nya ganti jualan hanya seminggu sekali saja, aku kurang begitu jelas apa faktornya. Tapi tak dinyana malah jualannya laku keras dan sering habis! Itu tadi yang aku ketahui saat berbincang dengan si Mak!

Bisa jadi Mak nya ini masuk katagori "Orang Lawas". _Rejeki rasah di oyak kanti ngongso, mlaku sak penak e sak kuate!_. Kalau orang baru, orang modern, manusia di jaman millenial ini, mana bisa? Di kepalanya terlalu ribet serta ruwet bahas: target pasar, manajemen cash flow, kompetitor, neraca laba rugi, dan lain-lain. Dan Mak nya tidak tahu apa-apa tentang konsep itu semuanya. Yang ia tahu dan itu terjadi, hasil kerja sehari bisa dibuat makan untuk satu minggu. Lalu hari minggunya siap jualan lagi dengan hati senang dan wajah berseri-seri siap untuk melayani pelanggannya!

Baca Juga: Manfaat Bangun Pagi!

Cara Mak e dalam menjemput rejeki, bisa jadi metodenya tidak bisa digeneralisir bisa dilakukan juga bagi penjual dan Mak-Mak yang lainnya, dan hasilnya sama. Karena tidak masuk akal, dan tidak ilmiah, upps! _Menungso modern kakean mikir lan pikiran mergone!_

Sepertinya si Mak ini dalam berjualan bukan cari untung saja motifnya. Lebih daripada itu, ia mungkin ingin melayani dan membahagiakan manusia yang lainnya, dengan caranya, yaitu buka lapak jual gorengan. Dan Sang Maha Kaya dengan caranya memberi kemudahan si Mak dalam berjualan dan menjemput rejekinya. Itu yang aku rasakan dan sedikit mewawancarainya. Mau tahu kebenaran lebih dalamnya, bisa jadi tugas pembaca lah buat mampir ke lapak si Mak, dan menggali lebih dalam, kenapa si Mak hanya berjualan sehari saja dalam satu minggu, dan hasilnya sama saja dengan jualan setiap hari dalam satu minggunya!

Mau tidak percaya tapi ada yang melakukan juga...

Editor : Redaksi