Wapres Ma'ruf bersama Wagub Jatim Siap Rancang Solusi Pemasaran Sarang Burung Walet

Reporter : -
Wapres Ma'ruf bersama Wagub Jatim Siap Rancang Solusi Pemasaran Sarang Burung Walet
Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin bersama Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak di PT Husein Alam Indah, Kecamatan Sidayu, Kab. Gresik pada Jumat (30/9).

Gresik (JatimUpdate.id-Pemasaran Sarang burung walet hanya terfokus untuk ekspor ke cina dan hongkong. Wapres Ma'ruf bersama Wagub Jatim Siap Rancang Solusi Pemasaran Sarang Burung Walet. Warga Cina dan Hong Kong biasanya mengkonsumsi sarang burung walet sebagai sup. Komoditas ini memang dikenal memiliki nilai gizi dan berkhasiat tinggi. Selain sebagai makanan, masyarakat Cina memanfaatkan sarang burung walet sebagai obat untuk asma dan bronkhitis

Saat Kunjungan Kerja Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin di PT Husein Alam Indah, Kecamatan Sidayu, Kab. Gresik pada Jumat (30/9). Dalam kesempatan ini, para peternak dan pedagang walet mengungkapkan keluh kesah dalam pemasaran SBW. Dimana, para pengekspor SBW kesulitan untuk menembus pasar di Cina. Hal tersebut dikarenakan banyaknya persyaratan yang diwajibkan untuk bisa menembus pasar di Cina.

Baca Juga: Peluang Bisnis Developer Game di Kalangan Gen Z

Untuk diketahui, PT. Husein Alam Indah adalah salah satu industri pengelolaan Sarang Burung Walet (SBW). Dimana industri ini mendapatkan pasokan SBW dari para peternak dan pengusaha SBW yang berbasis UMKM.

Melihat problema tersebut, Wapres Ma'ruf mengatakan bahwa permasalahan itu telah dibahas dalam Rapat Terbatas (Ratas) Kabinet bersama Presiden RI Joko Widodo. Sebab, menurut Presiden Jokowi SBW  adalah salah satu komoditi yang memiliki nilai besar dan dapat mensejaterahkan masyarakat.

"Oleh karena itu pemerintah mengambil berbagai kebijakan untuk memperluas pasar kemudian memberikan bimbingan teknis dan mendorong upaya agar permodalan bisa diberikan melalui berbagai hal," jelas Wapres Ma'ruf.

"Memang untuk harga SBW yang potensial itu di  Cina. Namun memang persyaratan-persyaratan yang tadi saya dengar sulit. Sehingga yang bisa masuk  itu hanya yang memiliki kualifikasi tertentu dan jumlahnya tidak terlalu banyak. Bahkan, banyak juga tidak bisa masuk saya tanya itu karena memang khasiatnya berbeda. Tetapi ternyata itu bukan soal khasiat, melainkan adanya perbedaan warna," ujarnya menjelaskan.

Untuk diketahui, di Indonesia hanyak 30 perusahaan yang bisa menembus pasar tiongkok. Ini berbanding jauh dengan negara tetangga Malaysia yang telah memiliki 60 perusahaan yang mampu menembus pasar Tiongkok.

"Inilah yang menjadi fokus perhatian pemerintah yakni untuk memajukan industri Walet di Indonesia. Baik dalam pengelolaan pengolahan maupun dalam arti pemasaran. Kita akan bantu dengan pemikiran strategis untuk cari jalan keluarnya," kata Ma'ruf.

Baca Juga: Emil: Perguruan Tinggi Jadi Pendorong Kemajuan Ekonomi Syariah di Jatim

Sosok yang pernah menjadi Ketua MUI ini kemudian menyampaikan pula bahwa sebagai negara yang memiliki kekayaan komoditi walet ini, masyarakat tidak bisa membiarkan adanya lahan tidur.

"Jangan sampai ada lahan tidur, jangan sampai ada masyarakat yang nganggur agar negara dan masyarakat makmur. Maka optimalisasi komoditi walet yang di Indonesia melimpah ini menjadi penting," tandasnya

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak yang mendampingi mengungkapkan bahwa Pemprov Jatim selalu siap memberikan pendampingan termasuk juga memberikan kemudahan akses dan perizinan.

"Dimana tadi saya sempat dengarkan ada pengusaha walet yang berbasis UMKM. Disinilah peran pemerintah daerah untuk memberikan penguatan,"

Baca Juga: Wagub Emil : Kebutuhan Air Sangat Penting Bagi Masyarakat Madura

"Dengan mudahnya akses perizinan seperti NIB dan kelengkapan legalitas, maka para pengekspor akan bisa menjangkau para pengusaha walet berbasis UMKM yang sangat banyak di Jatim,"

Tidak sampai disitu saja, sebagai wilayah yang memilihi fasilitas penunjang, Export Center milik Kementrian Perdagangan RI, Jatim juga siap membantu para pelaku UMKM untuk mengakses market pasar.

"Kita punya banyak program salah satunya Rumah Kurasi yang bisa menunjang penguatan akses pasar baik dalam negeri maupun luar negeri. Ini berlaku untuk semua produk UMKM. Jadi tidak perlu khawatir,"

"Namun mengingat problem pemasaran SBW juga menjangkau ranah high level. Kami sangat berharap akan adanya solusi yang tepat untuk menangani hal tersebut," pungkasnya (yah)

Editor : Redaksi