Catatan MAS AAS

Dari Lisan, Imajinasi, Lalu Jadi Tulisan

Reporter : -
Dari Lisan, Imajinasi, Lalu Jadi Tulisan
Mas AAS

Menulis tiap hari. Bisa jadi sesuatu yang dahulu tidak mungkin dilakukan. Dahulu sekali, sekira saat belum mengenal dunia tulis menulis.

Ya, lima, enam, tahun yang silam. Gegara sebuah pemicu, seorang Profesor mengeluarkan fatwa nya, saat di sebuah acara seminar. "Jadi dosen kalau tak bisa menulis, mending pulang saja ke kampung halaman, jalani profesi lawas yaitu ngarit!"

Baca Juga: Sastra Melembutkan Jiwa!

Entah dari mana asal mulanya. Tantangan dari Profesor itu. Aku aminkan dalam benak. Dan aku berjanji pada diri sendiri, akan menulis setiap hari dalam waktu satu tahun lamanya. Dalam hidupku, aku sangat antusias kalau ditantang atau ada tantangan yang harus aku selesaikan.

Kalau tidak ada tantangan aku tidak bisa mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam jiwa ini. Apa itu? Api kehidupan, upps!

Biasanya kalau tidak ada tantangan. Aku buat tantangan sendiri. Menantang diri sendiri!

Dan keesokan harinya masih di acara seminar yang sama. Habit menulis menuangkan setiap gagasan dan ide apapun yang ada di kepala ini menjadi sebuah tulisan. Aku mulai!

Aku bisa menulis apa saja dan dimana saja kegiatan menulis itu aku lakukan. Aku tak perlu meritualkan waktu juga momen nya. Kadang saat jualan sego goreng, kadang saat ngojek, kadang saat di dalam bus, kadang saat lagi ngobrol dengan seseorang. Intinya dalam satu hari itu, pasti ada satu tulisan yang bisa aku buat. Tulisan itu bisa aku buat di waktu pagi, siang, atau malah malam. Sebelum hari itu berganti, tulisan sudah kelar aku buat!

Dan setiap aku selesai menulis. Pasti aku unggah di semua media sosial yang aku miliki. Utamanya FB.

Dan akhirnya aku harus berterima kasih kepada Profesor itu. Sumpahku keturutan. Dalam satu tahun, 365 hari, tak surut jemari ini menulis. Dan sumpah itu berhasil aku genapi!

Dan kini tidak aku sadari kegiatan tersebut telah menjadi habit yang susah untuk aku tinggalkan! Satu hari tidak menulis. Ada sisi hidupku yang hilang.

Semakin ke sini aku tidak bosan. Malah ingin terus belajar bagaimana caranya untuk meningkatkan cara menuangkan sebuah ide juga gagasan dengan sebuah tulisan. Aku sadar genre tulisan tentu banyak ragamnya.

Dan ragam tulisan itu semakin ke sini kian banyak saja. Aku tak jera untuk belajar serta mempraktikkannya. Dan hal tersebut membuat hidupku jadi bersemangat saja.

Karena ilmu menulis ini. Semakin aku pelajari. Aku semakin sadar, masih banyak ilmu dan pengetahuan lainnya yang harus serius aku pelajari serta kuasai.

Ilmu tentang tata bahasa. Ilmu tentang tanda baca. Dan ilmu tentang tesaurus, akronim, majas, dan lain sebagainya!

Baca Juga: Inspirasi Pagi

Hingga kini sudah tahun ke empat. Usia deklarasi tentang menulis tiap hari selama satu tahun, itu telah aku ikrarkan ke semesta. Tanpa aku sadari hal itu berlanjut menjadi kebiasaan menulis setiap hari hingga sekarang. Saat tulisan ini aku buat. Kini menulis setidaknya sudah dapat aku jalani dengan rasa senang! Bukan lagi sebuah beban.

Meski untuk jenis tulisan-tulisan tertentu. Aku masih terbata-bata untuk membuatnya.

Cara membuat sebuah tulisan. Bahan yang aku gunakan sederhana saja.

Kadang bahan tersebut dari sebuah obrolan dengan teman sudah jadi ide tulisan. Kadang melihat sebuah kejadian sehari-hari yang membuat emosiku tersentuh juga sudah menjadi sebuah bahan tulisan. Tidak berhenti di situ, sebuah imajinasi yang timbul dari sebuah lamunan. Juga kadang jadi sebuah bahan yang asyik untuk ditulis. Dan tentunya adalah yang paten adalah hasil dari kegiatan membaca baik membaca buku dan juga membaca tulisan orang lain. Jadi baha baku paling valid yang memicu diriku menulis!

Tulisan yang biasa aku buat terbagi menjadi tiga bagian besar. Secara disiplin aku kerjakan semacam itu. Pembukaan, isi, lalu penutup. Sesederhana itu.

Pembukaan dan penutup biasanya aku buat satu dua paragraf saja. Lalu aku pilih kalimat yang kuat untuk dituliskan. Lalu beberapa paragraf aku buat untuk aku sematkan di paragraf isi.

Kadang soal judul bisa aku tulis di awal atau malahan di akhir saat tulisan sudah jadi. Baru aku pilih judul yang tepat!

Baca Juga: Kampung Halaman

Tidak jarang, paragraf yang aku buat cukup pendek-pendek saja. Tidak perlu panjang. Aku berharap tulisan yang aku buat itu sekali duduk bisa selesai dibaca!

Dan aku berterima kasih kepada hape yang biasa aku pakai buat menulis. Karena layar hape yang kecil, bisa jadi membuat aku lebih fokus dalam memilih huruf-huruf yang akan aku tulis, daripada menggunakan laptop.

Kadang aku rada susah untuk mengalirkan gagasan serta ide yang ingin aku tulis lewat laptop. Entah karena layar laptop yang terlalu besar, atau itu karena soal kebiasaan saja! Dan aku sadar, harus mulai membiasakan menulis pakai laptop! Kasihan kedua jempolku dan kedua mataku! Kalau menulis pakai gawai terus.

Kebiasaan menulis setiap hari yang sudah aku jalankan cukup lama ini. Sangat membantu untuk tingkatkan skill dalam cara berpikir juga dalam cara berbicara diriku menjadi lebih runtut. Dahulu aku tidak percaya hal tersebut. Kini aku mengakuinya. Itu faedah yang pertama yang aku rasakan. Faedah lainnya tentu tambah banyak lagi: tambah sehat, tidak gampang stres, hidup jadi berasa ada manfaatnya untuk orang lain.

Alhamdulilah saya bisa Istiqomah menulis setiap hari. Sampai hari ini. Bagaimana, apakah Anda tidak ingin mencobanya juga? Banyak maslahatnya lho. Hehehe


AAS, 24 Januari 2023
Warkop Rungkut Surabaya

Editor : Redaksi