Catatan Mas AAS

Semua Bermula dari Dalam

Reporter : -
Semua Bermula dari Dalam
Mas AAS buku

Hari telah siang. Sang Surya mulai berjalan ke tengah, terik mulai terasa menyapu kulit.

Saatnya menjalankan tugas. Jemput istri dari tempatnya bekerja, mengabdi! Di RS. Dokter Soetomo!

Baca Juga: Kampung Halaman

Duduk sendiri di emper rumah. Dalam kesendirian begitu banyak yang dipikirkan.

Lalu apa yang dipikirkan dicoba dimasukkan ke dalam obrolan di dalam diri. Akibatnya muncul banyak tanya.

Tanya dan jawab yang dijawab sendiri. Terkesan aneh, namun itulah proses mengamati, memahami, yang ada di dalam diri sendiri.

Mungkin itu yang disebut pelajaran hidup yang keberhasilannya justeru dilihat seberapa banyak kemelekatan diri yang hilang satu demi satu akan sesuatu!

Berbeda dengan mengejar pelajaran akademik. Ukuran keberhasilan harus mengisi sebanya…
[20.43, 28/3/2023] Ub Broto: MENGUKIR SENYUM BAHAGIA DI KOTA PAHLAWAN!


Menengok kawula muda duduk merapat dengan sebayanya. Di warung kopi, malam ini.

Di depan tampak layar TV berukuran besar. Penyanyi Felix Irawan nyanyikan banyak lagu cover nya.

Banyak pengunjung di warung kopi. Ada yang duduk sendirian. Ada yang berdua dengan temannya, banyak kursi dan bangku terisi.

Semua sibuk dengan gawai, semua sibuk bermain, semua sibuk dengan dunianya masing-masing!

Suara si Felix Irawan yang empuk di layar TV tak mampu menarik perhatian, mengalihkan pengunjung warkop dari fokusnya melihat gawai! Entah apa yang dilihat.

Tapi yang menarik. Si penjaga warung tetiba matikan TV, beri kesempatan sang vokalis lainnya tampil bernyanyi. Siapa? Si pengamen yang menyeruak datang unjuk gigi, jual suaranya!

Dan tidak diduga. Berbekal gitar kecil, yang awalnya saya remehkan, vokalnya.

Kaget saja lagunya Katon Bagaskara ia nyanyikan. Berjudul Yogyakarta.

Baca Juga: Buku Baru Warisan Baru

Dan si penyanyi swasta bekerja dengan bernyanyi, dan tak cepat-cepat berharap uang diberi!

Di situlah aku mengapresiasi, dan beri harga cukup tinggi, malam ini!

Dan kedua telinga ini langsung pasang perhatian, menyimak suaranya.

Dan memang suaranya sama-sama empuknya. Sama kayak si Felix Irawan, namun si pengamen rada pelog melengking cengkoknya.

Dan aku suka itu!

Dan dengan terpaksa satu lembar uang berwarna biru di dompet, keluar dari persembunyiannya dengan dipaksa!

Berganti tuan nya!

Karena sebagai pendengar, dan juga konsumen. Aku benar-benar puas!

Baca Juga: Hidup adalah Mengenai Menerima dan Memberi!

Serasa sedang duduk menikmati kopi jos di samping Stasiun Tugu Jogja saja!

Dan malam itu terus berjalan tidak terasa semakin larut saja. Saat itu.

Mau minta kembalian. Kan tidak umum bayar pengamen minta uang kembalian. Jadi ya hanya bisa tersenyum saja. Aku malam ini di sini.

Memang itu rejekinya.

Terus segelas kopiku yang telah diminum di warung kopi malam ini, siapa yang bayar nantinya?

Entahlah.


AAS, 28 Maret 2023
Warkop Rungkut Surabaya

Editor : Nasirudin