Catatan Mas AAS

Berguru Pada Alam: Selalu Memberi Yang Terbaik

Editor : -
Berguru Pada Alam: Selalu Memberi Yang Terbaik
Catatan Mas AAS

Segelas kopi pahit tidak pakai gula menemani diriku siang ini. Saat rehat sejenak dari aktivitas *ngojek* pada hari ini!

 

 

Terik sang surya sudah terlewati. Angin sepoi-sepoi terasa menerpa tubuh ini, segar, bawaannya langsung mengantuk saja. Jadi ingat di kampung halaman *lungguh* di lincak yang terbuat dari bambu *Pring Wulung* pada waktu siang seperti ini sambil klekaran mendengarkan gamelan dan campursari. Nikmat mana lagi yang akan kita dustakan. Meski bedanya kalau siang ini yang terdengar di warung kopi langganan adalah: lagu dangdut koplo, yo wis ben podo bae rasane!

 

 

Siang ini bersama kolega sesama ojol lagi *cangkruk* bareng. Hanya berbeda aplikasi saja. "Entuk akeh orderane mas bro," tanyaku! 

 

 

"Lumayan kakak, ket esuk sampai awan Iki mau entuk 11 orderan: 5 orderan bokongan alias penumpang, 4 orderan kirim barang, 2 orderan food!"

 

 

"Wah alamat wong ngomah bakalan seneng Iki. Engko bengi entuk jatah kang nyenengno!"

 

 

"Jelas lah kakak. Aku ora ngiro setengah Dino Iki mau, akun ku *nggacor* kakak, orderan ora tau leren nyantol terus, sampai tak tolak-tolak!"

 

 

"Iku durung entuk tip e yo? Masio sewu rong ewu kan lumayan. Ojol kalau dapat tip dari penumpang kan senengnya minta ampun. Kayak pas idul Fitri anak-anak itu dapat baju baru dibelikan oleh kedua orang tuanya!"

 

 

"Iyo sih, kakak!"

 

 

Tidak bisa diprediksi bahwa pekerjaan sebagai ojek akan selalu ramai saban harinya. Dan akun bakalan nggacor seterusnya. Hanya yang bisa di pakai sebagai ukuran: kalau si drivernya rajin keluar rumah dan bekerja jemput orderan boleh dipastikan banyak dapat orderan. Meski menjadi driver yang baik harus sering *melipir* tidak boleh andok di warung kopi terus. Bisa amsiong itu akun, seharian anyep sepi orderan!

 

 

Dan akun harus bersih dari tambahan aplikasi untuk mempercepat kerja akun dapat orderan. Entah ditambah aplikasi tambahan macam: tuyul, demit, jin, dan Mak Kunti, konangan aplikator, bisa dirumahkan tak bisa kerja lagi di jalanan dan gang serta perumahan di Surabaya jemput dan antar penumpang dan barang juga food!

 

 

Kumpul dengan para kolega, di pangkalan kadang juga di warkop. Menjadi keasyikan sendiri bagi penulis. Dari situ kita bisa mendapat banyak insight bagaimana seseorang itu harus punya attitude yang baik di dalam bekerja. Meski hanya seorang ojek online.

 

 

"Kau tidak akan bisa bawa pulang duit ke rumah yang cukup buat anak dan istri: apabila dalam bekerja aras-arasen, banyak alasan." Itu yang kasih fatwa adalah kolega penulis pada siang ini yang bekerja sebagai ojek online juga!

 

 

Dan penulis hanya bisa mengamini saja. Dan itu sikap yang benar! Dan berlaku tidak hanya untuk seorang ojol saja, di profesi yang lainnya tentu berlaku hukum yang sama!

 

 

Tukang ojek yang kesukaannya *menulis* ya, begini ini jadinya. Sambil tunggu dapat orderan. Setiap andok di warkop pastilah menulis. Karena harapan penulis nantinya: menulis adalah sebagai jalan hidup dan juga jalan penghidupan, sehingga harus dilatih secara terus-menerus. Soal tempat menulis tidak perlu rempong soal tempat: bisa di warkop, bisa di bus, bisa duduk saat antri tunggu kedatangan sang dosen, atau bisa dimana saja. Asal ada pemantiknya jadilah tulisan tersebut!

 

 

Begitulah ceritaku siang ini seputar kehidupan lain diriku yaitu sebagai seorang ojek online, di tengah profesi lainnya kadang jualan nasi goreng Mbah Joyo, dan juga sebagai teman setiap para mahasiswa melakukan diskusi di dalam kelas kuliah. Membahas satu dua mata kuliah.

 

Demikian.

 

AAS, 18 Juni 2023

Warkop Rungkut Surabaya