Catatan Mas AAS
Selamat Jalan Penulis Dan Ilmuwan Kebangsaan; Mochtar Pabottinggi
Sehabis sowan salat menghadap Gusti Allah di waktu dinihari tadi. Membuka HP lalu scroll sebuah aplikasi media sosial ada sebuah judul tulisan: "Memule" Mochtar Pabottinggi Amalia: Berilmu dan beramal) ditulis oleh S.T. Sularto.
Penulis pun baru tahu seorang penulis puisi, artikel, esai, dan opini yang kampiun itu, yaitu Prof. Mochtar Pabottinggi telah kondur meninggal 4 Juni 2023 yang lalu. Melalui tulisan yang ditulis penulis di atas!
Baca Juga: Inspirasi dari Kebaikan Kecil
Membaca PROFILE, serta portofolio karya akademik dari Prof MP, berupa berbagai macam karya literasi beliau: berbagai tulisan esai, opini, yang sering nangkring di media besar Tanah Air macam Kompas dan Tempo dan juga buku, serta novel beliau yang berjudul: "Burung-burung Cakrawala".
Seakan sebagai seorang anak muda yang masih panjang jangkah nya. Memiliki semacam buku saku untuk dipakai sebagai sebuah acuan diri: menjadi seorang pelajar, aktivis, pemikir, dan seorang intelektual kebangsaan yang begitu paham akan sejarah negeri yang sangat begitu di cintainya!
Prof MP sejarah pendidikan formal kesarjanaannya banyak didapatkan di Sastra Inggris UGM saat S1, lalu S2 dan S3 nya beliau raih di negeri Paman Sam Amerika Serikat. Dan sepenuhnya mengabdi membangun darma kebajikan untuk negeri dengan berkarir di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Cendekiawan dari Tanah Bugis ini seorang pan excellent yang mumpuni dalam menjaga Marwah negeri yang moderat, plural, dan berdemokrasi. Begitulah penulis mengenal beliau!
Jejak karya literasi guru besar di bidang politik ini, begitu mengagumkan. Menulis adalah panggilan hidup beliau. Karena seorang sastrawan dan seorang akademis yang mumpuni, tak ayal rangkaian aksara yang lahir dari jari jemari beliau: penuh makna punya suspensi tinggi membuat pembaca terhenyak, terperanjat, dan lalu mengamini seketika!
Silakan saja pembaca berselancar di dunia Maya dan baca sendiri, karya-karya tulisan beliau. Karena penulis sendiri telah cukup lama berlatih memahat huruf, sehingga sedikit memiliki kepekaan bagaimana menilai sebuah karya tulisan orang lain, dari hati kah menulisnya, atau kah hanya menjejalkan setumpuk teori semata dari sebuah konsep-konsep besar yang diketahuinya.
Selain kagum akan jejak kepenulisan Prof MP yang spektakuler. Penulis juga belajar bagaimana menjadi manusia harus mencintai negeri ini dengan sepenuh hati. Meski ditawarkan menjadi warga negara Amerika, tempat beliau menimba ilmu saat kuliah di level S2 dan S3, prestasi yang membuat Prof. MP diakui oleh negara lain sedemikian besarnya!
Namun, tetap saja," Aku harus pulang ke Tanah Air, hidup dan mengabdi untuk negeriku," tegas sang cendekiawan ini, kepada dirinya sendiri!
Baca Juga: Memasak: Sebuah Seni dan Cara Menikmati Momen Liburan
Keahlian Prof MP sebagai penulis puisi dan penulis cerpen bercampur baur dengan keahlian beliau sebagai peneliti yang begitu jago dalam menganalisis sebuah permasalahan. Disampaikan dengan gaya bertutur yang sedemikian padat informasi, kaya makna, dan sederhana dibaca dimaknai oleh pembacanya.
Di topang oleh perangai beliau yang BIJAKSANA penuh rasa hormat kepada senior dan begitu sayang kepada yunior. Siapapun yang mengenalnya akan selalu merasa di inspirasi oleh sepak terjang beliau semasa hidupnya. Juga pada diri penulis.
Prof MP adalah prototipe seorang cendekiawan yang mandiri: tetap berpikir kritis dan menyuarakan kebenaran yang beliau yakini. Dan begitulah eksistensi seorang yang berilmu dan mengerti benar apa yang harus dilakukannya.
Dan semua itu beliau lakukan demi berbuat sesuatu yang berarti bagi negeri yang begitu dicintainya, Indonesia!
Dan tulisan ini sengaja penulis tulis untuk menghormati dan mengenang jasa besar beliau bagi negeri ini.
Baca Juga: Momentum Itu Diciptakan
Selamat jalan Eyang Prof MP. Marak sowan Gusti Dateng alam kelanggengan.
Alfatihah selalu untukmu sang penulis "Burung-burung Cakrawala!"
Sugeng kondur Prof Mochtar Pabottinggi
AAS, 25 Juni 2023
Kota Pahlawan Surabaya
Editor : Yuris P Hidayat