Target Belanja Melebihi APBD, Imam NasDem Ingatkan Potensi Korupsi Pendapatan

Editor : -
Target Belanja Melebihi APBD, Imam NasDem Ingatkan Potensi Korupsi Pendapatan
Imam Syafi'i

Surabaya,JatimUpdate.id - APBD Surabaya 2024 difinalisasi menjadi Rp 10,6 triliun. Banggar DPRD Surabaya sebelumnya telah berjuang mengusulkan agar APBD 2024 sebesar Rp 10,7 triliun dari KUAPPAS Rp 10,4 triliun.

Namun, pada hari terakhir pembahasan, pemkot hanya berdaya menargetkan APBD Surabaya 2024 diangka Rp 10,6 triliun.

Dengan target APBD 2024 itu, anggota DPRD Surabaya Imam Syafi’i menilai, pemkot ingin ambil enaknya saja dan terkesan bersikap konyol.

Sebab, mereka cuma sanggup menargetkan APBD sebesar Rp 10,6 triliun sedangkan yang ingin dibelanjakan Rp 10,8 triliun.

"Ini kan konyol minta enaknya saja," hardik Imam, saat dikonfirmasi Sabtu (5/8).

"APBD nya turun. Tahun 2023 Rp 11,4 triliun. Tapi APBD 2024 turun menjadi Rp 10,8 T.  Yang kurang elok karena rencana belanjanya Rp 10,8 T tapi rencana pendapatan Rp 10, 66 T," ungkapnya.

Anggota Komisi A ini menegaskan, bila Pemkot ingin belanjanya Rp 10,8 triliun, harusnya pendapatan APBD minimal setara. Kalau bisa mencapai Rp 11 triliun lebih.

"Nah itu maksud saya, mestinya rencana pendapatan sama dengan rencana belanja yaitu Rp 10,8 T," sergah eks aktivis PMII ini.

Maka ia menggambarkan, praktik-praktik dugaan korupsi itu biasanya lebih banyak melototi belanja seperti e-budgeting dan lainnya.

Nah, ketika terdeteksi ada transaksi tidak beres dalam pengadaan jasa berbentuk online. Ia menekankan hal ini harus menjadi sorotan.

"Karena potensi korupsi itu tidak cuma dibelanja tapi di sektor pendapatan," tukas legislator Partai NasDem ini.

"Ketika potensinya sekian tapi kemudian pendapatannya diturunkan, itu ada  kerugian juga, karena bisa cari duit Rp11 triliun, tapi APBD dipatok Rp Rp 10,6 triliun," bebernya.

Maka ia mengingatkan, jangan sampai pendapatan APBD Surabaya 2024 tidak tercapai, tapi malah orang-orang di lingkungan pemerintah kota hidup bergelimpangan harta.

Menurut mantan wartawan tersebut, itu juga berpotensi ada korupsi dalam aspek pendapatan.

"Dulu saya pernah lihat ada BUMN bangkrut,  pendapatannya terus merosot tapi orang-orangnya, direksinya jamnya Rolex semua," demikian Imam Syafi’i. (roy)