Catatan Mas AAS
Gurumu Adalah : Your Higher Being!

Seorang manusia saat masa anak-anak ia belajar dengan orang-orang di sekitarnya. Terutama sang Ibu.
Saat sudah bisa berjalan, ia iseng berjalan-jalan ke luar dari rumahnya tak berpamitan kepada Ibu, ia temukan rekan-rekan sebayanya. Ia bersenang-senang sesama karibnya. Riang lah ia seharian, dari pagi hingga datang malam lalu ia terlelap di pelukan ibu nya.
Dan itulah proses awal manusia itu akan belajar dalam menemukan ilmu yang utama yang nantinya akan menjadi kompas di dalam hidupnya kelak! Apa itu? Kesejatian Hidup.
Frasa kesejatian identik sesuatu yang murni, sejati, tak imitasi lagi, ia genuine, ia otentik. Dan selaras dengan dirinya yang utuh.
Tentu saja di dalam hidup ini, penting tentunya kita sebagai manusia bisa mencecap rasa itu, merasakan, dan mempraktekan dalam laku hidup di kehidupan dunia yang sebentar ini.
Sudah banyak para pinisepuh, sesepuh, yang bijak dan kalis dari rubedo. Kesejatian hidup yang sedemikian dikatakan Urip Kang Sumeleh. Ia mengalir dalam samudera keheningan serta ketenangan samudera pengetahuan semesta.
Siapa penuntunnya? Tentu saja dirinya sendiri dalam versi dirinya yang tertinggi, karena semuanya adalah terhubung dalam sebuah medan energi yang murni, utuh, dari semesta.
Nah, tentu saja manusia yang demikian sudah mengambil jarak dari sebuah: pengakuan, tepuk tangan, dan karpet merah atas sebuah penghargaan atau malah cacian yang akan diterima. Dirinya hiraukan semuanya.
Ia menyatu dalam langgam semesta untuk selalu memberi, memberi, dan memberi sesuatu kepada semesta.
Spirit hidupnya ada di sana, bukan di sini yang penuh fatamorgana.
Halangan pasti adalah, sebagaimana sayur lodeh tanpa garam tak sedap di buat lauk untuk makan. Dan halangan adalah semacam garam untuk menggenapkan bumbu pada menu hidangan kehidupan yang bakalan di hidangkan, agar enak dimakan.
Sehingga, pada akhirnya segala macam pengetahuan juga informasi. Diperuntukkan untuk mengantarkan manusia sampai pada kesejatian hidup versi dirinya yang asli, seturut DNA nya yang murni.
Soal profesi serta peran di dalam hidup dan kehidupan pastinya akan mengikuti sudah disiapkan tak perlu risau!
Karena tugas utama kehidupan, sejatinya yang hanya itu saja.
Jadi, jangan lari dan menghindari diri sendiri. Karena manusia yang paling setia di muka bumi ini yang selalu: menemani, membimbing, mendidik, dan mengajari sesuatu kepada diri kita, ya, hanya diri kita sendiri. Itu pesan utamanya.
Jadi merasa rendah diri, merasa tidak mampu, merasa tidak berkelimpahan, merasa tidak pintar, merasa miskin, merasa teraniaya, adalah benar-benar tindakan bodoh yang dilakukan oleh manusia kepada dirinya sendiri.
Ada benarnya juga kemudian, semakin umur bertambah. Manusia tidak akan terlalu mencari sesuatu yang berada di luar dirinya. Ia akan berasyik masuk ke dalam dirinya yang sejati, untuk selalu bercumbu bersama setiap waktu dalam setiap harinya.
Manusia akan menyatu dengan dirinya sendiri yang sejati, dan itulah sebenar-benarnya guru baginya! Setelah ia berkeliling ke delapan penjuru mata angin saat di bumi, berguru dan belajar kepada orang lain! Alam akan membimbing untuk masuk ke dalam dirinya sendiri!
Sembari menikmati pasogatan menu peristiwa yang selalu baru, yang diberikan oleh semesta dalam setiap harinya.
Itulah kesejatian hidup, itulah Urip kang sumeleh, dan apa lagi ya namanya. Mungkin bisa disebut jiwa yang tenang!
Begitu kakak...sudah ah, mau mandi dahulu lalu mau belajar main gitar lagi pada waktu siang di momen weekend sekarang hehehe.
AAS, 20 Agustus 2023
Emper Rumah Rungkut Surabaya