Catatan Mas AAS

Ghosting Juga Terjadi Di Dunia Politik

Reporter : -
Ghosting Juga Terjadi Di Dunia Politik
Mas AAS

Agar tidak terkena perilaku ghosting dari orang lain, dari pimpinan, dari partai sekalipun: setiap orang harus mau bekerja keras fokus terhadap diri sendiri untuk membangun kualitas, serta portofolio diri dan bisa jadi juga kualitas sebuah partai, itu ujar Mbah Darmo, rekan penulis di Taman Bungkul Surabaya, saat kami berdua berbincang banyak hal pagi ini di markas besar penulis di Surabaya!

Satu pekan jagat perpolitikan di Tanah Air, berjalan begitu dinamis: pemain dan penonton panggung politik bak menaiki permainan roller coaster.

Baca Juga: Berstatus PTNBH, Rektor Unesa Pastikan Tidak Ada Kenaikan Biaya UKT

Bergerak begitu cepatnya, angin berhembus bak puting beliung, tempat duduk tak terikat dengan baik, bisa geser posisinya tak tentu arahnya.

Begitu juga stakeholder di dunia politik di negeri ini: partai, pimpinan, plus politikus yang akan melabuhkan masa depan hidupnya. Peta bergeser alamat pendulum politik juga berubah, dan harus berganti wajah secepat kilat bak jalannya kereta cepat Argo Bromo segera pasang muka manis pada orang baru, pada partai baru. Agar tetap bisa terpilih jadi anggota legislatif juga menjadi eksektif.

Di mana kemarin sudah cipika cipiki peluk cium mesra kayak tak akan berpisah! Karena semuanya sudah tidak baik-baik saja, segera harus balik arah, lanjut akan sama-sama menangis tak dapat permen juga roti dari gedung dewan dan istana negara!

Pihak yang di ghosting menggerutu,"Kurang apa lagi sayang, aku sudah habis-habisan mempercayai dirimu, mempercayai partaimu, beserta seluruh sumber daya yang aku miliki, sudah aku kerahkan di seluruh negeri untuk sukseskan hajatan kita, lalu secara sepihak kamu lari mencari lelaki lainnya?" Terlalu dirimu!

Pihak yang meng-ghosting juga tidak kekurangan diksi untuk menjawab peristiwa dan fenomena yang terjadi: karena memang pintar menata kata dan kalimat karena sudah terlatih memiliki jam terbang panjang dalam mengolah opini dengan statement-nya. "Ini hanya sementara dik, jangan dirimu bersedih hati, saat nanti diriku terpilih menjadi RI 1, dirimu bakalan aku jemput dengan kereta kencana masuk ke istana!"

"Cukup! Aku tidak percaya mulut manis dan rayuan gombal mu lagi!" Glodak, hari yang indah itu telah berubah menjadi kemelut prahara tak berkesudahan hingga hari H pilpres di tahun depan!

Dan penonton tercinta alias rakyat yang dijadikan sasaran pendulang suara hanya bisa: termangu, tidak tahu apa yang terjadi dengan para pimpinan mereka. "Apa yang diperebutkan oleh para pimpinan mereka, katanya ingin merebut suaraku, namun kenapa perilaku yang ditunjukkan ke ranah publik, bak perilaku anak kecil semata wayang ku, yang selalu baper (bawa perasaan), saat selesaikan hasrat kebutuhan politik untuk berkuasanya yang kadung membuncah sampai di ubun-ubun!" Sungguh terlalu, kata Mbok Darmi dan Mbah Darmo di Taman Bungkul Surabaya pada pagi ini!

"Bukan begitu mas AAS," ujar Mbah Darmo minta konfirmasi kepada penulis!"

"Sepertinya begitu Mbah Darmo!" Cie cie cie, Mbah Darmo yang biasa jualan bakwan dan tahu goreng, guaya sekarang bisa NGOMPOL ngomong politik juga.

Baca Juga: Menjadi Eksis itu Hukumnya Wajib bagi Anak Republik Ini!

"Jolali Mbah Darmo bikinkan aku secangkir kopi dahulu," baru kita lanjutkan obrolannya.

"Siap mas AAS! Nah gitu dong."

Begitulah kawan para pembaca budiman, cerita tak berujung dari mister AAS pada pagi ini, kiranya Anda juga punya cerita, dan saya harap berbeda ya kisahnya. Agar suara dan gemanya bisa berbeda tidak seragam saja.

Bukankah spirit dalam hidup kita di negeri tercinta ini adalah: Bhineka tunggal Ika. Berbeda pun kita kan anak dari Ibu yang sama.

Ibu Pertiwi tak harus kita buat menangis tak berkesudahan melihat perilaku politik kita yang kekanak-kanakan! "Selak kebelet lungguh kursi Dampar Kencono."

Baca Juga: Sesederhana Itu Cara Menikmati Hidup Yang Paling Epik!

"Malu ah, dilihat Mbah Darmo dan Mbok Darmi di sini di TB SURABAYA."

Kalau tidak mau di ghosting siapapun: baik oleh manusia apalagi oleh sebuah partai, ya, kita harus punya kualitas dan bargaining diri yang tinggi selevel bahkan lebih baik dari kualitas orang atau partai yang meng-ghosting. Itu rumus sederhana nya, rumus sulitnya tidak usah ditulis, kelamaan terlalu banyak teori yang terlibat nantinya!

Hidup rakyat: "Hidup Mbok Darmi dan Mbah Darmo di Taman Bungkul Surabaya!"

Sekian...


AAS, 5 September 2023
Taman Bungkul Surabaya

Editor : Yuris P Hidayat