Catatan Mas AAS
Cara Semesta Mencintai Kita

Ada banyak kejadian. Ada banyak peristiwa. Ada banyak cara. Untuk manusia benar-benar merasakan syukur serta sukacita yang hangat di dalam dirinya.
Manusia harus benar-benar menyengajakan dirinya sendiri untuk menghargai, mencintai dirinya sepenuh hati.
Caranya boleh jadi: kita berusaha mengingat akan keberhasilan-keberhasilan kecil yang pernah dialaminya. Apabila hari ini Anda sebagai seorang mahasiswa S1 semisal, di sebuah PTN ternama macam UB contoh saja, bukankah diri Anda sebetulnya sudah berhasil mengalahkan peserta lain yang dahulu juga berminat masuk kampus yang sama namun gagal dan jumlah nya bisa ratusan orang. Apabila Anda mungkin menjadi seorang pendidik juga di kampus yang sama UB, bukankah hal itu merupakan status yang mentereng? Mentereng status pekerjaan nya sebagai dosen, mentereng juga institusi nya.
Mau diingkari apanya lagi, artinya sudah cukup modal untuk setiap dari kita mau dan mampu mencintai serta menghargai diri dengan proporsional. Ada rasa syukur yang sedemikian besar tentunya Anda menerima anugerah tersebut.
Tentu mencintai diri sendiri serta menghargai diri sendiri ini tidak dalam spirit chauvinisme sebagai seorang manusia! Ala Hitler di Jerman pada saat itu, menihilkan eksistensi manusia lainnya, bukan begitu. Sama sekali tidak itu, cara mencintai diri sendiri yang dapat membuat semesta mencintai kita!
Tulisan ini sebenarnya sebuah inspirasi yang tadi penulis dapatkan sesaat bertemu secara singkat dengan: Dekan Pertanian UB, Prof Mangku Purnomo, Prof Asep Awaludin wakil dekan 1 fakultas perikanan UB dan Owner nya Kampung Cempluk, Kandidat Doktor Redy Eko Prastyo.
Out come berupa kreativitas dan inovasi dari manusia. Adalah kemampuan dirinya dalam hal ini si manusia nya sendiri memunculkan dirinya yang autentik. Lalu tampil percaya diri, untuk menampilkan sebuah gagasan-gagasan besar yang akan dieksekusi nya untuk dikontribusikan bagi kebermanfaatan orang lain yang lebih banyak.
Spirit itu barangkali yang dimiliki oleh Dekan Pertanian FP UB, Wadek satu perikanan UB dan Owner nya Kampung Cempluk Malang. Yang bisa penulis amati dan simpulkan mencuri dengar dan diskusi singkat di kopi tani. Sehingga keduanya mampu melakukan hal-hal yang besar di dalam hidupnya! Dengan penuh gairah serta rasa cinta yang murni!
Itulah cerita singkat mister AAS pagi ini setelah menikmati kopi pagi bersama kolega.
Begitu saja, terima kasih.
Salam entrepreneur selalu!
AAS, 11 September 2023
Kopi Tani FP UB Malang