Catatan Mas AAS

Mengungkap Kekuatan Tersembunyi

Reporter : -
Mengungkap Kekuatan Tersembunyi
Mas AAS

"Untuk mengubah diri kita secara efektif, pertama-tama kita harus mengubah persepsi kita!" (Steven Covey)

Pagi ini jadi mengingat kembali apa yang disampaikan oleh Robin Sharma: "Bahwa semuanya diciptakan dua kali, pertama dalam pikiran dan kemudian dalam kenyataan."

Baca Juga: Guyon Maton Parikeno Wayah Sore

Sembari antar istri ke kantornya, di perjalanan menuju ke tempat kerjanya, pikiran penulis menyibak memori masa silam. Apa saja yang sempat ditanam di pikiran bawah sadar, dan semuanya adalah sebuah sebab yang selalu diulang dan terus dipikirkan oleh pikiran bawah sadar! Yang acap kali tidak disadari oleh pikiran sadar sehari-hari.

Dan pendidikan dari rumah oleh orang tua, lingkungan sekolah oleh guru, serta lingkungan sosial sehari-hari oleh teman telah menyumbang menanam tanaman yang potensial mencetak versi terbaik dari diri seseorang secara cepat dan efektif.

Hal-hal positif selalu mengiringi perjalanan anak manusia itu sedari buaian hingga saat dewasa sekarang, apabila ia selalu dibesarkan dalam pikiran yang konstruktif dan membangun dirinya: diberikan kepercayaan diri, diajari keberanian, tak sekalipun memvonis langsung salah apalagi menolaknya meski anak tersebut melakukan kesalahan, ada pelajaran diskusi mana yang benar dan mana yang salah, dan anak diberikan sebuah haknya untuk berpikir, dan lain sebagainya. Demikian juga sebaliknya yang terjadi.

Dan kini semua itu telah menjadi serangkaian *persepsi* yang bisa jadi mengalami evolusi menuju ke persepsi diri yang lebih memberdayakan, bukan malah sebaliknya menenggelamkan diri dalam jurang kemarahan, kekecewaan, juga kekesalan diri! Karena manusia tersebut sebagai seorang pribadi *gagal* untuk mencintai dan mempercayai dirinya sendiri!

Meski terkesan *sepele* jenis pikiran yang selalu dipelihara, dirawat, diberdayakan terus menerus sejak kecil dalam perjalanan waktu hidup seseorang menjadi semacam _handicap_ atau mental blok untuk seseorang itu melakukan hal-hal yang besar di dalam hidupnya! Saat yang ditanam dan dirawat adalah serangkaian pikiran yang tidak memberdayakan hidupnya macam: kesialan, ketidakmampuan diri, merasa tidak mampu, dan yang paling parah adalah sekumpulan _bullyan_ atau semacam perundungan yang tidak mampu ditolak oleh seseorang di masa kecilnya. Sehingga sampai di perjalanan kehidupan seseorang hingga dewasa, seseorang itu gagal _speak up_ apalagi mau dan mampu _show up_ karena jauh di dalam pikiran bawah sadarnya sudah ada pemicu untuk menolak seseorang mampu memiliki kemampuan di atas, karena *sesuatu* yang kadung tertanam kuat di alam bawah sadar si manusia tersebut.

Bahwa ia tak mungkin mampu, karena tidak ada pengalaman *empiris* yang bisa mendokumentasikan bahwa seseorang itu bisa dan mampu melakukan sesuatu yang positif di dalam hidupnya di masa lalu, kasihan!

Baca Juga: Ibu Bumi

Di perparah dengan ketidakpercayaan diri yang ia peroleh dari orang-orang terdekatnya, dan ia gagal untuk *move on*, dari gempuran perbuatan negatif yang ia alami dalam hidupnya tersebut!

Dan kabar sedihnya: "Peran pikiran sadar hanya menyumbang sebesar 12 prosen dari kesuksesan hidup seseorang, dan 88 prosen dikontribusikan oleh pikiran bawah sadarnya!"

Dan ironisnya pikiran bawah sadar, itu terkait dengan persepsi diri yang positif dan benar kepada dirinya sendiri. Begitu yang kerap disampaikan oleh para guru besar di bidang pengembangan diri di masa lalu atau di masa sekarang, macam Steven Covey, Robin Sharma, dan Bob Proctor!

Kadang saat penulis di bully oleh seseorang, secepat kilat penulis akan bully orang itu balik, untuk menghindari pikiran *kerdil* dari bullyan yang dialami masuk ke dalam pikiran bawah sadar dan menjadi *tanaman negatif* yang merugikan di kemudian hari. Tapi ini tidak mudah dilakukan kalau diri kita sebagai manusia memiliki mental kalah dan kerdil, upps!

Baca Juga: Sukses di Bali AKG Entertainment Siap Gelar Pokemon Run di Surabaya

Tulisan pagi ini untuk mengingatkan diri penulis sendiri, untuk segera melakukan *bebersih* diri atas banyak tanaman negatif, atau bisa jadi semacam tanaman benalu yang menggerogoti tanaman utama yang ada di dalam pikiran bawah sadar, yang sudah tertanam sedemikian lamanya sejak fase hidup di masa kecil mungkin hingga masa dewasa sekarang, kalau itu ada! Dan hanya diri kita sendirilah yang bakalan tahu apakah tanaman negatif itu masih ada?

Dan sisa hidup yang ada untuk berusaha merawat hal-hal berupa tanaman positif yang berada di pikiran bawah sadar. Agar kebaikan, kesehatan, kekayaan, harapan positif, mampu didatangkan semesta dalam kehidupan *penulis juga pembaca* di dalam kehidupannya sehari-hari mulai hari ini dan seterusnya, aamiin yra.

AAS, 01 November 2023
Kota pahlawan Surabaya

Editor : Nasirudin