Ajeng Wira Wati Bopda Sebaiknya Digunakan untuk Menambah Fasilitas Belajar Sekokah

Reporter : -
Ajeng Wira Wati Bopda Sebaiknya Digunakan untuk Menambah Fasilitas Belajar Sekokah
Ajeng Wira Wati (foto dok Jatimupdate.id)

Surabaya,JatimUPdate.id - Dana BOPDA yang diperuntukkan bagi sekolah negeri maupun swasta diharapkan mampu memberikan pelayanan pendidikan yang memadai bagi seluruh siswanya. 

Dalam pengarahan kepada segenap Koordinator Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S), para guru dan tenaga pendidik SD dan SMP Negeri maupun Swasta se-Surabaya, di Gedung Sawunggaling

Baca Juga: DPRD Surabaya: Masa Kadaluarsa Vaksin Polio Harus Diperhatikan

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengajak untuk duduk bersama guna merumuskan penggunaan dana BOPDA tersebut untuk keberlangsungan proses belajar siswa. 

"Saya meminta disepakati antara sekolah negeri dan swasta, standar minimal Surabaya seperti apa? Bukan saya yang menentukan, tapi duduk bersama,” katanya.

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya, Ajeng Wira Wati mengatakan, pemanfaatan dana BOPDA lebih baik dipergunakan untuk menambah fasilitas sarana belajar. 

Baca Juga: Komisi D Minta Dinkes Surabaya Siapkan Layanan Kesehatan bagi Petugas KPPS 

"BOPDA itu rutin, tetapi tetap kurang, lebih baik (dipergunakan) menambah fasilitas sarana belajar masing-masing sekolah. Prioritaskan untuk pengadaan laboratorium bahasa dan olahraga," kata Ajeng saat dihubungi, Minggu (7/1)). 

Caleg incumbent Partai Gerindra dapil Surabaya I ini menjelaskan, terpenting, jangan ada gedung sekolah yang masih rusak atau fasilitas kurang memadai, seperti atap bocor, rapuh, atau kerusakan lainnya.

"Segala fasilitas pendidikan baik akademis ataupun pemenuhan pembelajaran karakter holistik harus terpenuhi, adanya tempat ibadah dan sarana untuk alat transportasi di setiap sekolah," terangnya. 

Baca Juga: DPRD Tekankan BLT Permakanan Rp 200 Ribu Tepat Sasaran

Sebagai lembaga penyelenggara pendidikan, tambah Ajeng sekolah juga harus ramah anak. Artinya, ialah setiap pembelajaran harus tanpa ada diskriminasi.

"Jangan ada diskriminasi. Semua murid harus terlibat dan mendapatkan kesempatan yang sama untuk menambah potensi diri, mengembangkan diri sama dengan murid lainnya," demikian Ajeng Wira Wati. (Roy)

Editor : Ibrahim