Catatan MAS AAS

Sekarang Atau Tidak Sama Sekali!

Reporter : -
Sekarang Atau Tidak Sama Sekali!
Mas AAS

Pagi ini rasanya ingin memahat sepak terjang para pemuda-pemudi hebat. Dalam circle perkawanan yang dimiliki oleh penulis tentunya.

Kenapa begitu? Ya, boleh jadi berangkat dari lingkaran kecil, dan lingkaran besar dari komunitas yang dimiliki oleh penulis. Penulis tahu dan paham kualitas mereka. Berderet anak-anak hebat, lahir, berjuang, dan membangun portofolio dirinya dengan tekun hari-hari ini!

Baca Juga: Mangayubagyo Hari Pendidikan Nasional

Semuanya, mereka dedikasikan untuk profesinya: dalam banyak bidang pekerjaan. Boleh jadi banyak berasal dari institusi pendidikan dan juga lembaga pemerintah, ada juga bertekun dalam lembaga swadaya masyarakat.

Senang dan bahagia saja melihat sepak terjang mereka. Karena bagaimanapun, meski umur tidak dipungkiri merangkak terus menujuNya. Namun soal spirit penulis akan memilih: dalam frame dan sequence derap langkah anak-anak muda yang tidak pernah habis semangatnya untuk berkarya dalam ruang-ruang yang kreatif dan penuh inovasi!

Umur sekadar angka, tetapi menjadi muda adalah sikap. Dan selalu ingin belajar lalu mempraktekkan semua yang sudah dipelajari bagi sebuah komunitas dan sebuah visi hidup, juga soal sikap selanjutnya.

Pagi ini seorang kolega dari UB sudah dinyatakan lulus sebagai seorang Doktor dalam bidang akuntansi di UNAIR. Masih di kampus negeri yang sama, seorang kolega yang berbeda dari sebuah fakultas di Unair, memberi kabar akan pergi ke Negeri Singa, yang ada Patung Merlion nya itu, Singapura, untuk belajar sesuatu! Dan anak asli dari wilayah Jawa Timur sisi timur yaitu kota Besuki. Sedang berkegiatan di ruang inspirasi nya lengkap dengan ubo rampe kang cemepak: rokok kretek 234 plus kopi kentalnya di Paseban tempat merenungnya. Ia begitu gandrung untuk mengoprek perihal mesin kecerdasan Artificial Intelligence yang tengah viral dan menjadi fokus pembicaraan akhir-akhir ini.

Utamanya yang berkecimpung dalam dunia akademis dan para mahasiswa yang sedang mangan bangku sekolahan yang begitu keras baik di level S1, S2, dan S3. Sepertinya akan senantiasa duduk manis di atas kursi ruang belajar nya masing-masing untuk melototi segala prompt terjitu untuk mendapatkan suatu jawaban yang diinginkan seputar persoalan yang dia alami di kampus dari mesin kecerdasan AI. Menarik? Tentu saja!

Jangan sekali-kali bilang anak-anak bangsa di negeri ini kaleng-kaleng! Mereka hari-hari ini sedang bergerak penuh semangat baik dengan terpaksa atau pun dengan kesadaran nya sendiri. Saling terikat dalam spirit kepedulian yang tinggi untuk menyongsong lahirnya Indonesia Emas pada tahun 2045 mendatang. Sebutir pasir dalam niatan ingin selalu berkontribusi bagi Ibu Pertiwi, ia tancapkan dalam dada dirinya yang terdalam dari para pemuda hebat di atas. Karena mereka adalah manusia-manusia pergerakan yang terdidik oleh DNA yang jelas dari leluhurnya dan tentunya juga oleh semesta!

Pada tahun 2045 mendatang, Indonesia genap berusia 100 tahun alias satu abad. Pada tahun tersebut ditargetkan sudah menjadi negara: maju, modern, dan sejajar dengan negara adidaya yang lainnya.

Baca Juga: Kekuatan Berbicara

Sepertinya pemuda dan tentu saja kaum terdidik yang tercerahkan baik pikiran dan jiwanya. Akan turut serta dalam mewujudkan mimpi besar dari negeri tercinta. Tidak bisa diam dan hanya berpangku tangan saja. Tentu saja kita tak ingin dicatat sebagai generasi yang membuat Bocor Alus dari kapal besar Indonesia oleh generasi selanjutnya. Karena tidak acuh akan tujuan bangsa ini di masa depan! Sebuah bukti harus dimulai perjalanannya. Sekarang!

Bagi para pemuda hebat itu: hidup sebagai manusia itu harus menyala. Dan mereka begitu percaya bahwa negeri ini akan menjadi bangsa yang besar di kemudian hari.

Mulai pagi ini, mereka mulai bergerak. Bekerja untuk meraih mimpi besar tersebut. Dan sinkronisasi di dalam hidup pun kerap terjadi. Apa masih Anda sangsikan, hal yang demikian? Maka dari itu tugas utama kita adalah: memperjelas dan mempertegas harapan dan kemauan pada level pribadi, komunal, bahkan negara, kawan!

Sukarno pernah berujar dengan semangatnya yang begitu menggelegar. Teruntuk setiap anak bangsa ini di masa itu: "Bermimpilah setinggi langit! Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang!"

Baca Juga: Mahasiswa Otentik

Sekarang mari kita buktikan hipotesis bapak proklamator tersebut, kawan!

Mugi Gusti ngijabahi, langkah dan jalan yang diretas oleh para pemuda hebat di atas, aamiin yra!

 

AAS, 31 Januari 2024
Bumi Pahlawan Surabaya

Editor : Nasirudin