Catatan Mas AAS

Merangkul Perjalanan Dengan Komitmen Dan Tindakan Yang Konsisten!

Reporter : -
Merangkul Perjalanan Dengan Komitmen Dan Tindakan Yang Konsisten!
Mas AAS

Pagi telah pergi. Ini bukan tentang lagu. Tetapi tentang melihat sebuah perjalanan!


Perjalanan menjadi diri sendiri. Bukan diri orang lain. Dan banyak orang menghabiskan waktu di dalam hidupnya, untuk menemukan versi terunik dari dirinya.

Baca Juga: Mangayubagyo Hari Pendidikan Nasional


Ia coba temukan di lembaran buku yang ia baca, ia coba sampaikan saat bertanya mengadu kepada Tuhan Nya di tiap malam yang panjang, ia coba bertanya kepada orang tuanya, ia pergi ke surau, ke sekolah, dan ke kampus di kota yang jauh. "Apakah sudah bertemu apa yang selama ini ia cari tersebut?"


Sepertinya belum, ia masih merasa gundah. Ia masih begitu berjarak dengan seseorang yang begitu setia menemani hidupnya saban waktu: pagi, siang, sore, malam, hingga pagi yang baru itu datang menghampiri hidupnya kembali. Siapa orang itu? Dirinya sendiri. Namun seseorang itu menyangkalnya, bahwa tak mungkin ia temukan jawaban yang selama ini ia cari justru berada di dalam dirinya sendiri.


Kadang istilah-istilah modern pun penting untuk dimengerti definisinya, juga konteks saat frasa itu mau digunakan untuk menulis menyampaikan rangkaian pemikiran yang berkelindan begitu banyaknya. Macam istilah: komitmen, tindakan, dan konsisten.


Mau berteman, serta berbincang dengan diri sendiri rada susah. Apalagi mau berperilaku dalam sebuah tindakan yang dibarengi komitmen dan konsisten. Sungguh berat, duhai!


Begitu juga sungguh berat, mengelaborasi semua pikiran yang ada di dalam pikiran ini. Dirangkai ukarane lalu diterjemahkan apa maksudnya, sungguh tidak mudah. Ini hanya sekadar sebuah ritus merawat kelangenan menata huruf-huruf latin yang dianyam menjadi kata dan kalimat yang ada artinya. Bagaimana merawat sebuah perjalanan, yang nantinya akan menuju kepada Sang Kekasih pujaan, masak sang jiwa ini tak pernah sekalipun disapa dengan ramah, hanya meluapkan kebutuhan raga yang senyatanya akan sirna tak bersisa. Seturut jadwalnya!

Baca Juga: Kekuatan Berbicara


Perjalanan ini hanya sendirian, dan sang peneman yang setia itu, acap kali kita lupakan.


Boro-boro berterima kasih. Ah, sudahlah, memang tidak mudah menemukan sebuah kesadaran saat menempuh perjalanan ini!


Wahai diriku, terima kasih dan maafkan aku ya.

Baca Juga: Mahasiswa Otentik


Berterima kasih dan memaafkan diri sendiri. Kadang kudu dilakukan dengan komitmen dan konsisten!


Demikian..


AAS, 3 Februari 2024
Emper Rumah Rungkut Surabaya

Editor : Nasirudin